news  

Stasiun Jatake Siap Beroperasi, Kurangi Kemacetan Tanah Abang–Rangkasbitung

Stasiun Jatake Siap Beroperasi, Kurangi Kemacetan Tanah Abang–Rangkasbitung

Progres Pembangunan Stasiun Jatake Capai 93 Persen

Stasiun Jatake, yang merupakan bagian dari proyek pengembangan perkeretaapian di lintas Tanah Abang–Rangkasbitung, telah mencapai progres pembangunan fisik sebesar 92,78 persen. Proyek ini menjadi salah satu inisiatif KAI yang bekerja sama dengan pihak swasta menggunakan skema creative financing. Hal ini menunjukkan komitmen KAI dalam membangun infrastruktur transportasi tanpa bergantung pada anggaran negara.

Menurut VP Public Relations KAI, Anne Purba, Stasiun Jatake tidak hanya berfungsi sebagai tempat naik dan turun penumpang, tetapi juga dirancang sebagai ruang publik yang efisien dan fungsional. “Stasiun ini mewakili arah baru pengembangan perkeretaapian yang berorientasi pada integrasi kawasan, kenyamanan pelanggan, dan inovasi layanan,” ujarnya.

Lokasi dan Konsep Pengembangan

Stasiun Jatake terletak di Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang. Sebagai stasiun pertama yang dibangun melalui kolaborasi antara KAI dan pihak swasta, proyek ini menunjukkan keberhasilan pendekatan inovatif dalam pembangunan infrastruktur. Skema creative financing yang digunakan memastikan bahwa proyek tidak mengandalkan APBN, sehingga lebih efisien dan berkelanjutan.

Meskipun hampir rampung secara fisik, proses operasionalisasi masih memerlukan beberapa tahapan. KAI akan melakukan uji coba awal, asesmen keselamatan, serta pengajuan izin operasi sesuai dengan regulasi yang berlaku. “Kami memastikan seluruh proses dilakukan sesuai standar keselamatan tertinggi karena keandalan prasarana dan keamanan untuk pelanggan adalah prioritas utama,” tambah Anne.

Meningkatnya Permintaan Layanan

Peningkatan jumlah pengguna commuter line di jalur Tanah Abang–Rangkasbitung menjadi alasan utama pembangunan Stasiun Jatake. Volume pengguna meningkat signifikan dalam tiga tahun terakhir. Pada 2022, tercatat sebanyak 48.338.858 pengguna, kemudian meningkat menjadi 64.899.516 pada 2023, dan melonjak menjadi 73.296.200 pada 2024. Dalam enam bulan pertama 2025, jalur ini telah melayani 37.444.759 penumpang.

“Data ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin mengandalkan commuter line sebagai moda utama mobilitas harian, dan kehadiran Stasiun Jatake akan menjadi solusi untuk mengurai kepadatan sekaligus menambah titik kemudahan akses,” ujar Anne.

Peran Stasiun Jatake dalam Konektivitas

Dalam ekosistem commuter line Jabodetabek, Stasiun Jatake akan menjadi bagian dari rangkaian stasiun yang menghubungkan pusat kota dengan kawasan penyangga. Rangkaian stasiun tersebut meliputi: Tanah Abang – Palmerah – Kebayoran – Pondok Ranji – Jurang Mangu – Sudimara – Rawa Buntu – Serpong – Cisauk – Cicayur – Jatake – Parung Panjang – Cilejit – Daru – Tenjo – Tigaraksa – Cikoya – Maja – Citeras – Rangkasbitung.

Konsep seamless integration yang diterapkan di Stasiun Jatake memungkinkan pengguna commuter line langsung terkoneksi dengan pusat perbelanjaan dan moda transportasi lainnya dalam satu kawasan terpadu. Pendekatan ini selaras dengan Transit Oriented Development (TOD) yang KAI dorong untuk menciptakan simpul mobilitas yang bukan hanya fungsional, tetapi juga mendukung pengembangan ekonomi lokal dan meningkatkan nilai kawasan.

Visi KAI untuk Masa Depan

Anne menegaskan bahwa Stasiun Jatake dirancang sebagai ruang hidup baru, bukan sekadar peron dan jalur. “Kami ingin masyarakat merasakan bahwa perjalanan dengan KAI adalah bagian dari pengalaman hidup yang lebih nyaman, aman, dan terkoneksi,” katanya.

Melalui proyek ini, KAI tidak hanya memperluas layanan, tetapi juga memperkuat peran sebagai katalis penggerak kota dan mitra pembangunan. Sinergi dengan berbagai pihak tetap diletakkan dalam kendali penuh terhadap mutu hingga keselamatan.

“KAI akan terus mendorong terwujudnya sistem transportasi massal yang terjangkau, berkelas dunia, dan relevan dengan kebutuhan masa depan. Stasiun Jatake adalah tonggak dari komitmen itu,” tutup Anne.