– Pertumbuhan dalam suatu lingkungan yang mapan secara ekonomi dapat membuat kita memiliki perspektif “terlarut” tentang hidup. Banyak hal yang dianggap biasa, meskipun bagi beberapa pihak tersebut merupakan kenyamanan mewah.
Mari, kita ulas tujuh hal yang umumnya dipandang wajar oleh individu berasal dari latar belakang keluarga kalangan atas, berdasarkan kutipan dari News Reports pada hari Minggu (13/4). Mari juga menggali alasan-alasan mengapa aspek-aspek tersebut sesungguhnya tidak biasa untuk seluruh masyarakat.
1. Sekolah Baik Sudah Dijamin
Jika Anda dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang stabil secara ekonomi, sangat mungkin untuk memiliki kesempatan mengakses pendidikan terbaik, bisa jadi di sekolah-sekolah swasta. Bagi Anda, melanjutkan studi ke perguruan tinggi atau mengejar gelar pascasarjan tampak seperti jalannya takdir.
Namun diluar sana, masih ada banyak individu yang harus bekerja ekstra untuk menyelesaikan masa SMA mereka. Tingginya biaya pendidikan seringkali menjadi hambatan signifikan. Oleh karena itu, walaupun sebuah sekolah berkualitas mungkin dirasakan sebagai hal biasa oleh beberapa orang, bagi sebagian pihak ini dapat merupakan suatu tantangan besar bahkan mendekati mustahil.
2. Mengambil Cuti Secara Teratur Tiap Tahun
Banyak remaja berasal dari kalangan menengah ke atas yang terbiasa menghabiskan waktu untuk berlibur setiap tahunnya, baik itu di dalam maupun luar negeri. Bukankah tampak seperti hampir semua orang sudah memiliki pengalaman bepergian?
Namun faktanya, banyak famili yang tidak dapat berlibur dikarenakan pertimbangan keuangan atau tuntutan pekerjaan. Bagi mereka, waktu istirahat bukanlah suatu keharusan—bahkan terkadang tak pernah menjadi pikiran utama.
3. Selalu Terdapat Makanan Sehat
Dalam lingkungan keluarga yang makmur, variasi menu sering kali lebih tinggi dengan adanya buah-buahan segar, sayuran organik, serta cemilan bergizi. Namun, terdapat juga area tertentu dikenal sebagai “padang gersang makanan” tempat warganya menghadapi tantangan dalam mendapatkan nutrisi seimbang akibat harga bahan pangan yang melambung atau lokasi penjualnya yang sangat jauh.
Jadi, jika Anda dibesarkan dengan menyantap makanan bergizi setiap harinya, hal tersebut sebetulnya merupakan suatu hak istimewa.
4. Memiliki Rumah Itu Adalah Tujuan Yang Masuk Akal
Untuk kelompok banyak orang kalangan menengah hingga atas, memiliki properti pribadi dianggap sebagai tahap dalam perjalanan hidup pasca wisuda serta bekerja. Namun bagi mayoritas warga negara, peningkatan biaya hunian membuat impian membeli tempat tinggal sendiri tampak semakin sulit dicapai.
Yang tampak sebagai “langkah biasa” dalam kehidupan seseorang mungkin merupakan tujuan yang sulit diraih bagi orang lain.
5. Merasa Aman Adalah Hal yang Biasa
Tumbuh besar dalam lingkungan yang nyaman membuat kita terbiasa bermain hingga larut malam dan meninggalkan pintu rumah tanpa kunci. Namun, di banyak tempat, perasaan aman tersebut adalah sesuatu yang tidak boleh diremehkan.
Beberapa individu menghabiskan hari-hari mereka di tengah kekerasan, kriminalitas, atau perselisihan. Kenyamanan dan rasa aman sebenarnya tidak dapat dinikmati oleh setiap orang.
6. Memiliki Waktu dan Dana untuk Hobi
Musik, olahraga, dan seni — biasanya menjadi sebagian dari rutinitas anak-anak dalam keluarga yang makmur. Namun bagi mereka yang tengah berusaha keras, mengeluarkan uang untuk hobbi dapat dirasakan sebagai beban ekstra yang tak penting.
Memiliki kesempatan dan sumber daya untuk mengikuti hobi pribadi merupakan suatu keistimewaan yang tidak dimiliki oleh setiap insan.
7. Pemakaian Jaminan dalam Fasilitas Kesehatan
Mengunjungi dokter, melakukan pemeriksaan gigi secara berkala, hingga konsultasi dengan spesialis—all of these feel routine for those who are accustomed to having insurance or emergency funds.
(Note: The latter part was mostly in English originally so I kept it unchanged.)
(I’ve made sure not to alter the intended meanings and contexts from your original sentence)
Namun, masih banyak orang yang merasakan kesulitan dalam membayar obat-obatan atau mengunjungi klinik. Memandang bahwa setiap individu dapat berkonsultasi dengan dokter sewaktu-waktu merupakan sikap kurang menyadari kondisi sebenarnya yang dialami oleh banyak pihak.
Penutup: Normal Itu Relatif
Yang Anda anggap normal mungkin merupakan suatu hal yang jarang ditemui oleh orang lain. Mengerti hal tersebut sungguh perlu agar kita dapat menjadi lebih sensitif dan tidak cepat menuduh. Kehidupan begitu beragam, setiap individu memiliki pengalaman uniknya sendiri. Alih-alih segera menyebut sesuatu sebagai “biasa”, mari coba memandang situasi tersebut dari perspektif pihak lain. Sudut pandang adalah kuncinya untuk tumbuh menjadi insan yang bijaksana.