news  

Studi Temukan Alasan Kucing Dominan Tidur Miring ke Kiri

Studi Temukan Alasan Kucing Dominan Tidur Miring ke Kiri





,


Jakarta


– Sebuah
studi
mengungkap
kucing
dominan
tidur
dengan posisi miring ke kiri untuk mengantisipasi ancaman dan meningkatkan kewaspadaan. Meski sebagai predator, pola tidur mereka yang rata-rata selama 12-16 jam sehari sekaligus menempatkannya dalam posisi rentan sebagai mangsa, seperti untuk anjing hutan.

“Kami melaporkan bahwa dua dari tiga kucing lebih memilih posisi tidur menghadap ke kiri. Dengan begitu, mata kirinya (yang terhubung ke otak kanan) bisa melihat hewan yang mendekat tanpa terhalang tubuhnya sendiri,” dikutip dari jurnal

Current Biology

.

Penelitian ini terbit dalam artikel ilmiah berjudul “Lateralized sleeping positions in domestic cats” pada 23 Juni 2025. Studi ini dilakukan oleh 13 peneliti dari berbagai kampus di Eropa yang menekuni bidang kedokteran hewan, psikologi, dan biopsikologi.

Tim peneliti menganalisis 408 video YouTube yang dapat dilihat publik. Tayangan video menampilkan satu ekor kucing dalam posisi tidur berbaring miring. Durasi tidur tanpa gangguan setidaknya 10 detik dan tubuh kucing terlihat sepenuhnya dari kepala hingga kaki belakang.

“Hasilnya menunjukkan 266 kucing (65,1 persen) menunjukkan posisi tidur miring ke kiri, sementara 142 kucing (34,8 persen) tidur miring ke kanan,” tulis tim peneliti.

Menurut tim peneliti, kucing yang termasuk mamalia, memiliki peran otak kanan yang dominan untuk memproses rangsangan yang berhubungan dengan ancaman. Otak kanan dominan untuk eksplorasi spasial dan amigdala kanan memproses rasa takut sebagai respons terhadap ancaman.

Belahan otak kanan juga unggul dalam memproses rangsangan yang berhubungan dengan ancaman. Ini memberikan keunggulan pada bidang visual kiri dalam merespons predator yang mendekat dari arah kiri.

“Saat terbangun, posisi tidur yang menghadap ke kiri akan memberikan pandangan cepat ke bidang visual kiri terhadap objek yang mendekat dari bawah atau dari posisi yang sejajar tingginya,” tulis tim peneliti.

Dalam pengamatan video, tim peneliti tidak memiliki informasi seputar jenis kelamin atau status kehamilan kucing. Namun, mereka berpendapat kecil kemungkinan mayoritas kucing yang diamati adalah kucing hamil yang secara kebetulan menyebabkan bias populasi yang cukup signifikan.

Peneliti juga mempertimbangkan faktor

pawedness

atau preferensi penggunaan kaki sebagai kemungkinan faktor lain yang memengaruhi posisi tidur. Faktanya, 78 persen kucing menunjukkan preferensi penggunaan kaki kiri atau kanan.

Namun, karena

pawedness

pada kucing menunjukkan asimetri individual dengan jumlah kucing berkaki dominan kiri dan kanan yang hampir seimbang, maka asimetri populasi dalam posisi tidur sebesar 65 persen sulit dijelaskan hanya dengan preferensi penggunaan kaki.

Tim peneliti menyadari penelitian ini masih dapat diperdebatkan dan bisa jadi peluang sangat baik untuk tingkat populasi. Selain itu juga bisa membantu lebih memahami sifat salah satu hewan peliharaan, khususnya kucing.