Asia Markets Slide Further Morningside (7/4); Hang Seng dan Taiex Drop Sharply 9%

Asia Markets Slide Further Morningside (7/4); Hang Seng dan Taiex Drop Sharply 9%


.CO.ID – JAKARTA

. Bursa Asia mengalami penurunan pada pembukaan perdagangan pagi ini. Pada Senin (7/4) pukul 08:21 WIB, Indeks Nikkei 225 turun sebesar 7,01% mencapai level 31.413,53. Demikian juga, Indeks Hang Seng membukan dengan kerugian 9,28% hingga angka 20.730,05.

Sementara itu, indeks Taiex mengalami penurunan sebesar 9,76% menjadi 19.217,65. Indeks Kospi juga ikut merosot 4,56% hingga mencapai angka 2.352,91, dan indeks ASX 200 menurun 4,74% menjadi 7.304,5.

Pada saat yang sama, indeks FTSE Straits Times mengalami penurunan sebesar 8,5% hingga mencapai level 3.500,48, sementara FTSE Malay menurun 3,42% menjadi berada di posisi 1.452,76.

Bursa Asia melanjutkan tindakan penjualan pada awal minggu ini akibat ketakutan terkait perselisihan perdagangan global yang disebabkan oleh tariff dari Presiden AS Donald Trump, hal tersebut mendorong perilaku investor untuk menghindari aset dengan tingkat risiko tinggi.

Di sesi pembukaan perdagangan, bursa saham Jepang menjadi pemuncak penurunan dalam wilayah tersebut. Indeks utama Nikkei 225 melorot sebesar 8,03% saat dimulai, sedangkan indeks Topix dengan cakupan lebih luas merosot 8,64%.

Sebelumnya, perdagangan berjangka pada bursa saham Jepang ditahan sementara karena terjadi pemutus listrik.

Di Korea Selatan, indeks Kospi melemah 4,34% saat pembukaan, sementara indeks Kosdaq yang menargetkan perusahaan kapitalisasi kecil mengalami penurunan sebesar 3,48%.

Secara serupa, indeks S&P/ASX 200 di Australia jatuh 6,07% saat dibuka. Indikator utama ini melorot ke zona koreksi dengan penurunan 11% dari puncak terakhirnya yang dicapai pada bulan Februari, seperti yang terlihat dalam sesi perdagangan sebelumnya.

Kontrak berjangka di pasar saham Amerika Serikat mengalami penurunan akibat kekecewaan investor terhadap kemampuan pemerintah Donald Trump dalam merundingkan kesepakatan yang dapat menyebabkan pengurangan tingkat suku bunga.

Pada saat yang sama, harga minyak Amerika Serikat jatuh di bawah US$ 60 per barel. Harga kontrak berjangka untuk minyak mentah WTI anjlok lebih dari 3%, mencapai US$ 59,74; ini adalah level terendahnya sejak bulan April tahun 2021.

Pejabat ekonomi senior milik Trump mengabaikan kecemasan tentang kemungkinan inflasi serta resesi, menyatakan bahwa bea masuk akan dipertahankan tidak peduli apa yang terjadi pada kondisi pasar.

Meskipun demikian, saham di Amerika Serikat mengalami penjualan massal yang drastis pekan lalu, usai China memberikan balasan dengan penerapan tariff tambahan terhadap produk-produk dari AS. Hal ini menimbulkan ketakutan tentang potensi perang perdagangan global yang bisa berujung pada resesi dalam ekonomi nomor satu dunia itu.

Pada akhir pekan yang lalu, indeks Dow Jones Industrial Average tutup merosot 2.231,07 poin atau 5,5%, mencapai angka 38.314,86, mengalami penurunan tertinggi sejak bulan Juni tahun 2020 saat masa pandemi COVID-19 berlangsung.

Sama seperti dua-duanya, indeks S&P 500 menutup sesi dengan anjlok 5,97% menjadi 5.074,08, yang merupakan penurunan tertinggi sejak Maret 2020.

Sementara itu, Indeks Nasdaq Composite, yang meliputi berbagai perusahaan teknologi dengan penjualan ke China serta produksi di negara tersebut, jatuh sebesar 5,8% menjadi 15.587,79. Ini mengakibatkan indeks terkoreksi 22% dari puncaknya pada bulan Desember, menandakan kondisi pasar yang lemah sesuai standarnya Wall Street.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com