OKE FLORES.COM –
Papua Barat Daya, provinsi termuda di Indonesia yang lahir di penghujung 2022, kembali membuat gebrakan.
Baru dua tahun berdiri, provinsi ke-38 ini tak mau berlama-lama duduk manis. Kali ini, pemerintah daerah menggulirkan wacana besar: membentuk tujuh kabupaten baru sekaligus!
Tujuannya jelas mempercepat pemerataan pembangunan, memudahkan layanan publik, dan memperkuat wilayah adat.
Di tanah yang luas, penuh hutan, gunung, dan pulau-pulau kecil seperti Papua Barat Daya, hadirnya kabupaten baru bisa jadi jawaban untuk mengatasi kesenjangan antarwilayah.
Gubernur Mohammad Musa’ad menegaskan, “Pemekaran bukan hanya soal politik. Ini soal kemanusiaan. Bagaimana pelayanan bisa hadir lebih dekat bagi warga yang selama ini tinggal di wilayah terisolasi.”
Ini Daftar 7 Wilayah yang Diusulkan Jadi Kabupaten Baru:
1. Kabupaten Raja Ampat Selatan
- Ibu kota usulan: Misool
- Alasan: Terpencil dan akses ke Waisai sangat sulit. Kaya akan potensi wisata dan budaya bawah laut kelas dunia.
2. Kabupaten Raja Ampat Utara
- Wilayah: Kepulauan Wayag, Ayau, dan sekitarnya
- Alasan: Ciri budaya dan geografis berbeda dari selatan, perlu pemerintahan sendiri agar pembangunan tepat sasaran.
3. Kabupaten Salawati Raya
- Wilayah: Pulau Salawati dan pesisir sekitar
- Potensi: Sumber daya laut dan wisata bahari luar biasa. Bisa jadi pusat ekonomi biru Papua Barat Daya.
4. Kabupaten Seget Maybrat
- Asal: Gabungan wilayah dari Sorong dan Maybrat
- Fokus: Perkuat pertanian, perikanan, dan konektivitas antar kampung di pedalaman.
5. Kabupaten Kokoda Selatan
- Penduduk: Mayoritas Suku Kokoda
- Alasan: Wilayah adat terpencil, akses ke Teminabuan sangat jauh. Masyarakat ingin pemerintahan yang lebih dekat dan responsif.
6. Kabupaten Maybrat Tengah
- Wilayah: Pegunungan tengah Maybrat
- Tujuan: Mendekatkan sekolah, fasilitas kesehatan, dan pembangunan ke daerah yang sangat terisolasi.
7. Kabupaten Moi Raya
- Penduduk: Masyarakat adat Moi
- Alasan: Penguatan identitas adat dan pemberdayaan lokal. Menjadi simbol pengakuan wilayah adat dalam pemerintahan.
Dukungan Mengalir, Tapi Tantangan Juga Berat
Dukungan datang dari berbagai pihak DPR Papua Barat Daya, tokoh adat, kepala daerah, dan masyarakat akar rumput. Mereka melihat pemekaran ini sebagai peluang emas untuk membenahi kesenjangan pelayanan dan membuka lapangan kerja.
Namun, jalan menuju pemekaran tidak mulus. Pemerintah pusat masih menahan pemekaran daerah demi menjaga stabilitas fiskal.
Selain itu, tantangan lain seperti ketersediaan anggaran, SDM, dan infrastruktur pemerintahan harus dijawab dengan cermat.
Harapan Warga: Jangan Hanya Bagi-Bagi Kekuasaan!
Masyarakat di Misool, Salawati, dan Kokoda punya harapan besar. Mereka ingin pemekaran ini bukan hanya proyek elite, tapi benar-benar menyentuh kehidupan sehari-hari.
Mereka ingin puskesmas yang dekat, sekolah yang terjangkau, dan jalan desa yang layak.
“Kalau hanya ganti nama dan tambah pejabat, itu bukan yang kami mau. Kami ingin pembangunan hadir nyata,” kata seorang tokoh adat di Misool.
Papua Barat Daya, Menuju Masa Depan yang Lebih Merata
Jika terealisasi, pemekaran tujuh kabupaten ini akan mengubah wajah Papua Barat Daya.
Bukan hanya menambah jumlah daerah, tapi juga membuka peluang besar untuk keadilan pembangunan, penguatan kearifan lokal, dan pelayanan publik yang lebih manusiawi.
Papua Barat Daya sedang menata masa depan. Dan siapa tahu, tujuh kabupaten baru inilah yang akan jadi lokomotif perubahan.***