Warga Pangandaran Sambut Kebahagiaan: Jalur KA Bandung–Pangandaran Siap Diaktifkan Kembali

Warga Pangandaran Sambut Kebahagiaan: Jalur KA Bandung–Pangandaran Siap Diaktifkan Kembali


PR GARUT

— Warga dan pelaku wisata di kawasan selatan Jawa Barat, khususnya Pangandaran, akhirnya melihat secercah harapan baru dalam upaya peningkatan konektivitas wilayah mereka. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, secara resmi menyatakan bahwa reaktivasi jalur kereta api (KA) Bandung–Pangandaran kini menjadi prioritas utama pemerintah provinsi.

Bagi masyarakat Pangandaran, pengumuman ini bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan janji lama yang mulai menunjukkan tanda-tanda nyata untuk ditepati.

Sudah lebih dari dua dekade jalur ini tak lagi beroperasi penuh, membuat akses menuju salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Barat menjadi terbatas, mahal, dan kerap macet saat musim liburan tiba.


Transportasi Lebih Murah, Wisata Lebih Ramah

Sejumlah warga dan pengusaha lokal menyambut baik rencana tersebut. Susi Nuraeni, pemilik penginapan di kawasan Pantai Barat Pangandaran, mengungkapkan optimismenya.

“Kalau jalur kereta ini aktif lagi sampai ke Pangandaran, wisatawan pasti lebih banyak yang datang. Sekarang orang harus naik bus atau mobil pribadi, macetnya luar biasa saat weekend. Kereta bisa jadi solusi,” ujarnya.

Pernyataan Susi selaras dengan pandangan Gubernur Dedi Mulyadi yang menyebut kereta api sebagai moda transportasi massal yang efisien dan murah. Dengan kereta, beban lalu lintas jalan raya bisa berkurang, sementara mobilitas warga dan wisatawan meningkat.


Pangandaran: Bukan Sekadar Tujuan, Tapi Masa Depan Ekonomi Jabar Selatan

Pangandaran selama ini dikenal sebagai ikon wisata bahari Jawa Barat, namun keterbatasan infrastruktur membuat geliat ekonominya belum optimal. Dedi menyadari potensi besar ini dan menyatakan reaktivasi jalur Bandung–Pangandaran sebagai langkah strategis mempercepat pemerataan pembangunan ke wilayah selatan.

“Reaktivasi

ini

bukan hanya tentang wisata, tapi tentang pemerataan akses dan pertumbuhan ekonomi. Ini akan membuka lapangan kerja baru dan menghidupkan kawasan sekitar jalur kereta,” ujar Dedi.

Jalur ini saat ini hanya aktif hingga Stasiun Banjar. Gubernur Dedi menargetkan agar sisa jalur hingga Pangandaran menjadi yang pertama dirampungkan di antara proyek reaktivasi lainnya.


Tantangan di Balik Harapan

Meski disambut positif, proyek ini tidak luput dari tantangan. Salah satunya adalah pembebasan lahan dan kondisi fisik rel yang telah lama tidak digunakan. Namun, Dedi mengaku telah melakukan koordinasi intensif dengan PT KAI dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian untuk memetakan skema percepatan.

Sementara itu, warga berharap reaktivasi tidak hanya berhenti pada pembangunan fisik jalur, tapi juga memastikan layanan yang nyaman, jadwal reguler, dan tarif terjangkau.

“Jangan cuma selesai jalurnya, tapi keretanya harus rutin jalan. Kalau bisa, ada kelas ekonomi untuk warga lokal,” kata Dadan, warga Cijulang.


Lebih dari Sekadar Jalur

Selain Bandung–Pangandaran, Pemprov Jabar juga tengah mendorong pengaktifan jalur lain seperti Bandung–Ciwidey, Garut, serta Bogor–Sukabumi–Cianjur–Padalarang. Namun, bagi warga Pangandaran, inisiatif ini memberi pesan kuat bahwa wilayah mereka tidak lagi dianaktirikan dalam pembangunan.

Dengan langkah reaktivasi ini, Pangandaran tak lagi hanya menjadi ujung destinasi wisata, tetapi juga simpul pertumbuhan ekonomi dan transportasi yang vital bagi Jawa Barat bagian selatan.***