Jakarta, IDN Times
– Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan pada Jumat (30/5/2025), tarif baru sebesar 50 persen untuk baja dan aluminium impor yang berlaku mulai 4 Juni 2025. Pengumuman ini disampaikan dalam pidato di hadapan buruh pabrik US Steel di West Mifflin, Pennsylvania.
Trump menegaskan, kebijakan ini bertujuan memperkuat industri dalam negeri sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap China. Ia menyebut, tarif tersebut sebagai langkah penting untuk mengamankan pasokan nasional dan mendongkrak kapasitas lokal.
Dalam unggahan di media sosial setelah pidato, Trump juga memasukkan aluminium ke dalam daftar produk yang terkena tarif.
“Ini adalah satu lagi kejutan besar untuk pekerja baja dan aluminium kita yang luar biasa,” tulis Trump, dikutip dari
The Guardian
, Minggu (1/6/2025).
1. Pengadilan dan UU nasional jadi dasar pemberlakuan tarif
Kebijakan tarif baru ini muncul di tengah gugatan hukum soal keabsahan tarif global Trump sebelumnya. Sebuah pengadilan banding federal untuk sementara mengizinkan tarif tersebut tetap berlaku, meski pengadilan perdagangan AS sempat memutuskan presiden tak bisa memberlakukannya. Namun, keputusan itu tidak mempengaruhi kewenangan Trump menaikkan tarif baja berdasarkan ketentuan keamanan nasional.
Landasan hukum tarif ini adalah Pasal 232 dari Trade Expansion Act, yang memungkinkan kenaikan demi alasan keamanan nasional.
“Tak ada yang bisa mengelak dari itu,” kata Trump, merujuk pada kenaikan tarif.
2. Investasi Nippon Steel disebut kemitraan, bukan akuisisi
Trump memuji kesepakatan investasi Nippon Steel asal Jepang yang diklaim bernilai 14 miliar dolar AS selama 14 bulan. Ia menyebutnya sebagai kemitraan
blockbuster,
dan mengatakan belum melihat atau menyetujui dokumen final, tetapi mendukung secara prinsip.
Pejabat Gedung Putih menambahkan, pemerintah diberi wewenang untuk ikut mengatur operasional dan keputusan strategis pabrik.
Trump mengklaim bahwa US Steel tetap menjadi perusahaan Amerika, dengan dewan dan pimpinan yang diisi warga AS. Ia menegaskan, semua fasilitas akan tetap beroperasi dan tidak akan ada pemutusan hubungan kerja.
“Tidak akan ada PHK dan
outsourcing
sama sekali, dan setiap pekerja baja AS akan segera menerima bonus 5.000 dolar AS yang sangat layak,” ujar Trump dalam pidatonya, dikutip dari
BBC
.
Namun, informasi di situs resmi US Steel menyebut transaksi ini sebagai akuisisi oleh Nippon Steel. Dalam siaran gabungan, tertulis bahwa US Steel akan diambil alih NSC, bukan sekadar bermitra.
Presenter
Fox
, Laura Ingraham menyatakan kebingungannya.
“Ini digambarkan sebagai ‘kemitraan’, kesepakatan antara Nippon dan US Steel – tapi kemudian digambarkan sebagai akuisisi di situs web US Steel,” ujarnya dalam programnya.
3. Serikat pekerja waspadai dampak merger terhadap keamanan
Presiden United Steelworkers, David McCall menyuarakan, kekhawatiran terhadap merger US Steel ke tangan perusahaan asing.
“Kekhawatiran utama kami tetap pada dampak merger US Steel ke dalam pesaing asing terhadap keamanan nasional, anggota kami, dan komunitas tempat kami tinggal dan bekerja,” kata McCall.
Ia menyebut janji-janji Nippon sebagai janji-janji mencolok yang tak menjamin perlindungan nyata.
Sementara itu, JoJo Burgess, anggota serikat pekerja lokal dan wali kota Washington, Pennsylvania, menyambut optimisme dari rencana ini. Ia berharap kesepakatan dengan Nippon bisa mencetak generasi baru pekerja baja di daerahnya.
“Saya tidak akan pernah tidak setuju dengan sesuatu yang akan menyeimbangkan persaingan untuk manufaktur Amerika,” ujarnya.
Trump sendiri menyatakan, kebijakan baja adalah soal keamanan nasional, bukan hanya kebanggaan atau kemakmuran. Ia menyalahkan puluhan tahun kebijakan bodoh dan korup di Washington yang membuat industri baja Amerika terpuruk.
“Kami tidak ingin masa depan Amerika dibangun dengan baja buruk dari Shanghai,” ucapnya dalam pidato.
Hubungan AS dengan China ikut memanas akibat tarif baru ini. China, yang memproduksi lebih dari separuh baja dunia, mendesak AS untuk menghentikan pembatasan diskriminatif terhadap China.