PR GARUT
– Proyek besar jalur Tol Trans Sumatera dari ruas Betung hingga Tempino-Jambi (Betejam), yang merupakan bagian dari daftar prioritas nasional, kini mendapat perhatian lagi, terutama untuk kemajuan pembangunan Bagian 2 yang akan menghubungkan Bayung Lencir dan Tungkal Jaya. Berdasarkan pemeriksaan udara terkini oleh Salwin Channel melalui penggunaan pesawat tanpa awak di area Desa Senawar Jaya, Kecamatan Bayung Lencir, tidak ada petunjuk nyata tentang kegiatan konstruksi yang berarti di sektor tersebut.
Terletak kurang lebih 2 km dari Jalan Lintas Timur Sumatera, pintu masuk toll Bayung Lencir yang sudah aktif nampak sangat kukuh. Akan tetapi, ketika pesawat tak berawan diudarakan sampai dengan tinggi 150 meter dari permukaan bumi, pembangunan lanjutan proyek tersebut tidak bisa diamati mengarah ke wilayah Tungkal Jaya.
Menurut pernyataan resmi dari PT Hutama Karya (HK), yang bertanggung jawab sebagai pengelola proyek tersebut, sampai bulan April tahun 2025, kemajuan pembangunan pada seksi 2 yaitu jalur Bayung Lencir – Tungkal Jaya dengan panjang total 54,32 kilometer hanya mencapai persentase sebesar 4,79%. Sementara itu, untuk tahapan penebusan lahan telah tercapai tingkat progress sekitar 20,25%.
“Progres rendah pada bagian ini dikarenakan beberapa hambatan teknis di lokasi, seperti persoalan pengambilalihan tanah dan kondisi wilayah yang sangat rumit,” jelas Ajib Alhakim, Executive Vice President IVP PT Hutama Karya, dalam pernyataannya tanggal 14 April 2025.
Sebagai komponen dari fase dua Jaringan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), konstruksi Betejam yang mencakup panjang 170 kilometer direncanakan untuk diselesaikan secara total di kuarter keempat tahun 2026. Proyek tersebut terbagi dalam empat segmen inti: Segmen 1 antara Betung dan Tungjal Jaya (sejauh 62,38 kilometer), Segmen 2 meliputi area Tungkal Jaya sampai dengan Bayung Lencir (dengan lebar 54,32 kilometer), Segmen 3 yakni jalur Bayung Lencir hingga Tempino (yang sudah mulai digunakan), serta Segmen 4 yaitu lintasan dari Tempino menuju Simpang Nes (berukuran 18,5 kilometer).
Menggambarkan hal tersebut, Pasal 4 malah terlihat sebagai bagian yang paling maju, di mana pembangunan telah mencapai persentase sebesar 80,04%, sementara untuk pengosongan tanah sudah sampai ke angka 98,72%. Ini mengindikasikan bahwa fokus serta peningkatan aktivitas pekerjaan ada di daerah yang letaknya cukup dekat dengan pusat provinsi Jambi.
Untuk meningkatkan efisiensi, PT Hutama Karya mengadopsi berbagai teknologi canggih antara lain Building Information Modeling (BIM), pemetaan topografis secara real-time menggunakan UAV LiDAR, dan dashcam digital untuk memantau kemajuan pekerjaan.
Sampai saat ini, proyek jalan bebas hambatan tersebut sudah memberdayakan lebih dari 4.600 pekerja, jumlah yang cukup besar untuk meningkatkan ekonomi setempat.
Walau begitu, kemajuan yang lambat di Bagian 2 menimbulkan pertanyaan di kalangan masyarakat. Salwin Channel melaporkan bahwa setelah melakukan pengintaian udara di area seputaran Desa Senawar Jaya—terutama di sekitar Masjid Al-Ikhlas, posisi ideal untuk memantau konstruksi—belum ada tanda-tanda aktivitas besar. Bisa jadi pekerjaan tersebut dilakukan cukup jauh dari cakrawala drone atau bahkan belum dimulai dengan serius.
Apabila semua seksi diselesaikan tepat pada waktunya, jalan bebas hambatan Betejam akan menjadi jalur penting yang menyambungkan antara Sumatera Selatan dengan Jambi, meningkatkan efisiensi pendistribusian barang-barang serta memperkokoh hubungan wilayah tersebut. Langkah selanjutnya ialah melanjuti ekspansi sampai ke Rengat di Provinsi Riau, namun proyek ini saat ini baru dalam tahap persiapan awal.
Dengan potensi yang signifikan serta sasarannya yang tinggi, publik menginginkan peningkatan proyek konstruksi khususnya di Bagian 2 untuk cepat direalisasikan. Hal ini dilakukan supaya keuntungan dari jalan toll tersebut dapat langsung dinikmati oleh banyak orang. ***