, AIMAS –
Warga Distrik Klayili, Kabupaten Sorong bersama Forum Masyarakat Adat menunjukkan inisiatif tinggi dengan menyiapkan bahan material berupa kayu guna mendukung proses perbaikan jalan dan jembatan yang rusak di wilayah mereka.
Salah satu tokoh masyarakat Klayili Yezer Su mengungkapkan, bahwa pihak perusahaan, dalam hal ini PT Petrogas, telah meminta warga menyediakan sebanyak 50 batang kayu sebagai material utama untuk perbaikan jembatan yang patah.
Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
“Kami dari Forum Masyarakat Adat sudah bekerja sejak kemarin hingga hari ini. Jumlah kayu yang diminta telah kami penuhi. Sekarang tinggal menunggu pihak perusahaan untuk mengangkut kayu-kayu tersebut dari lokasi,” ujar Yezer, Kamis (3/7/2025).
Yezer menjelaskan bahwa perbaikan akan dimulai dari jembatan di depan Kampung Klayili, yang menjadi titik akses vital bagi masyarakat.
Setelah proses pengangkutan kayu selesai, perusahaan akan langsung memulai perbaikan jalan dan jembatan secara bertahap.
“Rencananya, hari Senin nanti mereka mulai bongkar jembatan dan langsung melakukan perbaikan. Ada tiga jembatan yang akan diperbaiki di depan kampung, lalu dilanjutkan dengan jembatan besar di bawah kampung,” lanjutnya.
Menurutnya, pihak PT Petrogas merespons positif inisiatif masyarakat. Perusahaan juga telah menyatakan komitmen untuk memprioritaskan titik-titik infrastruktur yang rusak dan rawan.
“Mereka minta kita bantu siapkan kayu agar pekerjaan bisa lebih cepat. Tadi juga disampaikan bahwa titik-titik rusak akan jadi prioritas untuk diperbaiki,” jelas Yezer.
Pengangkutan kayu dijadwalkan dilakukan hari ini oleh perusahaan, sebagai tahap akhir persiapan.
Selain itu, alat berat dan material tambahan seperti sertu hitam (pasir dan batu) serta tanah hitam juga telah disiapkan untuk mendukung proses pembangunan jalan.
Yezer menekankan bahwa upaya ini sepenuhnya merupakan inisiatif masyarakat, tanpa bantuan pemerintah daerah.
Langkah ini diambil demi menjamin kelancaran pelayanan publik serta keberlanjutan program-program desa.
“Kami memikirkan pelayanan distrik dan kelancaran program dari dana desa. Karena itu, kami diskusi langsung dengan PT Petrogas, dan mereka siap membantu,” tegasnya.
Sayangnya, hingga kini tidak ada tanggapan nyata dari Pemerintah Kabupaten Sorong maupun Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya terkait kondisi infrastruktur di Klayili.
“Belum ada respon dari pemerintah. Maka dari itu, kami memutuskan hanya memberikan izin kepada PT Petrogas untuk masuk dan beraktivitas di wilayah kami,” ucap Yezer.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa seluruh aktivitas kunjungan dari pihak pemerintah daerah ke Distrik Klayili akan ditolak oleh masyarakat sebagai bentuk protes atas kurangnya perhatian terhadap kondisi jalan dan jembatan yang rusak.
“Kami tegaskan, Distrik Klayili tidak memberikan izin kepada pemerintah daerah untuk melakukan aktivitas apapun di wilayah kami. Hanya PT Petrogas yang kami izinkan karena mereka sudah memberikan kontribusi nyata,” pungkasnya.
(/aldy tamnge)