news  

Retret Kepala Sekolah Tuntas, Mensos Gus Ipul Yakin 100 Sekolah Rakyat Siap Dibuka 14 Juli

Retret Kepala Sekolah Tuntas, Mensos Gus Ipul Yakin 100 Sekolah Rakyat Siap Dibuka 14 Juli

Sekolah Rakyat Siap Dibuka, 100 Sekolah Rintisan Tunggu Tahun Ajaran Baru

Pada Sabtu (5/7), Menteri Sosial Saifullah Yusuf secara resmi menutup kegiatan retret kepala Sekolah Rakyat Jilid II di Jakarta. Ini menjadi momentum penting dalam perjalanan pendidikan inklusif di Indonesia, karena pemerintah memastikan bahwa 100 Sekolah Rakyat rintisan siap beroperasi pada tahun ajaran baru 2025/2026.

Support kami, ada hadiah spesial untuk anda.
Klik di sini: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

Proses Seleksi dan Pembekalan Kepala Sekolah

Retret tahap kedua ini diselenggarakan selama lima hari, mulai dari 1 hingga 5 Juli 2025. Sebanyak 47 kepala Sekolah Rakyat mengikuti pembekalan tersebut. Sebelumnya, sebanyak 53 kepala sekolah juga telah mengikuti kegiatan serupa. Para peserta yang terpilih telah melalui proses seleksi yang ketat, termasuk verifikasi administrasi hingga wawancara mendalam.

Dalam sambutannya, Mensos menekankan bahwa menjadi Kepala Sekolah Rakyat bukan hanya soal mendidik, tetapi lebih jauh lagi tentang memanusiakan manusia. Menurutnya, jabatan ini adalah amanah besar untuk mencerdaskan generasi muda dan memutus rantai kemiskinan antargenerasi.

“Di pundak para Kepala Sekolah Rakyat ada tanggung jawab besar yaitu membangun karakter bangsa, merawat mimpi anak-anak, dan menjadikan mereka pemimpin masa depan,” ujarnya saat menutup acara.

Support us — there's a special gift for you.
Click here: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

Persiapan Menjelang Peluncuran

Setelah retret berakhir, optimisme terus berkembang bahwa operasional 100 Sekolah Rakyat akan dimulai pada 14 Juli 2025 mendatang. Dari jumlah tersebut, diperkirakan akan menampung sekitar 9.700 siswa. Untuk itu, sudah disiapkan 1.469 guru yang telah lolos seleksi dan siap memberikan pendidikan berkualitas kepada para murid.

Salah satu peserta retret, Samuel, Kepala Sekolah Rakyat dari Papua, menyatakan kebanggaannya bisa ikut serta dalam program inovatif ini. Ia berharap ilmu yang didapat selama retret dapat menjadi bekal bagi para kepala sekolah dalam membimbing siswanya kelak.

“Saya lihat teman-teman memiliki motivasi yang sama. Saya ingin menjadi perpanjangan tangan Tuhan dan jawaban doa setiap keluarga, sehingga menjadi berkat bagi mereka yang kurang mampu,” ujarnya dengan penuh semangat.

Simulasi dan Tahap Awal Pembelajaran

Sebelum peluncuran resmi, rencananya akan digelar simulasi pembukaan Sekolah Rakyat di dua lokasi: Handayani dan STPL Bekasi pada 9 Juli 2025. Simulasi ini bertujuan untuk memastikan semua persiapan berjalan lancar dan tidak ada kendala saat pembukaan nanti.

Proses pembelajaran tidak langsung dimulai. Awalnya, akan dilakukan matrikulasi dan masa pengenalan/orientasi bagi guru dan siswa. Setelah tahap tersebut selesai, barulah proses belajar-mengajar dimulai.

Selain itu, pada tanggal 7 Juli, seluruh siswa Sekolah Rakyat akan menjalani cek kesehatan gratis (CKG). Program ini merupakan yang pertama kali dilakukan di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dan Kementerian Agama (Kemenag). CKG akan dilaksanakan bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan bagi guru dan tenaga kependidikan.

Perluasan Sekolah Rakyat di 100 Titik Kedua

Sementara itu, Kemensos juga tengah melakukan survei untuk penyelenggaraan Sekolah Rakyat di 100 titik kedua. Hingga saat ini, sekitar 40 lokasi telah dinyatakan layak oleh Kementerian Pekerjaan Umum. Rencananya, renovasi ringan akan segera dimulai agar semua lokasi siap sebelum akhir Juli 2025.

Kemensos juga telah berkolaborasi dengan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) untuk memanfaatkan balai latihan kerja (BLK) sebagai sarana pendidikan Sekolah Rakyat. Terdapat 122 BLK milik Kemnaker dan 45 gedung milik pemerintah daerah yang ditargetkan dapat digunakan untuk penyelenggaraan Sekolah Rakyat kedua.

Pada gelombang kedua ini, diperkirakan akan tersedia 424 rombongan belajar (rombel), melibatkan sekitar 10.600 siswa, 2.180 guru, dan 4.069 tenaga kependidikan. Proses seleksi untuk murid, kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan dilakukan secara simultan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.

Langkah-langkah strategis ini menunjukkan komitmen kuat pemerintah dalam menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif, merata, dan berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat.