Berita  

Takut Ditolak? Pahami Sensitivitas Penolakan, Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya

Takut Ditolak? Pahami Sensitivitas Penolakan, Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya

– Ada berbagai faktor dan alasan yang membuat seseorang merasa takut ditolak, sesuai dengan pandangan psikologi.

Rasa takut ditolak merupakan hal yang normal dialami oleh setiap individu. Namun, dalam beberapa situasi, perasaan takut ini bisa berkembang menjadi gangguan.

Banyak orang mengalami rasa takut ditolak yang berlebihan. Contohnya di tempat kerja, lingkungan pertemanan maupun dalam keluarga.

Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

Dalam keadaan yang sangat parah, seseorang bisa tertular atau mengidapRejection Sensitive Dysphoria (RSD). 

Seseorang yang mengalami kondisi ini mungkin merasakan rasa sakit batin akibat kegagalan atau lebih parah lagi, penolakan.

Menariknya, menurut Cleveland Clinic, Gangguan Spektrum Disleksia sering dikaitkan dengan individu yang mengalami gangguan ADHD.

Ahli memiliki dugaan bahwa hal ini terjadi akibat perbedaan dalam struktur otak pada penderita gangguan tersebut. Namun, hal ini tidak selalu berlaku.

Ingin mengetahui lebih banyak mengenai perasaan takut ditolak ini? Baca penjelasan berikut yang diambil dariCleveland Clinic dan Psychology Today. 

Gejala Rejection Sensitivity

Dikutip dari Psychology Today, tingkat kepekaan seseorang terhadap penolakan menunjukkan beberapa tanda berikut:

  • Standar yang terlalu tinggi

Seseorang dengan rejection sensitivitybiasanya menjalani hidup dengan standar yang terlalu tinggi bagi dirinya sendiri.

Sebaliknya, standar ini sering kali menjadi beban yang menyebabkan mereka cepat merasa bersalah atau malu ketika tidak mampu memenuhi harapan tersebut.

Perasaan bersalah yang berlebihan akhirnya membuat mereka mundur, seolah-olah melakukan “serangan pertahanan” agar tidak perlu menghadapi kemungkinan penolakan.

  • Perasaan kesal dan perilaku yang kasar

Di beberapa situasi, penolakan atau bahkan hanya persepsi akan penolakan dapat memicu respons agresif atau kemarahan terhadap seseorang.

Semua ini muncul dari perasaan yang terluka, meskipun sebenarnya maksud orang di sekitar tidak selalu seperti itu.

  • Merasa tidak nyaman di sekitar tempatnya

Tidak jarang, mereka juga mengalami reaksi tubuh yang tidak nyaman, seperti kaku, cemas, atau merasa asing di tengah keramaian karena merasa tidak pernah benar-benar “cocok” dalam kelompok sosialnya.

  • Ketergantungan pandangan diri terhadap orang lain

Hal lain yang sangat berat adalah kenyataan bahwa harga diri mereka sepenuhnya tergantung pada penilaian orang lain.

Jika menerima pujian, rasa percaya diri akan bertambah; sebaliknya, satu komentar buruk saja dapat menghancurkannya.

  • Mengulang setiap percakapan dalam pikiran

Setelah terjadi suatu interaksi, mereka sering kali terjebak dalam pemikiran yang berulang, menganalisis setiap aspek percakapan atau sikap orang lain, dan merasa terperangkap dalam lingkaran pikir berlebihan yang melelahkan.

Dampak Rejection Sensitivity

Mungkin beberapa dari kalian merasa mengalami beberapa gejala yang disebutkan. Kemudian, apa saja akibatnya?

  • Rendahnya rasa percaya diri

Orang dengan rejection sensitivityterkadang sulit untuk benar-benar percaya pada kemampuan diri sendiri.

Setiap pendapat atau respons dari orang lain dapat dengan mudah menggoyahkan kepercayaan diri mereka.

  • Kekacauan perasaan yang sulit dikendalikan Ketidakstabilan emosi yang sulit diatur Perasaan yang tidak terkendali dengan mudah Kemarahan yang sulit dikendalikan Kegelisahan emosional yang berlebihan Ketegangan batin yang sulit diredam Emosi yang tidak bisa dikontrol secara baik Ketidakseimbangan perasaan yang memicu kekacauan Kemarahan yang sulit untuk diatasi Kecemasan emosional yang luar biasa

Ketika merasa ditolak, respons emosional mereka bisa sangat kuat. Beberapa orang tiba-tiba menjadi marah, sementara yang lain menangis tanpa mampu mengendalikan diri.

