Ingin Naik ke Raudhah? Begini Aturannya: Tempat Kumpul dan Pesan Penting bagi Jemaah Haji Indonesia

Ingin Naik ke Raudhah? Begini Aturannya: Tempat Kumpul dan Pesan Penting bagi Jemaah Haji Indonesia



– Di pusat area masjid besar Al-Masjid An-Nabawi, ada suatu lokasi yang sangat didamba oleh jutaan manusia beriman: Raudhah. Letaknya tepat di sela-sela mimbar dan kuburan Nabi Muhammad SAW, serta populer disebut sebagai surganya bumi sesuai dengan perkataan Rasulullah seperti diriwayatkan dalam hadis shohih dari Bukhari dan Muslim.

Oleh sebab pentingannya yang luar biasan, Raudhah senantiasa menjadi destinasi primadona bagi jemaah haji yang berkunjung ke Madinah. Tak sedikit orang percaya bahwa doa mereka akan lebih dikabulkan jika disampaikan di sana. Akan tetapi, akibat ruang yang terbatas serta antusiasme jemaah yang begitu tinggi, pihak berwenang telah menetapkan aturan dan tata cara khusus guna memandu kunjungan ke lokasi sakral tersebut.

Sturnadi, kepala seksi khusus Masjid Nabawi, menyatakan bahwa jemaah haji dari Indonesia tidak perlu mempersiapkan izin untuk berkunjung ke Raudhah secara pribadi. Izin ini, dikenal sebagai tasrekh, telah ditangani oleh Panitia Pelaksana Ibadah Haji Indonesia (PPHI) bekerja sama dengan PPIH Arab Saudi beserta staf pengawas rombongan dan sektor terkait.

“Jemaah hanya perlu menanti instruksi dari petugas kloter. Kami telah mengatur waktunya serta pengelompokannya supaya berjalan dengan terencana dan rapi,” ungkap Surnadi.

Biasanya waktu masuk ke area Raudhah diperkirakan sekitar 20 sampai 30 menit saja. Di dalam periode tersebut, para jemaah boleh melakukan salat sunnah serta mengajukan doa. Selepas itu, mereka akan diajak untuk kembali keluar sehingga memungkinkan rombongan umat Muslim dari negeri lain mendapatkan kesempatan yang sama.

Sistem ini bukan sekadar tentang waktu, tetapi juga terkait lokasi dan kesiapan teknis. Lokasi berkumpul untuk jemaah Indonesia telah disepakati di dekat pintu 360 Masjid Nabawi, yaitu pada area antara pintu 359 sampai 362, yang letaknya tak jauh dari WC 201.

Pada tahap ini, para jamaah perlu telah berkumpul satu jam lebih awal dari waktu kedatangan ke Raudhah, membawa kartu Nusuk mereka, memakai pakaian batik haji, dan bersiap untuk mengikuti instruksi yang diberikan oleh tim koordinator kloter, grup, serta staf KBRI di Mekkah.

Prof. Dr. Aswadi, Konsultan Haji dari Kemenag RI, menekankan bahwa peluang untuk berkunjung ke Raudhah hanya diberikan sekali saat jemaah berada di Madinah. Karenanya, waktu tersebut perlu dioptimalkan dengan baik.

“Beribadahlah dengan sebaik mungkin, karena Raudhah merupakan lokasi yang begitu mustajab dan suci,” kata Aswadi.

Dia juga menyatakan dengan tegas bahwa membawa atribut seperti bendera, spanduk, ataupun melaksanakan live streaming di zona Raudhah adalah dilarang. Kegiatan pengambilan gambar secara berlebihan bisa mengganggu konsentrasi orang-orang saat beribadah serta memiliki potensi untuk mendapat teguran dari pihak keamanan Masjid Nabawi.

Panitia Bimbingan Ibadah dari Daker Madinah akan mempersiapkan rancangan dalam format cetak, yang nantinya disampaikan kepada kepala kelompok, anggota rombongan, serta pendamping KBIHU. Mereka diharapkan untuk aktif memberi arahan pada jamaah sehingga prosedur pendaftaran dapat berlangsung dengan mulus tanpa terjadi kemacetan.

Mengingat kepadatan di Madinah semakin meningkat, (pada tanggal 8 Mei 2025 tercatat ada sekitar 125 kloter atau melebihi 48.628 jemaah asal Indonesia sudah sampai), sistem antrian dan pembimbingan ini menjadi sangat vital.

Pejabat sektoral telah merancang taktik untuk memastikan setiap jamaah menerima giliran yang adil. Mereka juga bersiap sedia untuk menolong para jamaah yang hilang dari grupnya atau terpisah dalam antrian.

Kelompok yang belum memiliki jadwal untuk memasuki Raudhah dimohon agar tidak bersikeras. Mendekati area tanpa persetujuan bisa mengacaukan sistem dan mungkin menyebabkan peringatan dari petugas keamanan.

Dengan sabar, teratur, serta menaati seluruh instruksi petugas, para jamaah haji dari Indonesia diharapkan bisa melaksanakan ibadahnya di Raudhah dengan tertib, damai, dan khusyu’. Karena taman surgawi ini tak sekadar tentang lokasi, tetapi juga tentang bagaimana kita bersikap.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com