Ritual Spiritual di Puncak Gunung Lawu Viral di Media Sosial
Gunung Lawu yang terletak di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, kembali menjadi perhatian masyarakat setelah sebuah video berdurasi 12 detik menyebar di media sosial. Video ini bukan hanya memperlihatkan pemandangan alam yang indah, tetapi juga menggambarkan sebuah ritual spiritual yang menarik perhatian netizen.
Video tersebut diunggah oleh akun TikTok @DanangPratama dan menampilkan puluhan orang yang berpakaian serba putih sedang melakukan ritual di puncak gunung. Kebanyakan dari mereka melantunkan tahlil dan doa-doa bernuansa kejawen sebelum menjalankan salat Jumat. Dalam video tersebut, tampak suasana khusyuk dan tenang yang menciptakan kesan mistis di tengah cuaca dingin dan kabut yang menyelimuti area tersebut.
Peristiwa ini terjadi pada Jumat (11/7) pagi. Danang Pratama, yang merupakan saksi mata, mengaku telah menyaksikan langsung momen tersebut saat mendaki melalui jalur Cemoro Sewu dan tiba di puncak pada pagi hari. Ia menjelaskan bahwa rombongan berbaju putih sudah bersiap di sekitar tugu dan mulai melakukan ritual. Setelah salat Jumat dua rakaat, mereka kemudian melanjutkan dengan salat Zuhur empat rakaat. Jumlah peserta ritual diperkirakan tidak lebih dari 40 orang.
Atmosfer yang terasa sangat kental membuat Danang merinding. Meski merasa takut, ia menganggap pengalaman tersebut sebagai pengalaman spiritual yang unik. “Ritualnya berjalan aman, saya merinding tapi itu pengalaman spiritual tersendiri,” ujarnya.
Netizen pun ramai memberikan respons atas video tersebut. Beberapa dari mereka mendukung kegiatan tersebut sebagai bentuk kearifan lokal dan spiritualitas, sementara yang lain mempertanyakan keabsahan ibadah tersebut. Mereka bertanya apakah ritual ini termasuk dalam kategori salat atau ritual. Ada juga yang menyampaikan pendapat bahwa meskipun tidak mengganggu, niat baik tetap penting.
Beberapa netizen juga menyentil dengan mengatakan bahwa Gunung Lawu adalah tempat yang sakral. Mereka merasa ada nuansa lain dalam ritual tersebut, meskipun menggunakan baju putih dan melakukan salat serta tahlilan. “Serem juga,” tulis salah satu komentator.
Menanggapi reaksi netizen, Danang menjelaskan bahwa ritual semacam ini bukan hal baru di Gunung Lawu. Terlebih lagi, bulan Suro dianggap sebagai waktu spiritual bagi masyarakat Jawa. Gunung Lawu memiliki makna yang lebih dalam dibanding sekadar sebagai tempat wisata alam.
Bagi sebagian masyarakat, Gunung Lawu adalah perpaduan antara alam, mistik, dan spiritualitas yang telah diwariskan sejak zaman Majapahit. Banyak yang percaya bahwa gunung ini adalah tempat bertemunya dua dunia, yaitu dunia manusia dan dunia gaib. Tak sedikit kisah pesugihan legendaris berasal dari sini, seperti ritual penarikan uang gaib atau pemujaan makhluk halus yang dilakukan di petilasan-petilasan tersembunyi.
Beberapa spot di Gunung Lawu bahkan diyakini sebagai lokasi keramat, seperti Hargo Dalem dan Sendang Drajat. Konon, Raja Brawijaya V, raja terakhir Majapahit, moksa di puncak Lawu dan hingga kini dipercaya sebagai penjaga gaib gunung tersebut. Hal ini menjadikan banyak orang datang ke gunung ini bukan hanya untuk mendaki, tetapi juga mencari berkah, pesugihan, atau “perjanjian gaib”.
Mereka datang dengan membawa berbagai perlengkapan seperti kembang tujuh rupa, dupa, dan sesajen, berharap mendapatkan kekayaan instan atau kekuatan supranatural. Ritual-ritual ini menjadi bagian dari kepercayaan masyarakat setempat yang telah berlangsung turun-temurun.