  • Rasa sedih yang mengalir kembali ke dalam diri

Tidak semua individu mengekspresikan perasaan mereka secara terbuka. Beberapa justru menyimpannya dalam diri, yang dapat berujung pada munculnya gejala depresi tiba-tiba.

Kondisi ini sering kali disalahpahami sebagai perubahan suasana hati yang ekstrem, seperti pada gangguan bipolar atau kepribadian ambang.

  • Menjadi people pleaser

Untuk menghindari penolakan, mereka biasanya berusaha keras agar bisa membuat orang lain senang.

Namun, hal tersebut justru menyebabkan seseorang diabaikan dan merasa lelah secara emosional.

  • Takut gagal memulai sesuatu

Banyak orang akhirnya menghindari proyek atau tujuan yang baru karena rasa takut akan kegagalan.

Ini menghambat pertumbuhan pribadi dan menyebabkan mereka kehilangan banyak peluang.

  • Perfeksionisme yang melelahkan

Banyak orang mengatasi rasa takut ditolak dengan bekerja keras dan berusaha mencapai kesempurnaan di segala bidang.

Sayangnya, keadaan ini sering berakhir dengan rasa cemas yang berlebihan dan membuat mereka lupa untuk merawat diri sendiri.

Cara Mengatasi Rasa Sensitif terhadap Penolakan Trik untuk Mengatasi Kepekaan terhadap Penolakan Langkah-Langkah Mengurangi Ketergantungan pada Persetujuan Orang Lain Cara Mengelola Perasaan yang Mudah Terluka Akibat Penolakan Strategi untuk Menghadapi Rasa Tidak Disukai dengan Lebih Baik Panduan Mengatasi Ketakutan terhadap Penolakan Teknik untuk Meningkatkan Ketahanan Mental terhadap Penolakan Cara Mengatasi Rasa Takut Ditolak dengan Efektif Tips untuk Mengurangi Respons Emosional terhadap Penolakan Metode untuk Membangun Kepercayaan Diri dalam Situasi Penolakan

Menghadapi rejection sensitivitytidaklah mudah, namun terdapat beberapa tahapan yang dapat diambil untuk mengelolanya.

Jika gejala yang Anda alami masih termasuk ringan, terdapat beberapa cara sederhana yang bisa dicoba sebelum mencari bantuan ahli.

1. Belajar lebih ramah terhadap diri sendiri

Langkah pertama yang paling mudah adalah dengan berusaha menjadi lebih baik terhadap diri sendiri.

Ingatlah bahwa kegagalan, penolakan, atau tidak disukai oleh semua orang adalah hal yang wajar dirasakan oleh siapa pun. Dengan menerima fakta ini, kita dapat mengurangi beban pikiran dan respons emosional yang berlebihan.

2. Prioritaskan self-care

Rasa stres dan kecemasan dapat memperparah gejala tersebutejection sensitivity.Oleh karena itu, penting untuk menyisihkan waktu guna merawat diri.

Baik dengan tidur cukup, berolahraga ringan, atau hanya melakukan hobi yang menenangkan,self-caremembantu menjaga perasaan lebih tenang.

3. Cara berpikir dan respons yang terstruktur

Jika sering terjebak dalam overthinkingsetelah berinteraksi dengan orang lain, cobalah melatih diri untuk mengganti perspektif pandangan.

Sebagai contoh, tidak semua pendapat dari orang lain ditujukan untuk merendahkan atau menolak kita. Latihan ini memang memerlukan waktu, tetapi dapat sangat bermanfaat dalam jangka panjang.

4. Minta bantuan dari seseorang yang dapat dipercaya

Memiliki teman dekat atau seseorang yang sangat dipercaya juga sangat bermanfaat.

Terkadang kita hanya membutuhkan seseorang yang mendengarkan, bukan menghakimi. Dukungan sosial menciptakan rasa aman dengan memberi tahu bahwa kita tidak sendirian dalam menghadapi perasaan ini.

5. Pertimbangkan pengobatan jika sudah mengganggu

Kalau rejection sensitivitytelah sampai mengganggu kegiatan sehari-hari, seperti kesulitan dalam bekerja, membangun hubungan, atau terus-menerus merasa tertekan, maka saatnya mencari bantuan dari ahli.

Berjumpa dengan seorang terapis atau konselor dapat membantu mengembangkan metode baru dalam berpikir dan bertindak sehingga pengaruhnya tidak terlalu signifikan terhadap kehidupan kita.