news  

Trump Potong Tarif Impor RI Jadi 19%, Rupiah Bisa Naik?

Trump Potong Tarif Impor RI Jadi 19%, Rupiah Bisa Naik?

Harapan Penguatan Rupiah Pasca-Penurunan Tarif Impor oleh AS

Keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menurunkan tarif impor produk Indonesia dari 32% menjadi 19% menciptakan harapan bagi penguatan rupiah di pasar keuangan. Keputusan ini dinilai memberikan sentimen positif yang dapat mendorong arus modal asing masuk atau capital inflow ke Indonesia dan sekaligus memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Fikri C. Permana, Senior Economist KB Valbury Sekuritas, menyampaikan bahwa penurunan tarif tersebut bisa menjadi momentum untuk pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan arus investasi. Ia memproyeksikan bahwa rupiah bisa menguat ke kisaran Rp16.150 hingga Rp16.250 per dolar AS. Hal ini didasarkan pada respons positif investor terhadap berbagai instrumen keuangan seperti lelang Surat Utang Negara (SUN), yang mencatat total incoming bids melebihi Rp100 triliun.

Sentimen Positif dari Kebijakan Tarif dan Suku Bunga

Selain itu, minat investor terhadap pasar keuangan Indonesia tetap tinggi. Hal ini terlihat dari tingginya jumlah dana yang masuk dalam lelang SUN, yang menjadi indikator baiknya risk appetite investor terhadap Indonesia. Selain itu, pengumuman kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI) juga menjadi faktor penting. Meski BI tidak melakukan pemangkasan suku bunga, ada harapan adanya pelonggaran makroprudensial lain yang bisa mendukung stabilitas ekonomi.

Fikri menilai bahwa kesepakatan tarif antara AS dan Indonesia menjadi pilihan terbaik sementara. Kesepakatan ini membuka peluang besar bagi Indonesia untuk memperluas pasar ekspor serta menarik investasi langsung asing (FDI) dari AS.

Pergerakan Rupiah di Pasar Keuangan

Berdasarkan data Bloomberg, Rabu pukul 07.46 WIB, rupiah tercatat di level Rp16.266 per dolar AS. Nilai ini sedikit melemah 16,5 poin atau 0,10% dibandingkan penutupan sebelumnya. Namun, pelemahan ini dipengaruhi oleh tekanan dari penguatan dolar AS, yang mendapat dukungan dari rilis inflasi AS.

Lukman Leong, Analis Doo Financial Futures, memprediksi bahwa meskipun dolar AS menguat, pelemahan rupiah akan terbatas karena adanya sentimen positif dari penurunan tarif impor. Ia memproyeksikan pergerakan rupiah hari ini berada di kisaran Rp16.200 hingga Rp16.350 per dolar AS.

Dampak Kebijakan Suku Bunga BI terhadap Rupiah

Lukman menilai bahwa dampak kebijakan suku bunga BI terhadap rupiah bergantung pada respon investor. Jika BI memangkas bunga, hal ini bisa mendukung ekonomi domestik, tetapi juga akan menyempitkan selisih suku bunga dengan The Fed. Prospek pemangkasan suku bunga The Fed justru semakin kecil setelah inflasi AS naik. Hal ini bisa membuat daya tarik rupiah terhadap investor menjadi lebih rendah.

Kesepakatan Dagang dengan AS

Trump mengumumkan kesepakatan dagang dengan Indonesia, yang mencakup penurunan tarif impor dari 32% menjadi 19%. Dalam kesepakatan ini, AS akan memiliki akses penuh ke pasar Indonesia. Trump juga menyatakan bahwa Indonesia setuju untuk membeli US$15 miliar produk migas, US$4,5 miliar produk pertanian, dan 50 pesawat Boeing.

Susiwijono Moegiarso, Deputi Menko Perekonomian, menyatakan bahwa Indonesia sedang menyiapkan pernyataan bersama dengan pemerintah AS terkait detail kesepakatan tersebut. Pernyataan ini akan menjelaskan besaran tarif, pengaturan non-tarif, dan kesepakatan dagang lainnya. Pernyataan ini akan segera diumumkan dalam waktu dekat.