Solusi Inovatif dalam Pengelolaan Sampah dari Universitas Islam Bandung
Permasalahan sampah menjadi isu penting yang dihadapi oleh masyarakat secara nasional, terutama di Jawa Barat dan Kota Bandung. Dalam menghadapi tantangan ini, Universitas Islam Bandung (Unisba) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) terus berinovasi untuk memberikan solusi konkret melalui penelitian dan kegiatan pengabdian masyarakat.
Pusat Kajian Islam dan Kemasyarakatan (Puskaji) LPPM Unisba menggelar seminar nasional bertema “Hijrah Menuju Sadar Lingkungan Bersih: Sinergi Nilai Islam dan Kebijakan Publik dalam Pengelolaan Sampah”. Acara ini dilaksanakan pada Rabu (9/7/2025), dengan fokus pada isu pengelolaan sampah yang dinilai sangat mendesak. Data menunjukkan bahwa tingkat timbulan sampah di Jawa Barat, termasuk Kota Bandung, berada pada level tertinggi secara nasional.
Ketua LPPM Unisba Neni Sri Imaniyati menjelaskan bahwa banyak hasil riset dosen Unisba telah dikembangkan menjadi invensi yang bermanfaat bagi masyarakat. “Ilmu tidak boleh berhenti hanya sebagai ilmu, tetapi harus berdampak dan bisa diterapkan melalui program pengabdian masyarakat,” ujarnya.
Unisba aktif menjalin kerja sama dalam program Kosabangsa Kemendiktisaintek, seperti di Indramayu, Rangkasbitung, dan Subang, untuk mendiseminasi teknologi tepat guna hasil penelitian dosen ke daerah-daerah yang membutuhkan. Salah satu contohnya adalah pengembangan mesin pencacah batok kelapa sebagai solusi pengolahan limbah di wilayah Rangkasbitung.
Neni menegaskan bahwa Unisba terbuka untuk kolaborasi dengan pihak mana pun yang membutuhkan solusi terhadap permasalahan lingkungan, khususnya sampah. “Kami memiliki katalog paten dan tim akademisi lintas disiplin yang siap mendukung,” katanya.
Pengembangan Teknologi Pengelolaan Sampah
Kepala Bidang Penelitian LPPM Unisba Nugraha menambahkan bahwa Unisba telah aktif selama lebih dari lima tahun dalam pengembangan teknologi pengelolaan sampah. Berbagai alat inovatif telah dipatenkan, seperti mesin pencacah sampah organik dan anorganik, mesin pengering maggot, serta insinerator berbasis teknologi plasma.
“Kami bekerja sama dengan TPS di Arcamanik, di mana alat-alat inovasi Unisba digunakan secara langsung dalam proses pengelolaan sampah. Ini bentuk sinergi antara akademisi dan masyarakat,” kata dia.
Pengolahan Limbah Makanan
Dekan Fakultas Teknik Unisba Dzikron AM menyoroti pengolahan food waste sebagai timbulan sampah terbesar di Kota Bandung. Bersama Prodi Farmasi Unisba, mereka telah merancang proses pengolahan limbah makanan menjadi produk pakan ternak, seperti pakan ikan dan unggas dalam bentuk granul.
“Kami menggandeng lima rumah makan Ampera di sekitar kampus dan berhasil mengumpulkan 313 kg sampah makanan per hari. Ini kami proses di laboratorium menjadi pakan yang bernilai ekonomi tinggi,” paparnya.
Ia juga menyebutkan bahwa teknologi insinerator yang digunakan telah menggunakan sistem plasma dingin yang ramah lingkungan dan lolos uji emisi, mendukung visi Unisba menuju kampus zero carbon.
Pengembangan Produk Pakan Ternak dari Sisa Makanan
Dari sisi farmasi, Apt. Gita Cahya Eka Darma mengembangkan proses penepungan sederhana dari sisa makanan seperti nasi, sayur, dan buah. Produk tersebut telah melewati uji kandungan nutrisi dan memenuhi standar SNI sebagai pakan ayam broiler.
“Ini adalah wujud tanggung jawab keilmuan kami terhadap umat. Prosesnya sederhana dan mudah diterapkan. Meski saat ini masih berupa prototipe, potensi pengembangannya untuk produksi skala besar sangat terbuka,” jelasnya.
Kolaborasi Lintas Disiplin
Seluruh kegiatan dan riset pengelolaan sampah ini merupakan hasil kolaborasi lintas disiplin antara Fakultas Teknik, Program Studi Farmasi, dan LPPM Unisba. Kolaborasi ini menjadi kekuatan utama dalam mewujudkan solusi yang tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga aplikatif, berkelanjutan, dan berdampak langsung pada masyarakat.
Dengan berbagai inisiatif ini, Unisba menegaskan komitmennya untuk menjadi kampus yang tidak hanya unggul dalam pengajaran, tetapi juga aktif dalam menghasilkan solusi nyata bagi permasalahan masyarakat dan lingkungan sekitar.