PIKIRAN RAKYAT –
Israel terus melakukan pembantaian warga sipil di Jalur Gaza, Palestina. Sejak serangan Oktober 2023, Israel telah menewaskan 54.927 warga Palestina, menyebabkan 126.615 warga lainnya terluka, dan 11.000 orang hilang.
Di tengah banyaknya warga Palestina yang menjadi korban, Kelompok pejuang Palestina, Hamas menuding pusat bantuan yang diurus Amerika Serikat-Israel sebagai ‘perangkap maut’.
Dalam sebuah pernyataan Senin, 9 Juni 2025, Hamas mengatakan puluhan warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, tewas dalam beberapa jam terakhir akibat penembakan brutal yang menargetkan lingkungan permukiman dan rumah-rumah penduduk di seluruh Jalur Gaza.
Pada Senin pagi sekitar 10 warga sipil yang kelaparan di dekat dua pusat bantuan di sebelah barat Rafah dan selatan Kota Gaza tewas ditembaki Israel. Selain itu, puluhan lainnya mengalami luka-luka.
Hamas menggambarkan hal tersebut sebagai kejahatan terorganisir dengan kedok ‘kemanusiaan’ yang sebenarnya palsu. Israel penjajah telah menggunakan pusat distribusi bantuan untuk menyerang warga Palestina.
“Pendudukan Israel mengeksploitasi ‘pusat distribusi bantuan’ untuk memikat warga sipil ke zona penyangga di bawah kendali militer penuhnya, lalu menargetkan mereka dengan amunisi aktif. Ini adalah kejahatan perang yang menambah catatan pelanggaran pendudukan yang panjang,” demikian pernyataan Hamas dilaporkan Quds Press.
Hamas menegaskan bahwa kejahatan pendudukan Israel terhadap Palestina, termasuk kelaparan, pembunuhan, dan eksploitasi bantuan, merupakan kejahatan perang dan genosida yang dilakukan secara terbuka dan di hadapan dunia.
Neraka di bumi
Situasi buruk yang tengah terjadi di Gaza dinilai lebih buruk dari neraka di bumi. Hal ini diungkapkan oleh Presiden Komite Internasional Palang Merah (ICRC), Mirjana Spoljaric.
“Kemanusiaan sedang gagal di Gaza. Kita tidak bisa terus melihat apa yang terjadi,” katanya.
ICRC saat ini menempatkan sekitar 300 staf di Gaza dan membantu orang-orang yang terdampak genosida di Gaza. Spoljaric mengatakan rumah sakit yang dikelola IRC di Rafah dibanjiri korban dalam beberapa hari terakhir.
Saksi yang berada di lokasi mengatakan militer Israel penjajah menembaki kerumunan warga Palestina yang mencoba mendapatkan bantuan pangan yang begitu dibutuhkan.
“Situasi di wilayah tersebut melampaui standar hukum, moral, dan kemanusiaan yang dapat diterima. Fakta bahwa kita menyaksikan suatu bangsa dilucuti sepenuhnya dari martabat kemanusiaannya seharusnya benar-benar mengejutkan hati nurani kolektif kita,” tuturnya dilaporkan Arab News.
Lebih lanjut, dia mengatakan pemimpin dunia harus berbuat lebih banyak dan lebih nyata dalam upaya mengakhiri penderitaan warga Palestina di Gaza.
“Konsekuensinya akan menghantui mereka dan sampai ke rumah mereka,” katanya.
Sejak serangan Oktober 2023, Israel telah menyebabkan 54.927 warga Palestina meninggal dunia. Serangan Israel juga menyebabkan 126.615 lainnya terluka, dan 11.000 orang dinyatakan hilang.***