,
Kuningan
– Puluhan
kuda
aneka warna, hitam, cokelat, putih, belang putih hitam dan lainnya terlihat berjejer di Sungai Surakatiga, Winduhaji, Kuningan, Jawa Barat Kamis, 26 Juni 2025 usai salat ashar berjamaah dilakukan.
Sang pemilik kuda terlihat memegang tali kekang sedangkan tangan kanannya terlihat memegang kain lembut dan menggosok-gosokkan wajah, surai dan bagian kepala kuda. Sedangkan seorang lainnya juga terlihat menggosok-gosokkan bagian badan dan belakang hingga kaki dan perut kuda setelah sebelumnya sudah diberikan cairan sabun atau sampo.
Setelah itu, guyuran air pun diberikan untuk menghilangkan sisa sabun yang masih menempel. Seolah menyenangkan, kuda pun terlihat menikmati gosokan dan sentuhan dari pemiliknya dan tidak menunjukkan reaksi penolakan. “Ini biasa kita lakukan setiap malam Jumat kliwon,” tutur seorang pemilik kuda Arya Aditya.
Uniknya, tahun ini malam jumat kliwon bertepatan dengan 1 Muharam atau tahun baru Islam 1447 Hijriah. “Jadi hari ini, semua pemilik kuda serentak memandikan kuda mereka di sungai ini. Padahal biasanya mereka memandikan kuda bergantiaan secara berkelompok,” ujarnya.
Ritual memandikan kuda malam jumat kliwon di Sungai Surakatiga, Kuningan, Jawa Barat, Kamis 25 Juni 2025. Tempo/Ivansyah
Aktivitas turun temurun
Aktivitas memandikan kuda di setiap Jumat Kliwon sudah dilakukan rutin dan turun temurun. “Kami meniru sekaligus melestarikan tradisi yang sudah dilakukan orangtua maupun kakek kami,” tutur Arya. Tujuan memandikan kuda, tidak hanya membuat kuda lebih bersih tapi juga diyakini kuda akan lebih sehat dan kuat, serta membuat otot-otot kuda lebih rileks.
Memandikan kuda setiap Jumat Kliwon juga menjadi
wisata
dadakan bagi warga sekitar. Tidak sedikit warga yang datang bersama keluarganya untuk menonton pemilik memandikan kuda mereka. “Saya sengaja datang membawa anak dan istri melihat kuda dimandikan pemiliknya. Anak saya senang sekali,” tutur Dodi Hamzah warga sekitar.
Ritual memandikan kuda malam jumat kliwon di Sungai Surakatiga, Kuningan, Jawa Barat, Kamis 25 Juni 2025. Tempo/Ivansyah
Kuningan Kota Kuda
Kabupaten
Kuningan
yang terdapat di Jawa Barat dikenal juga dengan sebutan kota kuda. Julukan ini disematkan salah satunya dikarenakan adanya gambar kuda jantan di lambang Kabupaten Kuningan.
Kuda jantan ini melambangkan sifat masyarakat di Kabupaten Kuningan yang dinamis, konstruktif, kreatif, sportif, semangat menegakan keadilan dan melenyapkan kebathilan. Dalam sejarah perjuangan leluhur Kuningan dan masa gerilya dalam Kabupaten Kuningan, kuda digunakan sarana angkutan dan juga digunakan sebagai alat perjuangan, serta terkenal dengan Leutik-leutik kuda Kuningan (Kecil-kecil kuda Kuningan).
Sebutan Kota Kuda juga berasal dari nama seekor kuda, Windu, pemberian Sunan Gunung Jati untuk Adipati Kuningan. Konon Windu memiliki ketangkasan sebagai kuda tempur sekalipun postur badannya lebih kecil dibandingkan kuda perang lainnya. Inilah yang kemudian dijadikan simbol sekaligus semangat dan identitas masyarakat Kabupaten Kuningan. Hingga kini kuda, yang digunakan untuk menarik delman masih digunakan sebagai alat transportasi di Kabupaten Kuningan.