, SUMEDANG –
Pada Sabtu pagi, tanggal 5 April 2025, ballroom di Asia Plaza Sumedang berubah menjadi lautan kenangan. Ribuan alumni dari SMA Negeri 1 Sumedang tahun lulusan 2000 bertemu disana untuk mempererat lagi ikatan persaudaraan yang pernah terputus karena pengaruh waktu, jarak, serta kegiatan sehari-hari mereka.
Dengan mengambil tema “Harmonis Dalam Persahabatan, Bersatu Melawan Tantangan”, pertemuan istimewa ini melebihi sekedar ketemu untuk bernostalgia. Ini merupakan sebuah petualangan menuju masa lalunya, tempat kembali ke gedung kelas, halaman bendera, warung makanan ringan, serta koridor-koridor sekolah yang dulunya menyaksikan suka cita dan pengabdian para pelajar yang sekarang sudah berkembang menjadi orangtua, pekerja profesional, dan tokoh-tokoh penting dalam beragam bidang.
Air mata haru dan cengkeraman hangat menjadi penglihatan yang tidak bisa dielakkan. Banyak orang datang dari berbagai daerah jauh hingga luar kepulauan, cuma untuk menikmati lagi keramahan tali persahabatan yang sempat menghilang ditelan kesibukan hidup sehari-hari.
“Kita tidak hanya menghadiri sebuah reuni. Kita kembali ke rumah kita setelah sepertiga abad waktu berlalu. Dan tempat ini selalu terasa hangat,” kata Ahmad Fauzi, Presiden Alumni SMUNSA tahun 2000 sambil menahan air matanya.
Pada acara tersebut, para alumnus tidak sekadar bertemu satu sama lain, namun juga membagikan kisah-kisah, gelak tawa, serta kadang menitikkan air mata. Selama acaranya, mereka meluangkan waktu untuk mendoakan teman-temannya yang sudah meninggal sebelumnya, menciptakan momen sunyi yang mendalam di antara kesibukan dan kegembiraan orang-orang.
Yudi Gumelar, yang pada saat sama diangkat sebagai Ketua Pelaksana serta terpilih jadi Ketua Alumni baru, mengungkapkan ucapan syukur atas terselenggaranya peristiwa kumpulnya alumni yang sangat bermakna itu. “Harapannya, hal ini dapat membuka babak baru dalam menjaga hubungan, memberikan dukungan satu sama lain, dan membagikan kebaikan bersama,” tuturnya.
Tampak pula Kepala Sekolah beserta dengan guru-guru yang pernah mendampingi pada masa lalu di sekolah tersebut. Terdapat rasa penghormatan serta kebanggan ketika para alumnus berdiri dan mengapresiasi gurunya lewat tepukan tangan; mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang telah mempengaruhi perkembangan mereka sampai hari ini.
Pada kesibukan acara reunian, detik ketika para guru beranjak menuju panggung menjadi sangat mengharukan. Semua orang pun diam seribu bahasa. Ribuan sepasang mata memandang dengan penghargaan tinggi, senyum di wajah mereka membawa kembali berjuta kenangan.
“Bu masih mengingat semua kalian… walaupun saat ini banyak yang telah menjadi tokoh besar, untuk saya kalian tetap saja seperti siswa-siswa muda bising di ruang kelas,” kata salah satu guru dengan senyum kecil yang lantas ditanggapi oleh aplaus dan tawa bahagia dari para alumnus.
Banyak pula alumni yang mengucek air mata. Perasaan rindu serta penghormatan yang terpendam lama di dalam memori, pada akhirnya mendapatkan tempat untuk berekspresi dan diperaya secara bersama-sama.
Acara tersebut dimeriahkan dengan pertunjukan hiburan serta penyertaan seniman setempat, mereka mengundang para alumni untuk menyanyi dan menari bersama-sama, membangkitkan kembali semangat muda yang pernah terkubur di balik rutinitas dewasa. Tidak lupa, pemberian doorprize dilakukan sebagai ungkapan kegembiraan yang ingin disampaikan kepada seluruh peserta yang hadir.
Banyak orang yang kembali dengan membawa lebih dari sekadar hadiah fizikal; mereka juga mengambil pulang semangat, memori, serta harapan untuk tetap melestarikan tali hubungan ini selama-lamanya.
Dana yang dikumpulkan untuk mendukung acara tersebut sebesar Rp 108 juta, datang dari para alumnus dan beberapa penyokong termasuk GC 2000, Danlanud Wiriadinata Letkol (PNB) Taufik Agus Hidayat, Dewiluky Online Shop, Selera Catering, Daya Motor Sumedang, serta Rindu Kopi Pemersatu Sumedang Java Preanger.
Dan diakhir cerita, Reuni Perak SMUNSA 2000 tidak sekadar suatu event, tetapi menjadi pesta bagi persaudaraan, kegembiraan atas berbagai pengalaman, serta kasih sayang yang abadi meski telah berganti zaman.
Acara diselesaikan dengan shalawat bersama, dipadu dengan perasaan kebersyukuran dan optimisme. Di dalam pelukan-pelukan akhir sebelum saling meninggalkan lagi, terdapat komitmen-komitmen: untuk bertemu lebih kerap, menjadi lebih proaktif dalam grup alumni, serta memastikan hubungan ini tetap lestari.(*).