PIKIRAN RAKYAT –
Di tengah konflik pengelolaan antara Yayasan Margasatwa Tamansari dengan Taman Safari Indonesia, Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoo ditutup sementara dan dijaga petugas kepolisian.
Bentrokan yang mewakili kedua pihak pun dikabarkan sempat terjadi. Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengaku lelah dengan konflik manajemen di Bandung Zoo, yang asetnya dimiliki oleh Pemerintah Kota Bandung.
Sejak 2007 biaya sewa lahan seluas 13,9 hektare di Bandung Zoo juga tak pernah masuk ke kas Pemkot Bandung.
“Iya, makanya saya mengimbau kepada manajemen jangan berantem saja. Aparat penegak hukum sudah turun, pemerintah sudah turun, kurang apa? Lama-lama kami capek lho mengurusnya, karena ini berantem internal terus,” kata Farhan, Kamis 3 Juli 2025.
Setiap kali Pemkot Bandung turun tangan buat menengahi perselisihan antara kedua manajemen, kata dia, selalu diakhiri dengan kesepakatan. Namun, setelah itu terjadi konflik lagi, lalu dilakukan rembukan lagi hingga terjadi kesepakatan baru, tapi kemudian berselisih lagi.
“Terus masing-masing pihak membawa nama-nama besar, ya enggak usah bawa nama-nama besar lah, ini Kota Bandung, sok selesaikan! Kalau tidak selesai, maka semua orang rugi,” ujar Farhan.
Dia juga menilai, kematian satwa jadi kerugian lainnya. Dia menegaskan, Pemkot Bandung tidak akan memediasi kedua pihak lagi. Pasalnya, mediasi sudah berkali-kali dilakukan sejak empat bulan terakhir atau ketika Taman Safari Indonesia mulai masuk dalam pengelolaan Bandung Zoo, Maret 2025 lalu.
Farhan pun menyerahkan penyelesaian konflik oleh kedua pihak yang berkepentingan dan menolak permintaan tanggung jawab kepada Pemkot Bandung. Dia mengaku tidak tahu pihak mana yang berwenang dalam mengelola Bandung Zoo.
“Pemerintah sudah berbaik hati, tanah punya pemerintah tapi enggak pernah bayar sewa, enggak pernah bagi hasil, enggak ada pemasukan ke pemerintah. Adalah sedikit dari pajak hiburan, tapi kan tidak mungkin disamakan dengan pajak hiburan karaoke gitu, ini pajak hiburan edukatif, kecil sekali,” katanya.
Bila perselisihan internal terus terjadi, Farhan mengancam bakal meminta Kementerian Kehutanan buat meninjau ulang izin konservasi ex situ buat Bandung Zoo. Izin itu berkaitan dengan pelestarian keanekaragaman hayati, baik tumbuhan maupun hewan, di luar habitat aslinya.
“Kalau memang begini, saya bukan tidak mungkin akan segera meminta Kementerian Kehutanan meninjau ulang pemberian izin konservasi ek situ kepada pengelola Kebun Binatang Bandung. Tegas saja, saya sekarang,” ujar Farhan. (*)