news  

Tentu! Berikut adalah rephrasal dari judul tersebut dalam Bahasa Indonesia yang lebih menarik dan tetap menjaga maknanya: **”Gagal di Pilkada Pangkalpinang, Dokter Ismi Tegas: Saya Bukan Pelacur Politik!”** Jika ingin nuansa yang sedikit lebih emosional atau provokatif: **”Dokter Ismi: Gagal di Pilkada, Saya Takkan Jadi Pelacur Politik!”** Atau versi yang lebih netral tapi tetap menarik: **”Usai Gagal di Pilkada, Dokter Ismi Tegaskan Tak Akan Jadi Pelacur Politik”** Ingin saya sesuaikan dengan gaya media tertentu juga bisa.

Tentu! Berikut adalah rephrasal dari judul tersebut dalam Bahasa Indonesia yang lebih menarik dan tetap menjaga maknanya:

**”Gagal di Pilkada Pangkalpinang, Dokter Ismi Tegas: Saya Bukan Pelacur Politik!”**

Jika ingin nuansa yang sedikit lebih emosional atau provokatif:

**”Dokter Ismi: Gagal di Pilkada, Saya Takkan Jadi Pelacur Politik!”**

Atau versi yang lebih netral tapi tetap menarik:

**”Usai Gagal di Pilkada, Dokter Ismi Tegaskan Tak Akan Jadi Pelacur Politik”**

Ingin saya sesuaikan dengan gaya media tertentu juga bisa.


, BANGKA —

Brigadir Jenderal TNI (Purn) dr Ismi Purnawan menyampaikan terima kasih kepada relawan, simpatisan, dan masyarakat Kota Pangkalpinang yang sudah memberinya kepercayaan untuk berkontestasi di Pilkada Pangkalpinang 2025. Sayang, Ismi tidak mendapat rekomendasi partai politik (Parpol) sehingga tidak bisa mengikuti tahap pendaftaran pasangan calon yang sudah dibuka pada 26-28 Juni 2025 lalu.

“Terima kasih banyak, saya mohon maaf, saya sudah sempat berkompetisi. Ya, mungkin inilah yang terbaik untuk kita semua. Saya pamit, dan saya percaya Allah memberi yang terbaik, baik untuk saya maupun untuk masyarakat Pangkalpinang,” kata Ismi saat dihubungi Bangka Pos Senin (30/6) sore.

Support kami, ada hadiah spesial untuk anda.
Klik di sini: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

Sebelumnya, Ismi membuat pernyataan serupa melalui akun media sosial. Diiringi lagu terima kasih sudah bertahan oleh Ghea Indrawari, mantan dokter kepresidenan RI itu menyampaikan permohonan maaf dan harapan terbaik untuk masa depan Pangkalpinang.

“Postingan tersebut merupakan cara saya untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada relawan, simpatisan dan masyarakat yang telah mendukung dan percaya kepada saya” ujarnya.

Ismi mengakui betapa keras dan tak terduganya realitas politik di lapangan saat dia menjalani proses penjajakan politik jelang Pilkada Pangkalpinang 2025.

Support us — there's a special gift for you.
Click here: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

“Kadang-kadang saya tertawa sendiri. Saya kemarin merasa seperti pengemis politik kesana kemari mencari kepercayaan partai. Tapi yang penting, saya tidak menjadi pelacur politik,” kata Ismi yang menggaris bawahi bahwa dirinya tetap menjaga prinsip dan integritas selama proses berlangsung.

Meski mengaku sempat merasa asing dengan proses politik ia menilai pengalaman ini sebagai pelajaran berharga.

“Politik itu luar biasa. Ini sekolah yang tidak saya dapatkan di dunia kedokteran atau militer. Sekolah politik ini memberi pelajaran tentang realita sosial dan kompromi,” tuturnya.

Ismi menegaskan bahwa ia menerima keputusan politik yang terjadi saat ini sebagai bagian dari ketentuan yang lebih besar. Ia bahkan menyebut bahwa semua yang terjadi merupakan kehendak Tuhan.

“Kalau kita orang beragama, kita percaya ini jalan yang terbaik. Saya seperti air mengalir. Sebagai prajurit, saya akan tetap bertahan sampai titik penghabisan, sampai ada perintah mundur. Tapi saya yakin, Allah lebih tahu mana yang terbaik buat saya,” ungkapnya dengan nada teduh.

“Saya percaya, semoga lahir pemimpin-pemimpin terbaik dari proses ini. Bukan hanya baik menurut politik, tapi juga baik menurut rakyat dan ridha Tuhan” ucapnya.


Produk politik

Tidak terpilih dalam bursa pencalonan melalui partai politik, Ismi menyatakan legawa dan tidak maju. Keputusan itu, menurutnya, merupakan bagian dari dinamika politik yang harus diterima dengan kepala dingin.

