Satu minggu telah berlalu sejak insiden pembusukan dengan lemparan batu terhadap bus Persik Kediri pasca pertandingan kontra Arema FC di Stadion Kanjuruhan pada hari Minggu, 11 Mei. Meski demikian, hingga saat ini pihak kepolisian Resor Malang belum berhasil mendeteksi atau mengamankan para pelaku tersebut.
Kasatreskrim Polres Malang AKP Muhammad Nur menyebut bahwa tim mereka sudah mendengarkan kesaksian dari 15 individu. Termasuk di dalamnya adalah supir bis, ketua kelompok penggemar, pegawai manajemen Persik Kediri, serta warga setempat yang tinggal di dekat lapangan sepak bola.
“Nantinya para saksi akan terus bertambah mengikuti perkembangan situasinya guna melengkapi bukti keterangannya,” demikian penjelasan AKP Nur, sebagaimana dilaporkan oleh Radar Kediri, bagian dari Grup Jawa Pos pada hari Minggu (18/5).
Nur enggan menebak berapa banyak orang yang membuang batu ke arah bus Persik. Namun demikian, pada kenyataannya, unit Reserse Kriminal Polres Malang sedang aktif dalam menggali lebih lanjut, menemukan petunjuk serta menyaksikan kesaksian tambahan untuk membantu penangkapan para tersangka tersebut dengan cepat.
Terkait barang bukti, Satreskrim Polres Malang mengamankannya di TKP dan beberapa video dari media sosial. ”Yang jelas ada batu, serpihan kaca, dan bus. Kemudian beberapa video (dari medsos),” imbuhnya.
Berikut adalah hasil pertandingan: Pertarungan antara Arema FC melawan Persik Kediri yang diselenggarakan di Stadion Kanjuruhan pada hari Minggu, tanggal 11 Mei, menghasilkan kemenangan bagi Persik dengan skor telak yaitu 0-3. Tiga gol keberuntungan tersebut berhasil diciptakan oleh para pemain Persik yakni Vava Mario Yagalo, Ramiro Fergonzi, serta Ze Valente.
Pertandingan berlangsung dengan baik dan tenang. Namun, sayainya saat Persik pergi dari Stadion Kanjuruhan menuju ke hotel di wilayah Kepanjen, bus tempat Ze Valente dan kawan-kawannya dikendarai diserang dengan dilempari batu oleh sekelompok orang tak bertanggung jawab.
Kejadian tersebut menjadi topik panas dalam diskusi daring, khususnya di komunitas pencinta sepak bola Indonesia. Banyak pihak mengkritik perilaku tidak terpuji dari sebagian pendukung yang diyakininya adalah bagian dari kelompok Aremania (pendukung resmi Arema FC).
Terlebih, pertandingan tersebut merupakan laga kandang perdana bagi Arema di Stadion Kanjuruhan, Malang, setelah tragedi 1 Oktober 2022 yang menelan 135 korban jiwa.