5 Lagu Populer yang Dibilang Paling Mengganggu dan Overhyped!

5 Lagu Populer yang Dibilang Paling Mengganggu dan Overhyped!

Banyak lagu yang sukses mencapai puncak tangga lagu dan diputar hingga miliaran kali, namun popularitas tidak selalu menjamin kualitasnya. Di balik kesuksesan tersebut, terdapat beberapa lagu yang malah membuat penonton mengernyit. Ini bukan disebabkan oleh lirik yang mendalam atau melodi yang rumit, tetapi karena betul-betul sangat menyebalkan untuk didengarkan.

Tidak tahu apakah disebabkan oleh vokal yang menusuk telinga, lirik yang tampak dibuat-buat, atau irama yang monoton hingga membuat kepala penumpukan, lagu-lagu itu menjadi seperti “tortur audio” yang anehnya tetap populer. Menariknya, sebagian dari karya musik ini tidak hanya dikenali luas, melainkan juga mengambil alih ruang publik selama periode cukup panjang.

Beberapa lagu itu telah meresap ke dalam budaya pop, meskipun banyak orang secara diam-diam mengeluh tiap kali alunan musiknya mulai terdengar. Lagu apakah yang menurut Anda sangat berhasil namun begitu menjengkelkan sehingga sulit didengarkan?

1. “Lines Kabur” – Robin Thicke bersama T.I., Pharrell

Ketika single ini diluncurkan pertama kalinya, sepertinya tak ada tempat terlindungi darinya. Diperdengarkan dimana-mana, baik melalui radio maupun iklan televisi, “Blurred Lines” langsung menjadi sensasi dalam industri musik pop. Meski demikian, banyak orang bertanya-tanya mengapa sebuah lagu yang memiliki lirik cukup kontroversial bisa mencapai kesuksesan besar dan mendapat sedikit kritikan pada saat debutnya.

Permasalahan lain pada lagu tersebut terletak di mutunya yang kurang memadai dan dapat dikatakan sangat mengecewakan.
Beat
-Suarnya terdengar membosankan dan mengganggu, sedangkan vokalnya cenderung lemah.

Bukan terdengar seksi atau menarik, lagu tersebut justru terkesan seperti parodi sederhana. Tidak mengherankan jika banyak orang menyertakannya sebagai salah satu dari daftar lagu paling menjengkelkan dalam musik kontemporer.

2. “Dance Monkey” – Tones and I

Tidak dapat dibayangkan bahwa lagu tersebut sempat menjadi musik terpopuler secara global. “Dance Monkey” berhasil menduduki puncak chart internasional dan tetap populer hingga mencapai triliunan putaran di bermacam-macan layanan streaming. Ironisnya, kesuksesan besar itu malah memicu pertanyaan tentang elemen-elemen apa saja yang menjadikan lagu ini begitu menggoda bagi pendengarnya.

Suaranya dianggap terlalu manja dan mengganggu, sedangkan alunannya malah dirasakan monoton dan terlalu dibuat-buat untuk didengarkan.
catchy
Banyak orang berpendapat bahwa lagu tersebut sebaiknya tidak dipublikasikan karena kurang memiliki dasar musikal yang solid.

Lagu ini menjadi teladan ideal tentang cara sebuah lagu dapat viral tidak lantaran keindahannya, tetapi gara-gara pemutarnya yang berulang-ulang hingga pada akhirnya menempel di pikiran orang meskipun hal itu membuat seseorang frustrasi.

3. “Gadis” – The Dare

Sering dijuluki sebagai edisi elektrik Mötley Crüe, tetapi tidak dengan makna positif. Musik mereka menggambarkan aura pemberontak dan energi liar; sayangnya justru keluar sebaliknya dengan nada monoton dan membosankan. Lagu “Girls” menjadi contoh bahwa harapan tersebut tak berdasar, karena hanya berisi lirik hampa yang dikemas dengan ritme standar.

Wajar saja apabila lagu tersebut menjadi hits di antara para pecinta trend.
Brat Summer
, tempat para pemimpin muda berlagak pemberontakan melalui cara hidup yang pura-pura tidak tahu aturan.
edgy
Jika tak mengikutinya, kemungkinan besar lagu ini telah terlupa sejak dulu.

Sayangnya, dia masih bertahan lantaran sukses menggaet perhatian orang-orang yang tergiur oleh hiburan kosong berupa musik provokatif namun dangkal.

4. “Johnny B Goode” – Sex Pistols

Sex Pistols terkenal sebagai simbol punk yang tidak segan menentang mainstream, namun versi mereka dari lagu ikonis “Johnny B Goode” menjadi bukti bahwa meskipun grup legendaris juga dapat menciptakan karya yang lebih baik jika tidak diproduksi. Lagu tersebut hadir di album-nya.
The Besar Penipuan Rock ‘N’ Roll
, yang menjadi proyek sangat menuai perdebatan dan dianggap hanya sebagai sarana mencari keuntungan finansial.

Lagu ini terdengar seolah-olah adalah rekaman percobaan vokal yang belum sepenuhnya siap untuk dirilis ke publik. John Lydon mengeluarkan serangkaian kata-kata sembarangan tanpa pola di atas alunan musik yang dibawakan secara asal-asalan. Sebaliknya dari menjadi sebuah penghargaan kepada lagu rock klasik, versi tersebut malahan merusak citra grup yang dahulunya dikenali berkat kesungguhan dan vitalitas mereka.

5. “Dengan” – Fat Dog

Ketika tampil secara langsung, Fat Dog memiliki daya tarik panggung yang luar biasa dan menjadi pilihan populer bagi banyak penggemar festival. Namun, ironisnya, aura tersebut tak berpindah dengan baik ke dalam ruang studionya. Lagu “Wither” mengilustrasikan bagaimana kreativitas musikal mereka tampak statis dan kurang berkembangan.

Dengan irama yang monoton, bas yang konsisten tanpa variasi, serta lirik yang kelihatan acuh, trek ini menjadi suatu pengalaman dengar yang menguras tenaga. Seharusnya mencerminkan nuansa liar dan eksploratif, namun nada-nadanya justru tampak sebagai keriuhan tidak teratur dan memusingkan. Beberapa penonton menilai bahwa lebih baik menyimpan komposisi ini untuk pertunjukan langsung daripada direproduksi.
playlist streaming.

Populeritas belum tentu mencerminkan kualitas. Ada beberapa lagu yang populer lantaran algoritma, trend singkat, atau putaran berulang-ulang meskipun sebenarnya mendengarkannya membuat orang ingin melewatkannya dengan cepat. Lagu-lagu pada daftar ini membuktikan bahwa terkadang hal-hal yang kerap kita dengar malah menjadi sumber kelelahan bagi telinga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com