Terdapat 760 ruang kelas dari tingkat SD hingga SMP yang rusak. Kabupaten Gresik tahun ini merencanakan untuk merehabilitasi total 349 ruangan di 130 sekolah. Proses lelang untuk tiga kontrak proyek pemugaran saat ini telah dimulai. Misalnya seperti peningkatan kondisi gedung SDN 369, SDN 329, serta SDN 339.
“Usulan kami disesuaikan dengan permintaan Pak Wabup. Selain keadaan gedung, hal ini mencakup pula tingkat keseriusan kebutuhan kelas di sekolah tersebut serta jumlah muridnya,” jelas Sekretariat Dinas Pendidikan Gresik Herawan Eka Kusuma.
Dari total 130 sekolah tersebut terdiri dari 95 tingkat SD yang memiliki sebanyak 179 kelas. Dana yang diperlukan untuk proyek ini mencapai angka Rp 42,5 miliar. Selanjutnya, dalam tahapan SMP, pihak berwenang mengajukan kebutuhan sekitar 170 ruangan di 35 Sekolah Menengah Pertama Negeri.
Dengan dana yang dibutuhkan sebesar Rp 33,2 miliar.
Herawan mengatakan bahwa 349 kamar tersebut direncanakan dapat ditingkatkan tahun ini. Akibatnya, total ruang kelas di sekolah yang rusak bisa menurun secara signifikan.
“Benar sekali, setiap tahun kita harus meningkatkan upaya perbaikan sebanyak mungkin untuk mengurangi kerusakan dengan signifikan,” tambahnya.
Pembaruan untuk area kelas yang rusak tersebut mencakup sejumlah tingkat keseriusan sebagai fokus utama. Di luar kerusakan ringan hingga parah, faktor lainnya adalah bahwa proses belajar mengajar tidak dapat dipindahkan ke tempat lain.
Wakil Bupati Asluchul Alif menduga bahwa biaya untuk merehabilitasi sekolah-sekolah yang rusak mencapai sekitarRp 400 miliar. Berdasarkan informasi itu, mereka akan merumuskan urutan prioritas proyek-proyek yang harus diselesaikan dalam periode seratus hari kerja, yaitu di tahun 2025 dan 2026.
“Target kita tetap hingga tahun 2030. Kami akan berkomunikasi dengan legislatif terkait penggunaan dana pokir karena hanya dapat dijalankan mulai tahun 2026,” ungkap Alif.