Program Becak Listrik sebagai Langkah Pemberdayaan Ekonomi
Kehadiran kendaraan ramah lingkungan kini menjadi salah satu prioritas utama dalam upaya menjaga kelestarian alam. Namun, transformasi tersebut diharapkan tidak hanya berfungsi sebagai alat transportasi, melainkan juga mampu meningkatkan kualitas hidup dan ekonomi masyarakat Indonesia. Salah satu contoh nyata dari inisiatif ini adalah program becak listrik yang dicanangkan oleh pemerintah.
Presiden Prabowo Subianto menunjukkan perhatian besar terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin. Berbagai program telah dilakukan untuk membantu mereka keluar dari zona kemiskinan. Salah satunya adalah bantuan kepada para tukang becak. Kini, tukang becak di berbagai daerah diharapkan tidak lagi menggunakan becak kayuh, melainkan beralih ke becak listrik. Hal ini diharapkan dapat memberikan dampak positif baik secara lingkungan maupun ekonomi.
Untuk mendukung hal ini, pemerintah menghadirkan lembaga baru bernama Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin). Lembaga ini dipimpin oleh Budiman Sudjatmiko dan bekerja sama dengan berbagai stakeholder seperti Yayasan Gerakan Solidaritas Nasional (YGSN), Kementerian Sekretariat Negara (Setneg), serta pemerintah daerah. Tujuannya adalah mempercepat proses pengentasan kemiskinan dengan pendekatan yang lebih terstruktur dan efektif.
Salah satu bentuk langkah konkret BP Taskin adalah memberikan bantuan becak listrik kepada tukang becak di Kabupaten Sampang. Becak listrik ini merupakan produksi BUMN, PT Eltran Indonesia, yang merupakan anak usaha dari PT LEN. Bantuan ini merupakan komitmen pemerintah dalam memperluas akses masyarakat terhadap alat usaha produktif yang lebih modern dan efisien.
Wakil Kepala BP Taskin, Nanik Sudaryati Deyang, menjelaskan bahwa kehadiran becak listrik bukan hanya sebagai alat transportasi ramah lingkungan, tetapi juga sebagai instrumen pemberdayaan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. “Becak listrik ini kami dorong untuk tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga sebagai pintu masuk menuju graduasi kemiskinan, masyarakat penerima manfaat perlahan mampu berdiri di atas kakinya sendiri,” ujarnya.
Bantuan becak listrik ini diserahkan di Kabupaten Sampang pada Senin (14/7). Nanik Sudaryati Deyang menambahkan bahwa becak listrik ini merupakan pesanan langsung Presiden Prabowo Subianto. Uang yang digunakan berasal dari gaji presiden ditambah uang pribadinya, bukan dari anggaran negara. “Yang memesankan Setneg. Jadi bukan anggaran Sesneg,” tegasnya.
Program becak listrik dirancang untuk mendukung transformasi kendaraan ramah lingkungan sekaligus meningkatkan pendapatan tukang becak yang selama ini bergantung pada becak kayuh. Dengan adanya becak listrik, diharapkan para tukang becak dapat bekerja lebih efisien dan menghasilkan pendapatan yang lebih stabil.
Bupati Sampang Slamet Junaidi menyambut baik dukungan Presiden Prabowo Subianto melalui program becak listrik. Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah siap mendukung keberlanjutan program ini melalui pendampingan dan pemantauan penerima manfaat di lapangan.
YGSN ditugaskan sebagai penyalur resmi bantuan becak listrik. Sementara BP Taskin bertindak sebagai penghubung antara mitra pusat dan pemerintah daerah, serta memastikan pelaksanaan program berjalan sesuai target.
Para tukang becak yang menerima bantuan telah melalui proses verifikasi data oleh pemerintah daerah, dengan prioritas bagi mereka yang berusia lanjut dan masih aktif beroperasi. Sebelum digunakan, penerima manfaat mendapatkan pelatihan teknis langsung dari tim YGSN dan PT Eltran Indonesia mengenai pengoperasian becak listrik, perawatan sederhana, serta cara pengisian daya.
Total unit yang disalurkan di Kabupaten Sampang sebanyak 25 (dua puluh lima) unit dengan nilai bantuan per unit sebesar Rp 23 juta. Pemerintah daerah berperan dalam mengawasi pemanfaatan bantuan ini agar tidak diperjualbelikan dan tetap digunakan sesuai tujuan awal program.