Jakarta, IDN Times
– David Baszucki tercatat dalam daftar miliarder dunia versi Forbes 2025. Dia merupakan pendiri dan CEO Roblox, sebuah platform game daring berbasis komunitas.
Roblox membolehkan anak-anak dan remaja untuk membuat dan bermain game yang dibuat oleh pemakai lain. Platform ini sudah berkembang menjadi salah satu dari beberapa ekosistem digital terbesar di planet bumi.
Selain sebagai sarana hiburan, Roblox juga membuka peluang ekonomi bagi para kreatornya melalui sistem monetisasi yang terintegrasi di dalam game.
1. Kekayaannya capai 4,7 miliar dolar AS
Baszucki tercatat memiliki kekayaan sebesar 4,7 miliar dolar AS menurut data Forbes per 3 Mei 2025. Mengacu kurs terkini di Rp16.437 per dolar AS maka kekayaannya setara Rp77,25 triliun.
Posisinya di peringkat 979 dalam daftar orang terkaya di dunia tahun 2025 diraih oleh dia. Forbes melaporkan bahwa hartanya yang signifikan ini berasal dari industri game online dan ia adalah seseorang yang menjadi kaya dengan usaha sendiri tanpa bantuan pihak lain.
2. Roblox jadi mesin uang bagi kreator game
Platform Roblox yang dipimpin David Baszucki tidak hanya menjadi sarana bermain, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi para penggunanya.
Pada 2021, Roblox tercatat memiliki 50 juta pengguna aktif harian. Para pengguna menghabiskan waktu bermain hingga 41 miliar jam di dalam platform tersebut.
Pada tahun tersebut, lebih dari 2.200 kreator mendapatkan pendapatan melebihi 10 ribu dolar AS, dan sebanyak 500 kreator lagi menerima lebih dari 100 ribu dolar AS. Menurut catatan Forbes, jumlah bayaran yang dibagikan ke para kreator mencapai lebih dari 500 juta dolar AS.
3. Profil singkat Baszucki
Dilansir
Good Returns
, Baszucki merupakan pengusaha, insinyur, dan pengembang perangkat lunak kelahiran Kanada yang kemudian menjadi warga negara Amerika Serikat.
Dia lahir pada 20 Januari 1963 di Kanada dan tumbuh besar di Eden Prairie, Minnesota. Selama masa sekolahnya di Eden Prairie High School, Baszucki sempat menjadi pembawa acara siaran radio sendiri.
Ketertarikannya pada bidang teknik dan ilmu komputer membawanya melanjutkan pendidikan ke Stanford University. Dia menyelesaikan studi pada 1985 dan lulus sebagai General Motors Scholar di jurusan teknik elektro.