– Ratusan siswa nakal dari Jabar sudah menyelesaikan pelatihan mereka di barak tentara.
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mengonfirmasi bahwa ribuan siswa berperilaku buruk lainnya akan segera mengikuti program serupa.
Dalam acara perayaan Hari Kebangkitan Nasional tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2025, Dedi menyatakan bahwa 273 pelajar tersebut telah melalui transformasi signifikan sejak mereka menyelesaikan program pendidikan di Dodik Bela Negara Rindam III Siliwangi.
“Bahkan menurut pandangan saya, hasilnya jauh lebih bagus daripada bagi mereka yang tidak menjalani pendidikan di Dodik Lembang, Rindam III Siliwangi,” ungkap Dedi Mulyadi pada hari Selasa (20/5) tersebut.
Sebelumnya, seperti dilaporkan oleh Radar Bogor (Grup Jawa Pos), sebanyak 39 pelajar SMP telah menuntaskan program mereka di barak tentara di Purwakarta. Perubahan yang mencolok pula terlihat pada para siswa tersebut.
“Berdasarkan kondisi sang anak, tingkat disiplinnya, serta kemampuan merespons dengan empati, hingga akhirnya ia menangis dan mencium kaki ibunya. Hal seperti ini mungkin tidak selalu tercapai melalui pendidikan formal,” jelas Dedi.
Sebagaimana telah disebutkan, program pendidikan dalam barak militer merupakan solusi yang dirancang oleh Dedi Mulyadi guna menangani masalah para pelajar. Akan tetapi, langkah tersebut menuai kritikan dari KPAI atau Komisi Perlindungan Anak Indonesia.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengatakan bahwa metode pendidikan seperti militer bagi murid-murid dengan masalah bisa jadi menyalahi hak si kecil. Menjawab kritikan itu, Dedi Mulyadi merespons lewat klip video yang dia unggah di profil Instagram-nya pada hari Senin, tanggal 19 Mei.
“Saya sudah jelaskan sebelumnya, tugas KPAI saat ini tidak seharusnya berfokus pada pengkoreksian kelemahan dalam suatu aktivitas yang dijalankan sebagai tanggapan darurat terhadap masalah,” katanya.
Dodi menyatakan bahwa KPAI harus mulai mengimplementasikan tindakan nyata dalam menangani beragam masalah remaja yang akhirnya berakhir dengan perbuatan kriminal.
Pemimpin kota yang lahir pada tahun 1971 itu pun mengatakan lebih lanjut bahwa usai 273 pelajar wisuda hari ini, akan datang generasi penerus berikutnya. Diperkirakan jumlah calon-calon peserta di masa mendatang dapat meningkat hingga belasan ribu orang.