PR TANGERANG
– Kondisi Jalan Raya Salembaran Kosambi, tepatnya di Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Banten, kini menjadi sorotan utama. Terlebih saat musim hujan, jalanan ini berubah menjadi medan berbahaya yang mengancam keselamatan para pengendara. Kerusakan parah, lubang-lubang menganga, dan permukaan jalan yang licin menjadikan jalur ini momok bagi siapa pun yang melintas.
Kerusakan Infrastruktur yang Mengkhawatirkan
Pemandangan di sepanjang Jalan Raya Kampung Melayu ini sungguh memprihatinkan. Permukaan jalan didominasi oleh lubang-lubang besar dan retakan masif yang bukan sekadar cekungan kecil, melainkan jurang-jurang yang siap menjebak kendaraan.
Selain itu, aspal atau lapisan permukaan jalan tampak sudah banyak yang mengelupas dan hancur, menyisakan kerikil dan tanah. Kondisi ini diperparah dengan genangan air saat hujan, mengubah lubang-lubang tersebut menjadi jebakan tak terlihat.
Meskipun dalam kondisi rusak parah, jalan ini merupakan jalur penting bagi para pengguna jalan. Lalu lintas yang cukup ramai dengan sepeda motor dan mobil setiap harinya menunjukkan vitalnya fungsi jalan ini sebagai akses utama. Pengendara harus ekstra hati-hati, bermanuver menghindari lubang dan genangan air, yang tak jarang berujung pada kecelakaan.
Jeritan Warga yang Tak Tergubris
Keresahan mendalam dirasakan oleh masyarakat setempat. Edwin, seorang warga Teluknaga, mengungkapkan kekesalannya. “Banyak masyarakat resah melihat jalan raya Salembaran dan Kosambi [merujuk pada kondisi jalan umum di sekitar area tersebut] yang sudah sangat mengkhawatirkan pengguna jalan,” ujarnya pada Selasa, 1 Juni 2025.
Edwin mengaku kerap menyaksikan sendiri insiden kecelakaan, mulai dari yang ringan hingga berat, akibat kondisi jalan yang membahayakan ini. Namun, ia menyayangkan minimnya respons atau pertanggungjawaban dari pemerintah daerah.
Ia juga menyoroti Pasal 273 ayat (1) Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ) yang dengan jelas mengatur implikasi, kewenangan, serta sanksi terkait pemeliharaan jalan.
Edwin mengakui, memang pernah ada beberapa kali upaya perawatan, namun hasilnya tidak optimal. “Pernah beberapa kali ada perawatan, tapi cepat rusak. Itu menjadi pertanyaan juga bagi kami, keseriusan perawatan jalan?” cetus Edwin penuh tanya.
Kritik pedas pun dilontarkan Edwin terkait lambatnya penanganan masalah ini. “Apa harus viral terlebih dahulu, baru ada tindakan? ‘No Viral, No Reaction’,” keluhnya dengan nada kesal.
Dampak dan Kebutuhan Mendesak
Kondisi infrastruktur yang buruk ini tidak hanya membahayakan keselamatan, tetapi juga berpotensi mengganggu aktivitas ekonomi dan menurunkan kualitas hidup masyarakat setempat. Jalan yang penuh lubang, retakan, dan genangan air ini telah menciptakan risiko tinggi bagi pengendara dan pejalan kaki.
Jalan Raya Kampung Melayu di Teluknaga ini memerlukan perbaikan serius dan segera. Desakan dari masyarakat agar pemerintah terkait segera bertindak dan memberikan perhatian penuh terhadap infrastruktur jalan menjadi sangat krusial demi keselamatan dan kenyamanan warga.***