news  

Truk ODOL Ancam Infrastruktur, Gubernur Kalteng Bersuara

Truk ODOL Ancam Infrastruktur, Gubernur Kalteng Bersuara

Gubernur Kalteng Kecam Penggunaan Kendaraan ODOL yang Merusak Infrastruktur Jalan

Gubernur Kalimantan Tengah, H Agustiar Sabran, menyampaikan kekhawatirannya terhadap dampak buruk kendaraan over dimension over load (ODOL) terhadap kondisi jalan di wilayahnya. Ia menegaskan bahwa pelanggaran terkait angkutan barang dengan muatan dan ukuran melebihi batas menjadi salah satu penyebab utama kerusakan infrastruktur jalan serta memberatkan anggaran pemerintah daerah.

Menurut Agustiar, pengeluaran dana daerah untuk memperbaiki jalan yang rusak akibat kendaraan ODOL terus berlangsung setiap tahun. Hal ini, menurutnya, menghambat pelaksanaan program pembangunan yang lebih prioritas dan berdampak pada masyarakat luas.

“Setiap tahun kita harus mengalokasikan dana besar hanya untuk memperbaiki jalan yang rusak karena pelanggaran truk ODOL. Ini merugikan masyarakat luas dan menyulitkan kita dalam menjalankan pembangunan yang lebih prioritas,” ujarnya.

Dampak dari kendaraan ODOL tidak hanya terbatas pada kerusakan jalan, tetapi juga mempercepat kerusakan infrastruktur lainnya, meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas, serta memperlambat distribusi barang. Akibatnya, biaya logistik meningkat tajam dan memicu gangguan terhadap roda perekonomian daerah.

Untuk itu, Gubernur meminta seluruh pihak terkait—mulai dari dinas perhubungan, kepolisian, hingga pemerintah kabupaten/kota—untuk memperkuat pengawasan dan penegakan aturan terhadap pelanggaran ODOL di lapangan.

Agustiar juga mengingatkan kalangan dunia usaha agar tidak mengabaikan kepentingan publik demi efisiensi jangka pendek. Ia menekankan pentingnya kesadaran bersama untuk menjaga kualitas infrastruktur jalan dan memastikan keberlanjutan pembangunan.

“Jangan sampai anggaran rakyat terkuras hanya karena kelalaian sebagian pihak. Kita ingin pembangunan berkelanjutan, tapi tidak akan tercapai jika jalan rusak terus-menerus akibat kendaraan yang melebihi batas,” ujarnya dengan tegas.

Dampak Jangka Panjang Kendaraan ODOL

Kendaraan ODOL memiliki konsekuensi yang sangat signifikan, baik secara ekonomi maupun sosial. Kerusakan jalan yang disebabkan oleh kendaraan bermuatan berlebih sering kali memerlukan biaya tinggi untuk perbaikan. Hal ini tidak hanya mengganggu arus lalu lintas, tetapi juga memengaruhi kualitas hidup masyarakat sekitar.

Selain itu, kerusakan infrastruktur dapat menghambat pertumbuhan ekonomi daerah, karena akses transportasi yang tidak lancar mengurangi efisiensi distribusi barang dan jasa. Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil juga akan merasakan dampak negatifnya, seperti sulitnya mengakses layanan kesehatan atau pendidikan.

Langkah yang Harus Diambil

Beberapa langkah penting perlu dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Pertama, pemerintah daerah harus meningkatkan pengawasan terhadap kendaraan yang melanggar ketentuan ODOL. Pemantauan rutin di jalur-jalur strategis dapat membantu mendeteksi pelanggaran lebih dini.

Kedua, penguatan regulasi dan sanksi bagi pelaku yang melanggar aturan ODOL perlu dilakukan. Sanksi yang tegas dapat menjadi deterrent bagi pengusaha dan pengemudi yang cenderung mengabaikan aturan.

Ketiga, edukasi kepada masyarakat dan pelaku usaha tentang bahaya ODOL perlu ditingkatkan. Kesadaran akan pentingnya menjaga infrastruktur jalan bisa menjadi kunci dalam mengurangi jumlah pelanggaran.

Kesimpulan

Permasalahan kendaraan ODOL bukanlah hal yang bisa diabaikan. Dampaknya terhadap infrastruktur dan perekonomian sangat nyata. Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha, diharapkan dapat tercipta sistem transportasi yang lebih aman dan berkelanjutan. Gubernur Kalteng telah menunjukkan komitmennya dalam mengatasi masalah ini, dan kini saatnya semua pihak turut berkontribusi dalam menjaga kualitas jalan dan memastikan pembangunan yang berkelanjutan.