Erupsi Gunung Dukono di Maluku Utara
Pada hari Kamis, 17 Juli 2025, sekitar pukul 16.33 WIT, Gunung Dukono yang terletak di wilayah Maluku Utara mengalami erupsi. Letusan ini dilaporkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi. Kolom abu vulkanik yang dihasilkan mencapai ketinggian 600 meter di atas puncak atau setara dengan 1.687 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Kolom abu yang teramati memiliki warna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang dan arah dominan ke timur. Erupsi tersebut terekam dalam seismogram dengan amplitudo maksimum sebesar 12 mm dan durasi selama 55.86 detik. Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Dukono, Bambang Sugiono, menyampaikan bahwa proses erupsi masih berlangsung saat laporan dibuat.
Sebelumnya, pada pukul 06.40 WIT, Gunung Dukono juga mengalami letusan dengan ketinggian kolom abu sekitar 600 meter di atas puncak. Letusan ini terekam seismograf dengan amplitudo maksimum 14 mm dan durasi 57.4 detik.
Bambang menegaskan bahwa Gunung Dukono saat ini berada pada status waspada atau level II. Ia memberikan rekomendasi kepada masyarakat sekitar untuk tidak mendekati Kawah Malupang Waririang, terutama dalam radius 4 kilometer dari titik kawah.
Menurutnya, letusan Gunung Dukono terjadi secara periodik dan sebaran abu vulkanik dipengaruhi oleh arah serta kecepatan angin. Hal ini menyebabkan area landaan abu tidak tetap. Oleh karena itu, masyarakat disarankan untuk selalu membawa masker saat melakukan aktivitas di luar rumah.
Perkembangan Terkini
Gunung Dukono adalah salah satu gunung berapi aktif yang terus dipantau oleh instansi terkait. Sejarah letusan yang tercatat menunjukkan bahwa erupsi sering kali terjadi dengan interval waktu tertentu. Meski tidak selalu bersifat besar, letusan ini dapat memengaruhi lingkungan sekitar dan aktivitas masyarakat.
Beberapa faktor yang memengaruhi intensitas dan dampak erupsi antara lain:
- Ketinggian kolom abu: Semakin tinggi kolom abu, semakin luas area yang terkena dampak.
- Arah angin: Angin menjadi penentu arah sebaran abu vulkanik.
- Durasi erupsi: Semakin lama durasi erupsi, semakin banyak material yang dikeluarkan.
Selain itu, masyarakat di sekitar daerah rawan bencana geologi seperti Gunung Dukono perlu meningkatkan kesadaran dan persiapan diri. Beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil antara lain:
- Mempersiapkan masker dan alat pelindung diri saat akan bepergian.
- Mengikuti informasi resmi dari instansi terkait.
- Memastikan keamanan tempat tinggal dan fasilitas umum.
Pentingnya Kewaspadaan
Meskipun Gunung Dukono berada dalam status waspada, masyarakat tetap harus waspada dan siap menghadapi kemungkinan terburuk. Pemantauan berkala oleh petugas dan penggunaan alat deteksi modern sangat penting dalam memprediksi potensi bahaya.
Selain itu, komunikasi antara pemerintah, instansi teknis, dan masyarakat lokal juga perlu terjalin baik agar informasi dapat tersampaikan secara cepat dan akurat. Dengan demikian, risiko yang muncul dari letusan bisa diminimalkan.
Masyarakat diharapkan tetap tenang dan menjaga kesehatan, terutama jika abu vulkanik mulai menyebar. Langkah-langkah sederhana seperti menutup jendela dan menghindari aktivitas luar ruang dapat membantu mengurangi paparan abu.