Laporan Jurnalis, Ai Sani Nuraini
, CIAMIS
– Curug lebat yang melanda area Ciamis mulai minggu sore lalu, menimbulkan penggerakan tanah dan berpotensi longsor di daerah RT 01, Dusun Cipeundeuy, Desa Sadapaingan, Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis.
Satu tempat tinggal yang dimiliki oleh seorang penduduk bernama Juningsih mengalami kerusakan ekstrem dan bahkan menjadi rata dengan permukaan tanah.
Satu ekor sapi juga terkubur di bawah tanah dan akibatnya binasa.
Di peristiwa tersebut tidak terdapat korban meninggal, tetapi kerugian finansial dan dampak psikologis masyarakat sangat signifikan.
Pada sore hari sebelumnya, hujan tak berhenti turun, sehingga di samping rumah mulai timbul longsoran kecil serta aliran air yang deras menuju bagian belakang. Pukul 17:00 WIB, intensitas hujannya semakin membesar dan pada akhirnya rumah saya runtuh karena tersapu longsor hingga dataran rendah bersama tanah. Saya tidak memiliki waktu untuk menyelamatkan barang-barang,” ujar Juningsih dengan nada pelan ketika ditemui di lokasi penampungan pada Senin (7/4/2025).
Juningsih saat ini berlindungi sementara di Masjid At-Taqwa sebelum akhirnya menetap sebentar di rumah kerabatnya.
Mengacu pada informasi dari RT setempat, Evi mengatakan bahwa ketika insiden itu terjadi, hal utamanya adalah mengevakuasi penduduk.
“Yang pertama kita amankan dahulu nyawanya, minta mereka untuk mengungsikan diri di masjid. Syukur alhamdulillah kemarin tim dari BPBD, Dinsos, serta Tagana datang membantu dengan memberikan pasokan makanan,” ungkap Evi.
Menurut data awal, Evi menyatakan bahwa di RW 01 ada 37 kepala keluarga dengan jumlah seluruhnya 102 orang yang berlindung.
Tujuh rumah ikut terkena dampak, di mana satu rumah hancur total sampai tidak tersisa lagi, sementara keenam yang lain menderita kerusakan dari ringan hingga parah.
Sekarang kebanyakan penduduk melarikan diri dan berteduh di mesjid terdekat.
Evi pun menyebutkan bahwa masyarakat di RW 01 sangat menginginkan pemerintah memperhitungkan kemungkinan melakukan relokasi hunian mereka.
“Hujan lebat selalu menyebabkan longsoran. Namun saat ini kondisinya bahkan lebih buruk dibanding masa lalunya. Penduduk setempat kini telah merasa sangat gelisah dan prihatin,” ujarnya.
Berdasarkan pengamatan Tribun di tempat peristiwa tersebut, longsoran pun terjadi di berbagai titik tetapi situasinya tidak begitu serius dan masyarakat masih dapat membersihkan bahan dari longsaran itu bersama-sama secara gotong royong.
Mengingat bahwa tanahnya masih tidak stabil dan iklimnya belum mendukung, masyarakat mengharapkan adanya tindakan jangka panjang dari pemkot supaya bisa menetap dengan tenang tanpa khawatir terancam longsor saat musim penghujan datang.
Selanjutnya, BPBD pun sudah menetapkan beberapa dapur darurat di lokasi guna memasok makanan bagi warga yang mengungsi ke Desa Mekarbuana serta desa Sadapaingan, Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis. (*)