Sinopsis Film Irak Warfare Berdasarkan Kisah Nyata, Karya Sutradara Ternama

Sinopsis Film Irak Warfare Berdasarkan Kisah Nyata, Karya Sutradara Ternama





,


Jakarta


– Untuk pecinta film bertemakan peperangan, Anda bisa menontonnya di sini:
Warfare
Film yang telah dirilis di bioskop minggu ini. Disutradarai oleh Alex Garland serta Ray Mendoza, mantan prajurit Navy SEAL.

Alex dan Ray menciptakan dan mempresentasikan film itu sesuai dengan pengalaman yang dialami selama tugas mereka. Film ini menggambarkan betapa tegangnya situasi serta usaha keras para prajurit ketika terlibat dalam peperangan lapangan tempur. Mereka harus berkutik dengan dilema hidup atau mati sementara berada di Irak.


Sinopsis Film Warfare

Dilansir dari
Roger Ebert
, Perang ini menceritakan tentang sekelompok pasukan khusus Navy SEAL yang pada tahun 2006 tersandera di dalam sebuah rumah di Ramadi, Irak, selama periode penyerahan kekuasaan oleh Amerika Serikat. Tim tersebut menghadapi berbagai kerugian dan akhirnya dapat lolos dengan situasi yang sangat memprihatinkan. Walaupun tidak merupakan bagian dari pertempuran utama dalam skala konflik tersebut atau bahkan dalam konflik lain manapun, insiden tersebut sungguh-sungguh telah terjadi.

Cerita ini merupakan pengalaman spesifik bagi Ray Mendoza, sang penulis dan sutradara dari film itu sendiri. Sebelumnya, ia pernah berperan sebagai penasihat militer untuk film fiksi spekulatif “Civil War” yang dibuat oleh Alex Garland, orang di balik sukses seperti “Ex Machina” dan “Annihilation”.

Mendoza membagikan cerita pengalamannya pada Garland, yang kemudian termotivasi untuk menjadikannya proyek film selanjutnya dan bekerja sama dengan Mendoza dalam debut penyutradaraan Garland.

Hasil kerja sama ini menciptakan sebuah film aneh tapi menawan—dipenuhi tensi, keras, dan disampaikan dengan tepat adanya. Penonton dibawa untuk merasakan gemuruh, darah, serta kericuhan perang layaknya apa yang terjadi di Iraq kurang lebih dua dasawarsa silam.

Melalui penggambaran visual, audial, dan fisik yang mendalam, film ini merupakan salah satu dari sedikit karya dalam genre peperangan yang tidak mengagung-agungkan kekerasan maupun heroisme, bahkan secara tersirat. Justru sebalinya, tontonan ini membuat penonton merasakan seperti benar-benar berada di lokasi pertempuran itu sendiri.

Film ini menghadirkan beberapa bintang muda yang sedang populer di Hollywood dan menjadi ikon internet seperti Charles Melton, Will Poulter, Joseph Quinn, Kit Connor, Noah Centineo, serta D’Pharaoh Woon-A-Tai dari “Reservation Dogs” yang berperan sebagai karakter Mendoza.

Walaupun demikian, film tersebut tidak menampilkan unsur-unsur kemegahan seperti halnya dengan selebritas atau sang pahlawan beraksi ala Hollywood. Aktornya dipersepsikan sebagia bagian dari sebuah sistem yang mementingkan kolaborasi dan sinergi tim daripada heroisme individual.

Garland dan Mendoza, yang awalnya berkolaborasi ketika Mendoza bertindak sebagai konsultan untuk Film Perang Saudara (2024), merumuskan kerangka dasar skenario mereka bersama-sama sebelum melaksanakan wawancara dengan para anggota satuan asli guna menjamin akurasinya.

“Kami bertujuan untuk membangun kembali urutan peristiwa sebenarnya sedekat mungkin dengan apa yang sungguh-sungguh terjadi,” kata Garland seperti dilansir dari
CNN
, Minggu, 11 Mei 2025.

Dia mengakuinya; adanya variasi serta inkonsistensi pada memori para saksi adalah hal yang wajar. “Ingatan mereka sering kali bersifat sebagian… setelah itu, kami merangka semuanya layaknya investigasi forensik: bila ini dan itu dianggap benar, berarti ini pula secara logika harus benar.”

Garland menjelaskan, “Aturan utama kami adalah bahwa film ini hanya akan mencakup kejadian-kejadian nyata.” Akibatnya, hasil akhir berupa sebuah film dengan perspektif yang tajam, kurang penjabaran, serta diisi dengan terminologi militer yang sesekali tampak membingungkan hingga konyol. Misalnya, seperti adegan dimana seorang prajurit bertanya dengan serius, “Apakah dia sedang mengintip atau melakukan penyelidikan?”

Mendoza menilai bahwa film tersebut merupakan koreksi atas beragam gambaran perang yang telah lama dipandangnya bersama para vetern waria lainnya dengan cara yang salah. “Sebagian besar film tentang peperangan ini diciptakan oleh individu-individu yang tak pernah benar-benar merasakannya secara pribadi,” katanya.

Mendoza menyebutkan bahwa mayoritas film mengenai Perang Iraq yang telah diproduksi sebelumnya kurang memberikan dampak signifikan padanya serta banyak veteran lainnya. “Film-film tersebut mungkin memiliki kualitas produksi luar biasa, tetapi hampir semua di antara kita merasa mereka tidak tepat,” jelasnya.

Perang tidak hanya semacam pertunjukan kekerasan militer, tetapi juga merupakan penyelidikan mendalam mengenai dampak psikologisnya, ketakutan, serta ikatan relasional yang berkembang di kalangan tentara dalam suasana perang.

Sebagai ganti mengikuti formula klise dari film-film perang khas Hollywood dengan narasi yang dipenuhi heroisme serta dialog bertabur semangat, cerita ini justru menggunakan sudut pandang yang lebih akurat. Fokusnya adalah pada kehidupan nyata prajurit tanpa adanya penonjolan drama secara berlebihan.

Para pemeran tersebut telah mengikuti latihan militer ekstensif untuk mendapatkan nuansa yang otentik,
Warfare
menggambarkan gambaran perang modern yang penuh tekanan dan mengharukan.
Film
Ini mendorong penonton untuk merasakan ketegangan kehidupan di barisan terdepan beserta dengan pengaruh psikologisnya yang berimbas pada orang-orang yang terlibat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com