Populasi Hewan di Pulau Kecil Ternyata Lebih Tangguh Secara Genetik
Populasi hewan yang tinggal di pulau kecil sering kali dianggap rentan dan sulit bertahan hidup. Akibatnya, perlindungan terhadap keanekaragaman hayati di daratan pulau-pulau kecil sering kali diabaikan. Namun, hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa hal ini tidak sepenuhnya benar. Justru, populasi satwa di pulau kecil memiliki kualitas genetik yang cukup baik, meskipun jumlahnya sedikit.
Pulau-pulau kecil dapat menjadi habitat alami yang penting bagi kelangsungan hidup spesies langka. Sayangnya, ekosistem pulau kecil sering kali terabaikan dalam kebijakan konservasi nasional. Padahal, pulau-pulau kecil ini bisa menjadi tempat perlindungan alami (refugia) yang sangat berharga bagi satwa-satwa langka.
Hasil Penelitian Mengungkap Fakta Menarik
Dalam sebuah studi genetik, para peneliti melakukan pengamatan terhadap dua satwa khas Sulawesi, yaitu anoa dan babirusa. Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun jumlah populasi mereka kecil dan keragaman genetiknya rendah, populasi anoa dan babirusa di pulau-pulau kecil justru lebih tangguh dibandingkan dengan populasi di pulau besar.
Penelitian ini menggunakan pendekatan genomik untuk melacak jejak sejarah populasi anoa dan babirusa dari generasi ke generasi. Sampel DNA dikumpulkan dari 67 individu anoa dan 46 ekor babirusa yang berasal dari berbagai lokasi di Kepulauan Wallacea, termasuk Pulau Sulawesi dan beberapa pulau kecil seperti Buton dan Togean.
Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun populasi di pulau kecil memiliki keragaman genetik yang lebih rendah, mereka mampu menghilangkan mutasi-gen yang berbahaya melalui proses purging. Dengan kata lain, populasi hewan di pulau kecil yang telah terisolasi dalam waktu lama ini telah melewati proses seleksi alam yang ketat dan menyisakan individu-individu yang paling tangguh secara genetik.
Sebaliknya, populasi satwa di daratan utama Sulawesi justru menyimpan “beban genetik” yang lebih berat karena berbagai gangguan dari aktivitas manusia seperti perambahan hutan, tambang, dan perburuan. Hal ini membuat habitat mereka terus menyusut dan terfragmentasi, sehingga memengaruhi kemampuan mereka untuk bertahan hidup.
Pentingnya Ukuran Keragaman Genetik
Berdasarkan indikator-indikator dari Kerangka Biodiversitas Global Kunming-Montreal (2022), ukuran keragaman genetik unik populasi suatu spesies (Ne) sangat penting untuk memastikan ketahanan spesies. Untuk menghindari kepunahan, populasi sebaiknya memiliki Ne lebih besar dari 500 atau setara dengan 5.000 individu dalam ukuran sensus.
Namun, data menunjukkan bahwa populasi hewan yang kecil juga bisa bertahan hidup dalam waktu lama. Hal ini bergantung pada seberapa besar gangguan yang terjadi di habitat mereka, seperti perburuan, kerusakan habitat, atau penyakit menular.
Perlu Revisi Pendekatan Konservasi
Berdasarkan temuan ini, diperlukan peninjauan ulang terhadap pendekatan translokasi atau pemindahan satwa antar populasi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan keberagaman genetik dan memperkuat peluang kelangsungan hidup spesies.
Pulau Kecil sebagai Tempat Berlindung Spesies Langka
Studi ini menunjukkan bahwa hewan di pulau kecil lebih tangguh meski jumlahnya sedikit. Sayangnya, hingga saat ini, habitat pulau kecil masih luput dari perencanaan pembangunan nasional. Meskipun konservasi pulau kecil sudah ada dalam peraturan perundangan, pada kenyataannya banyak pulau-pulau terluar kita dibagi-bagikan begitu saja untuk dikeruk sumber daya alamnya tanpa ada jaminan perlindungan ekosistem.
Kepulauan Wallacea merupakan salah satu contoh kepulauan kecil di Indonesia yang menjadi laboratorium alam. Di sinilah evolusi melahirkan spesies-spesies unik selama jutaan tahun—yang tak akan bisa digantikan jika punah.
Upaya konservasi di Indonesia sepatutnya memberi perhatian lebih pada pengelolaan habitat alami di pulau-pulau kecil. Pulau-pulau kecil ini bisa menjadi tempat berlindung bagi satwa langka dengan biaya operasional yang jauh lebih murah dan efisien dibandingkan penangkaran buatan.
Kesimpulan
Pulau-pulau kecil tidak boleh dianggap remeh dalam upaya konservasi. Mereka memiliki potensi besar sebagai tempat perlindungan alami bagi spesies langka. Oleh karena itu, perlindungan ekosistem pulau kecil harus segera dimasukkan dalam kebijakan konservasi nasional. Dengan demikian, kita bisa menjaga keanekaragaman hayati yang unik dan langka di Indonesia.