news  

Tradisi Ruwat Laut di Carita Jadi Daya Tarik Wisatawan

Tradisi Ruwat Laut di Carita Jadi Daya Tarik Wisatawan

Tradisi Ruwat Laut di Carita, Pandeglang Menarik Perhatian Wisatawan

Di kawasan Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten, tradisi ruwat laut menjadi daya tarik yang menarik minat wisatawan dari berbagai daerah, termasuk para pengunjung asing. Kegiatan ini tidak hanya menjadi bagian dari budaya lokal, tetapi juga memberikan pengalaman unik bagi siapa pun yang ingin merasakan langsung kekayaan adat dan tradisi masyarakat setempat.

Gubernur Banten, Andra Soni, menyampaikan bahwa banyak wisatawan yang tertarik untuk ikut serta dalam acara tersebut. Mereka tidak hanya ingin mengalami sendiri tradisi yang unik, tetapi juga ingin membagikan pengalaman mereka melalui berbagai media sosial atau platform lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa ruwat laut bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga menjadi ajang promosi budaya yang efektif.

Menurut Andra, salah satu hal penting yang perlu diperhatikan adalah faktor keselamatan. Ia menekankan bahwa kegiatan ini harus dilakukan dengan penuh perhatian terhadap keselamatan peserta, baik itu nelayan maupun wisatawan. Keselamatan menjadi kunci utama agar tradisi ini dapat terus berkembang dan diminati oleh banyak orang.

Ia juga menyarankan agar penyelenggara lebih memperhatikan standarisasi armada yang digunakan dalam festival. Setiap perahu yang digunakan harus layak dan aman untuk membawa penumpang. Hal ini penting untuk menjaga reputasi acara dan memastikan bahwa semua peserta merasa nyaman selama mengikuti prosesi.

Selain itu, Andra menekankan peran aktif masyarakat dalam menjaga ketertiban selama acara berlangsung. Partisipasi masyarakat sangat penting untuk memastikan bahwa kegiatan berjalan lancar dan aman. Dengan dukungan masyarakat, acara bisa berjalan dengan baik dan memberikan pengalaman yang memuaskan bagi semua pihak.

Meski demikian, Andra mengakui bahwa ia sangat terkesan dengan kemeriahan acara tersebut. Ia menggambarkan bagaimana ratusan perahu, mulai dari yang besar hingga kecil, penuh sesak dengan peserta yang ikut serta dalam prosesi. Hal ini menunjukkan antusiasme yang luar biasa dari masyarakat setempat.

Ritual dan Makna di Balik Tradisi Ruwat Laut

Perwakilan Nelayan Carita, Sukani (53), menjelaskan bahwa ruwat laut dilakukan setiap tahun sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas rezeki yang diberikan oleh laut. Prosesi utama dalam acara ini adalah larung atau menenggelamkan sesaji ke laut. Sesaji tersebut terdiri dari kepala dan kaki kerbau, aneka peralatan dapur, serta telur.

Sukani menambahkan bahwa kerbau yang dipilih untuk ritual ini bukan sembarang kerbau. Kerbau tersebut harus dalam kondisi sehat dan bersih, tanpa cacat apa pun. Bagian daging kerbau akan dibagikan kepada para nelayan, sementara kepala, kaki, dan tulangnya dilemparkan ke laut sebagai simbol dari ritual tersebut.

Tradisi ini tidak hanya memiliki makna spiritual, tetapi juga menjadi bagian dari identitas budaya masyarakat Carita. Dengan tetap melestarikan tradisi ini, masyarakat bisa menjaga warisan leluhur sekaligus memperkenalkan kekayaan budaya kepada dunia luar.