Untuk Menjaga Keseimbangan Alam, Pemerintah Kendalikan Kuota Pendakian Gunung Rinjani

Untuk Menjaga Keseimbangan Alam, Pemerintah Kendalikan Kuota Pendakian Gunung Rinjani


WARTA LOMBOK

– Pemerintah menegaskan kebijakan pembatasan jumlah pendaki di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) tetap diberlakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Menteri Kehutanan, yakni Raja Juli Antoni, menyebut langkah ini penting guna melindungi keseimbangan ekologis kawasan konservasi tersebut.

Pernyataan itu disampaikannya ketika pembukaan acara olahraga lari Rinjani 100 yang berlangsung di Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada hari Minggu, tanggal 18 Mei 2025.

“Gunung Rinjani berperan penting sebagai kawasan ekonomi konservasi. Untuk itu harus mengedepankan kelestarian dan keseimbangan ekologi,” tutur Raja Juli Antoni, dikutip Warta Lombok dari laman ANTARA News pada Senin, 19 Mei 2025.

Selanjutnya, Raja Juli menyebutkan bahwa kebijakan tersebut juga berlaku di Taman Nasional lain di seantero Indonesia, tidak hanya di Rinjani.

Menurut dia, batasan tersebut tidak dimaksudkan untuk membatasi pariwisata atau merugikan para pengusaha di sektor wisata, tetapi lebih kepada langkah-langkah yang dilakukan demi melestarikan keseimbangan lingkungan.

“Kita membatasi hal-hal tertentu untuk melindungi ekosistem dan iklim di area tersebut, agar pesona Alam Rinjani tetap terpelihara dengan baik dan makin menarik, hingga akhirnya akan lebih banyak orang yang berkunjung kesini,” jelas Juli.

Pada tanggal 8 April 2025, sekelompok pelaku wisata dan penduduk lokal dari Asosiasi Tour Operator Senaru (ATOS) mengunjungi kantor Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) yang berlokasi di Mataram.

Mereka menyarankan peningkatan kuota pendakian jalur Senaru dari 150 orang sehari menjadi tidak terbatas demi menyiasati kenaikan jumlah peserta yang mendaftar.

Di sisi lain, komunitas yang menjaga rute Sembalun di Lombok Timur malah menyarankan untuk melakukan manajemen sendiri.

Mereka menginginkan area itu dikembangkan sebagai Kawasan Wisata Eksklusif yang masih sesuai dengan peraturan pemerintah serta pedoman pariwisata berkelanjutan.

Menghadapi situasi tersebut, Balai TNGR mengumumkan bahwa jumlah keseluruhan pendaki dalam sehari telah ditetapkan menjadi 700 orang dan hal itu sudah disesuaikan dengan kemampuan area untuk mendukung aktivitas tersebut.

Pembagian jatah ini diberlakukan untuk keenam rute pendakian tersebut, yaitu: Senaru mendapat alokasi 150 orang, Torean sebanyak 100 orang, Sembalun juga 150 orang, Timbanuh dengan jumlah yang sama seperti Torean yakni 100 orang, Tete Batu pula diisi oleh 100 orang, sedangkan Aiq Beriq menerima tambahan 100 orang.

Selain itu, Balai TNGR juga menyatakan bahwa peningkatan jumlah kuota pendakian dengan cara yang mendadak atau tiba-tiba adalah mustahil untuk dijalankan. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com