.CO.ID – JAKARTA.
Konstituen dari indeks IDX High Dividend20 dianggap tetap bisa menjadi pertimbangan bagi investor untuk dipilih sebagi opsi investasi jangka panjang.
Berikut ini adalah versi yang telah diparaphrase:
Perlu diketahui bahwa Bursa Efek Indonesia (BEI) baru-baru ini mengadakan penilaian kecil terhadap peserta IDXHIDIV20.
Selama masa dari 6 Mei 2025 sampai dengan 3 Februari 2026, komponen IDXHIDIV20 terdiri atas PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (
ACES
), PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (
ADRO
), PT AKR Corporindo Tbk (
AKRA
), PT Aneka Tambang Tbk (
ANTM
), PT Astra International Tbk (
ASII
), PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA
), serta PT Bank Negara Indonesia Tbk (
BBNI
).
Selanjutnya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (
BBRI
PT Bank Mandiri Tbk (
BMRI
), PT Bank CIMB Niaga Tbk (
BNGA
), PT HM Sampoerna Tbk (
HMSP
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (
INDF
PT Indo Tambangraya Megah Tbk (
ITMG
), serta PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (
JPFA
).
Selanjutnya, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (
PGAS
), PT Bukit Asam Tbk (
PTBA
), PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (
SIDO
), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (
TLKM
PT United Tractor Tbk (
UNTR
), serta PT Unilever Indonesia Tbk (
UNVR
).
Melalui penilaian revisi kecil tersebut, terdapat pergantian dalam porsi kontribusi emiten terhadap indeks. Sebagai contoh, proporsinya
BMRI
Yang awalnya 13,37% berdasarkan indeks sebelum penilaian, meningkat menjadi 15% berdasarkan indeks sesudah penilaian.
BMRI
dan
BBCA
pula meningkat menjadi 15% berdasarkan indeks pada penilaian kali ini.
Namun, performa dari IDXHIDIV20 berkurang sebanyak 8,76% sejak awal tahun demikian juga.
year to date
(Penurunan tahun-ke-date). Kedalaman penurunan pada indeks IDXHIDIV20 melebihi koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencapai 3,49% hingga saat ini.
David Kurniawan, Analis Saham di PT IndoPremier Sekuritas, menyebutkan bahwa penurunan performa IDXHIDIV20 yang lebih signifikan dibandingkan dengan IHSG mengindikasikan adanya elemen-elemen lain selain masa pembagian dividen yang berperan dalam pengaruh terhadap hasil indeks tersebut.
Walaupun demikian, IDXHIDIV20 masih menjadi patokan yang relevan untuk para investor yang mencari saham-saham dengan catatan pembayaran dividen yang terus-menerus.
“Indeks ini terdiri dari 20 saham yang telah membagikan dividen tunai setiap tahun selama tiga tahun terakhir dan memiliki dividend yield relatif tinggi,” ujarnya kepada , Jumat (9/5).
Ambil contoh,
ITMG
membagikan dividen tunai tahun buku 2024 sebesar Rp 3.473 per saham. Dengan harga saham terakhirnya,
dividend yield
final ITMG sebesar 15,71%.
ASII
memberikan dividen tunai senilai Rp 406 per saham dari laporan keuangan tahun 2024. Berdasarkan penutupan harga saham ASII di angkaRp 4.780 per saham pada hari Jumat (12/5),
dividend yield
tunai ASII sekitar 8,4%.
BBRI akan memberikan dividen tunai dari laporan keuangan tahun 2024 dengan jumlah sebesar Rp 343,4 untuk setiap sahamnya. Tingkat pengembalian dividen tunainya diperkirakan mencapai kisaran 8,94%.
David mengamati bahwa performa emiten dalam indeks IDXHIDIV20 tetap optimis. Sikap mereka yang berkomitmen untuk terus membayar dividen menjadi daya tarik bagi para investor.
“Sektor energi serta infrastruktur pun memperlihatkan potensi pertumbuhan yang menguntungkan, hal ini bisa membantu performa sejumlah perusahaan tercatat di indeks,” jelasnya.
Pada sisi lain, sentimen negatif muncul akibat fluktuasi di pasar global dan dalam negeri, ditambah lagi dengan ancaman dividened trap. Investor harus waspada terhadap saham-saham yang menawarkan hasil dividen tinggi tetapi memiliki fondasi perusahaan yang kurang solid.
“Hal ini bisa mengakibatkan penurunan nilai saham pasca distribusi dividen,” katanya.
David juga mengusulkan kepada para investor agar memperhitungkan opsi saham.
TLKM
.
Dengan kedudukan yang mendominasi dalam industri telekomunikasi,
TLKM
menawarkan stabilitas dan
dividend yield
yang kompetitif,” katana.
Analis dari Sekuritas Philip, Helen Vincentia mengamati, indeks IDXHIDIV20 tersebut
masih bisa dijadikan pilihan bagi investor yang menginginkan hasil dividennya yang memukau.
Bagi para pemain di pasaran, bisa mengawasi tingkat dividen dari perusahaan yang bersangkutan, merujuk pada jadwal pembayaran dividen, serta berwaspada terhadap risiko dividend trap.
Helen mengatakan bahwa biasanya beberapa perusahaan cenderung memiliki tingkat pembagian dividen yang hampir sama atau stabil setiap tahun, menjadikannya acuan untuk memilih saham.
“Investor dapat membeli sejak awal. Para pelaku pasar perlu terus mengamati latar belakang keuangan dari perusahaan tersebut,” katanya kepada , Jumat (9/5).
Saat ini, kinerja IDXHIDIV20 yang menurun berdasarkan data tahun hingga saat ini dipengaruhi oleh penurunan harga saham di sektor perbankan.
“Indeks IDXHIDIV20
“Didominasi oleh sektor perbankan yang kinerjanya tetap terkendala,” jelasnya.
Helen juga menyarankan untuk membelinya.
TLKM
dan
INDF
dengan sasaran harga Rp 3.300 per saham serta Rp 9.000 per saham.