,
Jakarta
–
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menilai
perdagangan internasional
saat ini tidak kondusif. “Global kita ini kacau, betulan. Selama ini kita diyakinkan cara bekerja dunia adalah multilateralism, sekarang runtuh,” ujar Suahasil saat memberi sambutan di Kadin Tower, Kamis, 12 Juni 2025.
Ia mencontohkan perang dagang akibat penerapan tarif resiprokal oleh Amerika Serikat. Menurutnya, kebijakan itu hanya menguntungkan satu pihak dan mengabaikan kepentingan bersama. “Karena dunia itu sudah sedemikian ter-connect satu dengan yang lain,” kata Suahasil.
Ia menilai sikap unilateralisme mendorong ketidakpastian dan membuat negara atau pelaku usaha cenderung mengambil keputusan jangka pendek. Padahal, menurutnya, kemakmuran tidak bisa dibangun dari kebijakan berjangka pendek. Suahasil mendorong keberanian untuk mengambil keputusan jangka menengah hingga panjang.
Dalam kesempatan itu, ia juga menanggapi usulan Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Shinta Wijaya yang menginginkan insentif impor. Suahasil menilai pendekatan itu mencerminkan pola pikir jangka pendek. “Bu Shinta mengatakan, ‘Pak jangan pakai urusan larang-larangan, pakai insentif aja’,” kata Suahasil menirukan pernyataan Shinta. “Ngerti banget, tetapi yang terjadi di dunia adalah, satu dua negara menganggap bahwa kita perang tarif saja, mau di mana berhentinya?”
Menurut Suahasil, unilateralisme makin kuat karena negara-negara, termasuk anggota Group of Twenty (G20), kehilangan semangat berorganisasi. Ia berharap forum bisnis internasional dapat mendorong kembali kerja sama multilateral. Menurutnya, kolaborasi antarnegara mampu menciptakan manfaat bersama. “Karena memang tujuan dari bekerja secara sinergi multilateralisme itu bukan tujuan jangka pendek,” ujarnya.