Warta Bulukumba
– Jakarta, Sabtu pagi, sebuah layar lebar di kawasan Setiabudi memutar cuplikan film yang membuat penonton tercekat lalu tergelak. Seorang ibu, dengan wajah penuh percaya diri, berkata: “Pengeluaran kita cuma 5.000 sebulan.” Di sampingnya, sang suami ternganga tak percaya.
Itulah pembuka trailer Keluarga Super Irit, film terbaru produksi Falcon Pictures yang akan segera tayang kamis 12 Juni 2025.
Namun jangan tertipu. Di balik tawa yang disuguhkan, film ini sejatinya adalah potret getir tentang keluarga biasa yang berjuang melawan mahalnya hidup—dengan cara yang luar biasa. Bukan sekadar film, tapi cermin keadaan: sebuah satire di tengah hidup yang kian mahal.
Dari botol cawik hingga timbangan sendiri
Linda (Widi Mulia) dan Toni Sukaharta (Dwi Sasono) adalah pasangan kepala keluarga yang punya satu misi besar: bertahan hidup dengan pengeluaran seminim mungkin. Mereka hanya membelanjakan Rp 5.000 per bulan, sebuah angka yang tak masuk akal—tapi itulah dunia mereka.
Ide-ide hemat ekstrem menjadi tulang punggung cerita. Dari penggunaan “Botol Cawik”—botol bekas yang dijatah satu liter air per orang untuk mandi dan buang air, hingga praktik belanja daging dengan timbangan sendiri di pasar, setiap tindakan mereka adalah upaya cerdik nan lucu untuk merebut kendali atas keuangan keluarga.
Namun tak semua anggota keluarga bisa menerima ini begitu saja. Sally (Widuri Putri Sasono), sang anak perempuan, mempertanyakan logika hemat ala ibunya, terutama saat uang kembalian Rp 50 perak dari minimarket didonasikan tanpa diskusi.
Ketika harus tinggal di rumah berlantai tanah
Tekanan ekonomi memaksa keluarga Sukaharta pindah dari rumah mereka ke tempat baru—yang bahkan lebih menyerupai gubuk. Lantai tanah, atap jerami, dan dinding reyot menjadi saksi bahwa hidup tak selalu sejalan dengan impian.
Toni, sang ayah, merasa gagal. Tapi dalam kesedihan itu justru muncul pernyataan tulus: “Walaupun atapnya jerami, lantainya tanah, tapi lebih baik di sini. Rumah kita sendiri.”
Pesan ini kemudian ditegaskan oleh Kenny (Den Bagus Satrio Sasono), si bungsu, yang berkata, “Kata kuncinya adalah: Kita.”
Dibintangi oleh keluarga nyata dan komedian legendaris
Film ini tak hanya menampilkan Dwi Sasono dan Widi Mulia sebagai pasangan fiktif, tapi juga melibatkan anak mereka di dunia nyata. Chemistry keluarga ini terasa organik dan menyentuh.
Di sisi lain, kehadiran Indro Warkop, Onadio Leonardo, Oki Rengga, Dayu Wijanto, dan Coki Pardede menyuntikkan energi komedi dan kritik sosial yang tajam.
Menurut Indro Warkop, “Ini sebetulnya adalah sebuah ungkapan paradoks di tengah masyarakat kita yang konsumtif banget.” Sebuah sindiran halus yang dibalut tawa.
Adaptasi dari komik Korea yang melejit
Disutradarai oleh Danial Rifky, film ini diadaptasi dari komik laris karya Yim Chang Ho asal Korea Selatan, yang diterbitkan oleh Bhuana Ilmu Populer (BIP) Gramedia. Gaya hidup irit ini bukan fiksi sepenuhnya, tapi lahir dari realitas banyak keluarga urban yang hidup dari gaji ke gaji.
Keluarga Super Irit (2025) siap tayang serentak di bioskop seluruh Indonesia mulai 12 Juni 2025. Film ini akan menjadi pilihan utama keluarga yang ingin menertawakan (atau merefleksikan) hidup mereka sendiri di tengah krisis harga dan gaya hidup sosial media.***