Teater Sado Adakan Diskusi, Mendorong Pendidikan Seni Drama di Sekolah

Teater Sado Adakan Diskusi, Mendorong Pendidikan Seni Drama di Sekolah



Untuk meningkatkan peran seni pertunjukan teater dalam dunia pendidikan, Teater Sado Kuningan menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan topik tersebut.
Teknik Pengajaran Drama di Sekolah
.

Acara tersebut dilangsungkan di Gedung Student Center Universitas Kuningan (Uniku) pada hari Kamis, tanggal 15 Juni 2025, dengan keterlibatan sekitar 200 orang yang terdiri atas mahasiswa, guru, aktivis seni, serta staf pengajar tingkat SD, SMP, dan SMA setingkatan serupa.

Pemimpin Teater Sado Kuningan, Edi Supardi, mengatakan bahwa diskusi kelompok fokus tersebut adalah elemen dalam serangkaian kegiatan yang direncanakan.
Harmoni Alam dan Budaya
yang dilaunching oleh Yayasan Teater Sado Aan Sugianto Mas.

Proyek ini menerima dukungan dari Kementerian Kebudayaan dengan menggunakan skema tersebut.
Dana Indonesiana
, sebagian dari komitmen bangsa untuk menguatkan ekosistem seni di negeri ini.

“Forum Group Discussion ini merupakan tahap pertama dalam mengeksplor masalah serta menyusun strategi belajar teater yang efisien dan tepat sasaran di sekolah. Kami berharap akan muncul anjuran spesifik sehingga cara mengajarkan seni peran dapat maju sesuai dengan kepribadian siswa dan kurikulum yang fleksibel,” jelas Edi.

Demikian pula, Bias Lintang Dialog menyatakan Ketua Yayasan Teater Sado Aan Sugianto Mas sebagai ketuanya. Dia menggarisbawahi kebutuhan kelanjutan dari proses kreatif dalam bidang seni, yang tak sebatas pada panggung pertunjukan saja, melainkan juga perlu ada di lingkungan kelas.

Setiap orang yang terlibat dalam tahap kreatif memiliki kesempatan untuk mendapatkan bantuan finansial melalui dana hibah dari Kementerian Budaya. Teater Sado siap untuk bertukar pikiran, menyampaikan pengetahuan, serta membentuk jalinan kerja sama sehingga semangat seni dapat merambah kepada anak muda,” ungkap Bias.

FGD tersebut melibatkan pula dua pembicara kunci yang menyampaikan perspektif mendalam tentang pendidikan seni drama. E. Sumadiningrat, seorang seniman drama serta Anggota Staf Spesialisasi Juri dan Pembinaan Bakat di Balai Pengembangan Bakat Indonesia (Puspresnas – Kemendikbudristek), bersama D. Ipung Kusmawi, aktor, penulis skenario, sutradara, dan guru dari SMAN 1 Beber. Diskusi dipandu oleh Arip Hidayat yang sukses membimbing arah FGD ini menjadi dinamis dan hasilnya membuahkan banyak ide.

Dalam hasil pembicaraan itu, timbul berbagai saran signifikan. Antara lain ditekankannya kebutuhan meningkatkan kemampuan para pengajar untuk mengajarkan topik drama di ruang belajar, hal ini tetap menjadi masalah besar sampai saat ini.

Di samping itu, keterbatasan fasilitas penunjang, kurangnya ketertarikan dari para pelajar, dan kesulitan mengakses pementasan drama secara langsung turut menjadi perhatian.

Menghadapi sejumlah tantangan tersebut, para partisipan dalam diskusi kelompok fokus mendukung kerjasama antara Teater Sado dan institusi pendidikan. Solusi yang diajukan mencakup implementasi sebuah program.
Seniman Masuk Sekolah
, yang meliputi latihan drama dan pertunjukan bersama para murid. Program ini dianggap dapat berfungsi sebagai penghubung kuat untuk membawa seni peran semakin dekat ke lingkungan pendidikan.

Dengan antusiasme kerjasama, diskusi kelompok fokus ini ditujuhkan untuk mendasari timbulnya gerakan pendidikan seni yang lebih terbuka dan lestari, sehingga teater tidak hanya menjadi hiburan, melainkan juga alat membentuk karakter dan ungkapan kreasi para siswa. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com