,
Jakarta
– Dokter Spesialis Dermatologi Venereologi dan Estetika Reeza Edward menjelaskan teknologi vesikel sintetik berukuran kecil dapat menjadi pendekatan baru dalam prosedur
perawatan wajah
yang lebih terukur dan minim efek samping. “Teknologi ini mengandalkan
synthetic small extracellular vesicles
(sEVs)—partikel sintetik yang meniru komunikasi seluler alami dalam kulit,” kata Reeza dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 26 Juni 2026.
Teknologi ini dapat didukung dengan kandungan aktif lain seperti peptida biomimetik, niacinamide, sodium hyaluronate, glycine, proline, dan antioksidan yang bekerja sinergis untuk membantu regenerasi kulit, memperbaiki tampilan tekstur, menjaga kekencangan, serta meratakan warna kulit. Produk ini juga cocok untuk semua jenis kulit, termasuk kulit sensitif, karena tidak mengandung unsur hewani atau biologis.
Reeza adalah salah satu pembicara dalam Aesthetic Medicine Update & Scientific Exhibition (AMUSE) 2025 yang diselenggarakan pada 20–22 Juni 2025 di ICE BSD, Tangerang Selatan. Kegiatan ini banyak mengusung soal semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya
perawatan kulit
yang aman, ilmiah, dan minim risiko. Hal itu berdampak pada inovasi berbasis bioteknologi sintetik yang kini menjadi fokus utama dalam dunia estetika medis.
AMUSE 2025 adalah kongres estetika medis bertaraf internasional yang diselenggarakan oleh Jakarta Science Academy. Dengan tema “Aesthetic Uncovered: A Purely Scientific Congress”, acara ini dirancang untuk menjadi platform edukasi dan memfokuskan diri pada diskusi berbasis bukti ilmiah. Lebih dari 1.200 dokter dan pakar dari bidang dermatologi, bedah plastik, dan estetika berkumpul selama tiga hari, mengikuti sesi presentasi, masterclass, demo langsung, dan networking dengan 40 + exhibitor yang menampilkan teknologi dan teknik terkini dalam estetika medis.
Dalam ajang ini, perusahaan publik di sektor farmasi Pyfaesthetic hadir melalui booth interaktif dan dua sesi simposium ilmiah “Optimizing Acne Outcomes dan Synthetic Small Extracellular Vesicles in Aesthetics” , sebagai bagian dari komitmen perusahaan dalam mendorong kemajuan teknologi dan edukasi di bidang estetika medis.
Selain soal teknologi vesikel sintetik ini, Reeza juga menjelaskan soal anatomi wajah agar hasil perawatan lebih optimal dalam terapi praktik dokter.
Tren penggunaan teknologi berbasis Synthetic Small Extracellular Vesicles saat ini semakin relevan di Indonesia, seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat akan perawatan
kulit
yang berbasis riset ilmiah. Hal ini menunjukkan pergeseran preferensi dari bahan biologis ke formulasi synthetic yang lebih stabil dan dapat dikontrol.
“Pyfaesthetic tidak hanya berkomitmen menghadirkan produk-produk inovatif, namun juga secara aktif meningkatkan kapasitas dokter-dokter Indonesia melalui pelatihan baik di dalam maupun luar negeri. Kami percaya sinergi antara teknologi dan edukasi akan menciptakan standar baru dalam praktik estetika yang lebih aman dan berkelanjutan,” ujar Head of Marketing from Pyfaesthetic, Wila Lesthia Kharisma.
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan ini, Pyfaesthetic juga secara resmi memperkenalkan Neofound Bios, produk terbaru yang mengusung tagline “Next-Generation, Skin Revitalization”. Dengan teknologi berbasis synthetic sEVs, Neofound Bios hadir sebagai salah satu pilihan solusi revitalisasi kulit yang efektif dalam membantu regenerasi kulit, menjaga kolagen dan elastin untuk elastisitas kulit, serta meratakan warna kulit—menjadikannya pilihan ideal untuk pasien dengan berbagai jenis kulit.