“Produk politik itu ya apa yang terjadi hari ini. Inilah produk-produk politik yang harus kita terima. Tapi memang perlu ada pendewasaan dalam politik kita—politik yang baik, santun, dan beretika,” ujar Ismi.

Dia juga menyoroti bahwa proses politik saat ini masih sarat dengan praktik transaksional dan kompromi pragmatis, yang menurutnya jauh dari nilai-nilai ideal dalam demokrasi.

“Realitanya, politik kita masih banyak tawarmenawar. Kadang kita harus bilang maaf, ini politik dagang sapi. Banyak transaksi. Bukan lagi mengedepankan nilai-nilai yang realistis dan prosedural” jelasnya.


Terbiasa SOP

Sebagai seorang profesional dan mantan prajurit, Ismi mengaku dirinya terbiasa bekerja berdasarkan SOP (Standar Operasional Prosedur) dan pendekatan ilmiah. Karena itu, ia mengaku cukup sulit menyesuaikan diri dengan dinamika politik praktis yang sarat kompromi.

“Kita biasa bicara dengan keilmuan, dengan sistem yang jelas. Tapi politik hari ini berbeda. Tapi saya tidak kecewa, saya tidak sakit hati. Saya tetap berpikiran positif,” ujarnya.

Dalam pernyataannya, Ismi juga mengungkap bahwa dirinya telah membangun komunikasi dengan berbagai partai, tanpa membeda-bedakan.

“Saya berkomunikasi baik dengan semua partai. Sampai partai kecil-kecil pun saya datangi, saya ajak bicara. Apalagi posisi saya bukan orang partai. Tapi bagi saya, semuanya saudara,” ucapnya.

Ia menekankan bahwa pendekatannya dilakukan dengan niat baik dan sikap terbuka.

“Itu yang saya lakukan, pendekatan ke semua partai. Tapi setelah ikhtiar, saya serahkan semuanya pada Allah. Doa saya sendiri ya sudah, apapun yang terjadi aku dukung. Aku tidak kecewa. Sebagai putra daerah, aku tetap mendukung,” lanjutnya.


Semua diberi kesempatan

Dinamisnya proses penjaringan pasangan calon dalam Pilkada Pangkalpinang 2025 diakui Sekretaris DPD NasDem Pangkalpinang, Achmad Ruspandi, saat ditemui Bangka Pos, Senin (30/6).

Menurutnya, peta politik Pilkada ulang ini, khususnya di Pangkalpinang, sulit ditebak.

“Sebelum janur kuning melengkung, semua masih dinamis,” kata Ruspandi.

Dia menjelaskan proses penjaringan sebelumnya sempat melibatkan banyak nama dan figur, seperti Achmad Dedy Karnadi (Budi RRI), Adhy Sarphio, dan dr. Masagus M. Hakim, M.Kes. Bahkan Ruspandi tidak menyangkal jika Ketua DPD Partai Nasdem Pangkalpinang, Meitarini, akrab disapa Yuk Yeyen, juga ikut di dalamnya dan gagal melaju sebagai calon wali kota.

“Semua punya kesempatan kami berikan kepada banyak calon tetapi yang cocok dan membuat amanah yang kami berikan terwujud adalah jagoan kami sekarang yaitu Basit dan Ustaz Dede” ucapnya.

Ruspandi menyebut sebelum pilihan akhir itu muncul, terjadi kesulitan untuk mencocokan calon dengan partai. Hal ini yang membuat beberapa ketidakpastian dalam proses penjaringan.

“Ada calon yang cocok tetapi partai yang belum apalagi kami memiliki beberapa partai koalisi,” kata Ruspandi.

“Kami sampai ke titik Basit dan Ustaz Dede sebagai calon karena memang garis rezeki. Semua bakal calon pilkada ini menurut survei dan partai urutan, ukuran semuanya tipis tetapi menurut NasDem dan koalisi ini yang terbaik walaupun kami sangat berharap kepada ketua DPD NasDem tetapi itu udah keputusan pusat,” tambahnya.

“Inilah dinamika politik, yang membuat sangat menarik ketua (Yuk Yeyenred) juga ihklas dan berfokus sebagai Ketua DPD untuk memenangkan calon yang diusung,” tegas Ruspandi.

Terpisah, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Pangkalpinang, Abang Hertza tidak berbicara panjang lebar perihal rekomendasi parpol yang diberikan kepada pasangan Saparudin Masyarif dan Dessy Ayutrisna. Dia hanya berujar singkat ketika ditemui Bangka Pos di Kantor DPC PDI Perjuangan Pangkalpinang, Jumat (27/6) kemarin.

“Itu sudah keputusan dari DPP,” ujar Abang Hertza yang kemudian pamit karena masih ada rapat internal di kantor tersebut.

(x1)