news  

TK Pembina Negeri dan SMP Muhammadiyah Dapat 16 Chromebook, Ini Tanggapan Disdikbud Aceh Tenggara

TK Pembina Negeri dan SMP Muhammadiyah Dapat 16 Chromebook, Ini Tanggapan Disdikbud Aceh Tenggara

Penyaluran Laptop Chromebook untuk Sekolah di Aceh Tenggara

Sekolah-sekolah di Kabupaten Aceh Tenggara, mulai dari tingkat TK, SD hingga SMP Negeri maupun Swasta, telah menerima bantuan berupa laptop Chromebook dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Bantuan tersebut disalurkan selama periode tahun 2019 hingga 2022. Meski demikian, data lengkap mengenai sekolah-sekolah yang menerima bantuan ini masih dalam proses penyusunan dan pemeriksaan lapangan.

Salah satu sekolah yang menerima bantuan adalah SMP Muhammadiyah 15 Kutacane. Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 15, Idariani Spd, menyatakan bahwa sekolahnya menerima sebanyak 15 unit laptop Chromebook. Menurutnya, perangkat tersebut saat ini disimpan di kantor dan digunakan untuk mendukung proses pembelajaran di sekolah. Ia menjelaskan bahwa Chromebook merupakan bagian dari program digitalisasi pendidikan yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan kualitas pengajaran.

Contoh penggunaannya antara lain dalam pembelajaran UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer), pengisian raport siswa, serta kegiatan pembelajaran lainnya. Dengan adanya perangkat ini, proses belajar mengajar dapat dilakukan secara lebih efektif dan modern.

Tidak hanya itu, Kepala TK Pembina Negeri Kutacane juga menyampaikan bahwa sekolahnya menerima satu unit Chromebook. Menurutnya, alat tersebut telah digunakan dan sampai saat ini belum mengalami kerusakan. Ia menyebutkan bahwa perangkat ini sangat membantu dalam menjalankan aktivitas belajar mengajar.

Namun, informasi mengenai penyaluran laptop Chromebook tidak sepenuhnya jelas. Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Tenggara, Habibi, menolak memberikan penjelasan kepada wartawan. Ia meminta agar komunikasi langsung dilakukan dengan Kepala Dinas. Hal serupa terjadi ketika konfirmasi dilakukan kepada Kadisdikbud Agara Julkifli SPd. Tidak hanya itu, upaya konfirmasi melalui WhatsApp juga tidak berhasil.

Menanggapi hal ini, Koordinator Gerakan Anti Korupsi (GeRAK) Aceh, Askhalani, meminta agar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di berbagai kabupaten/kota di Aceh bersikap transparan dalam memberikan data sekolah-sekolah yang menerima laptop Chromebook. Ia menilai penting untuk mengetahui kondisi aset tersebut, apakah berfungsi atau tidak, serta mencegah potensi penyalahgunaan.

Askhalani juga menyatakan bahwa data ini akan menjadi bagian dari penyelidikan dugaan korupsi terkait pengadaan laptop Chromebook yang sedang ditangani oleh Kejaksaan Agung. Ia berharap para Kepala Dinas Pendidikan di berbagai kabupaten/kota di Aceh dapat memberikan informasi yang akurat dan terbuka kepada publik.

Dengan demikian, transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan aset pendidikan menjadi hal yang sangat penting. Selain itu, partisipasi masyarakat dan lembaga anti-korupsi seperti GeRAK Aceh diharapkan dapat membantu memastikan bahwa uang rakyat yang dialokasikan untuk pendidikan benar-benar digunakan secara efektif dan sesuai tujuan.