Jakarta – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh pemerintah telah memberikan dampak signifikan pada omzet kantin-kantin sekolah di seluruh Indonesia. Program ini, yang bertujuan untuk memastikan anak-anak di sekolah mendapatkan makanan yang bergizi tanpa biaya, telah menyebabkan penurunan drastis dalam penjualan makanan dan minuman di kantin sekolah.
Di Kabupaten Sidoarjo, misalnya, para pedagang kantin seperti Endang, yang sudah menjalankan usahanya selama 10 tahun di kantin SDN Larangan, mengaku bahwa omzet hariannya menurun hingga 70% sejak program MBG mulai berjalan. “Anak-anak yang biasa beli nasi jadi berkurang, bahkan tidak ada yang beli sama sekali. Hanya minuman es saja yang laris terjual,” kata Endang. Program ini membuat para siswa lebih memilih menikmati makanan gratis yang disediakan oleh pemerintah, yang berarti penjualan makanan berat di kantin anjlok.
Tidak hanya di Sidoarjo, fenomena yang sama juga terasa di Kabupaten Malang. Di SMPN 2 Kepanjen, Ria Mulyani, seorang pedagang mie dan bakso, melaporkan penurunan penjualan hingga 80%. “Kalau saya (jual) mie dan bakso, kan enggak ada bosannya ya. Tapi teman-teman yang lain bisa 90 persen berkurangnya. (Misalnya yang jualan) nasi seperti ayam geprek, karena nanti juga ketemu nasi juga kan saat makan siang (Program MBG),” keluh Ria. Dampak ini membuat para pedagang khawatir akan keberlangsungan usaha mereka, terutama mengingat mereka juga harus membayar sewa dan biaya kebersihan untuk menjaga kantin tetap beroperasi.
Di Yogyakarta, Desi, seorang pengelola kantin di SD Negeri Lempuyangwangi, juga mengalami penurunan omzet. Meski anak-anak masih berkunjung ke kantin, Desi mengakui bahwa penjualan menjadi sangat sepi. “Saya pribadi menjadi tulang punggung keluarga. Sebenarnya kekhawatiran ada, pasti akan berdampak ke kami,” jelas Desi. Dia berharap pemerintah bisa mempertimbangkan kondisi para pengelola kantin dan memberikan solusi agar mereka tidak terlalu terdampak negatif oleh program ini.
Pemerintah telah merespons keluhan ini dengan janji untuk mengevaluasi program MBG. Juru bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Adita Irawati, menyatakan bahwa keluhan dari para penyelenggara kantin akan menjadi masukan untuk pemerintah. “Jadi apa yang kemudian menjadi masukan dari para penyelenggara kantin, yang ada di sekolah-sekolah, kita akan jadikan masukan. Nanti kita akan pikirkan lagi bagaimana agar nanti pola MBG ini juga bisa melibatkan kantin-kantin ini. Kita akan pilihkan ke depan,” kata Adita.
Selain itu, Pj Gubernur Jakarta, Teguh Setyabudi, juga menyatakan bahwa evaluasi terhadap dampak program MBG terhadap omzet kantin sekolah akan dilakukan. “Ini kan MBG masih dievaluasi ya, masalah kantin tersebut juga akan dievaluasi,” tegas Teguh. Program ini memang bertujuan memberikan manfaat nutrisi kepada anak-anak, namun pemerintah mulai menyadari pentingnya juga memperhatikan perekonomian mikro di sekolah-sekolah.
Dengan evaluasi dan penyesuaian yang tepat, diharapkan program MBG dapat berjalan dengan lebih harmonis, memastikan kesejahteraan anak-anak sekolah tanpa mengorbankan keberlangsungan usaha kecil di sekitar mereka.