– Beredar secara viral di balik aksi ‘Bubarkan DPR’ di kawasan Senayan, bendera Partai Amanat Nasional (PAN) juga turut dikibarkan oleh sejumlah orang.
Wakil Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto memberikan tanggapan terhadap tindakan tersebut.
Seperti yang diketahui, Bima Arya Sugiarto juga menjabat sebagai Ketua DPP PAN, Bima Arya Sugiarto
Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
Di dalam video yang diterima Tribunnews, ratusan peserta aksi yang memakai pakaian santai terlihat membawa bendera berlogo matahari putih dengan tulisan PAN dan nomor 12.
Kejadian tersebut berlangsung di bawah Fly Over Gerbang Pemuda yang mengarah ke Jalan Gatot Subroto.
Menanggapi munculnya bendera PAN berkibar dalam aksi tersebut, Bima Arya mengatakan bahwa sebelum aksi digelar, PAN mengadakan rangkaian perayaan HUT di Kawasan Senayan Park, yang tidak jauh dari lokasi aksi.
“Oh iya, kemarin ada acara ulang tahun PAN, kebetulan dipasang di sekitar lokasi peringatan,” kata Bima Arya saat diwawancarai awak media di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (25/8/2025).
Dengan demikian, Bima Arya menyangkal bahwa aksi tersebut diadakan dengan dukungan dari PAN.
Menurutnya, hal tersebut hanyalah kebetulan, karena bendera-bendera PAN yang dipasang oleh panitia belum sempat dicopot sehingga akhirnya dimanfaatkan oleh peserta aksi.
“Tidak (PAN terlibat dalam aksi), saya kira mungkin aksi spontan saja karena kami melihat tadi penumpukan massa juga di titik di mana PAN kemarin melakukan peringatan,” katanya.
“Perbuatan spontan untuk memindahkannya,” tegas Bima Arya.
Diketahui, peristiwa yang terjadi di depan Gedung DPR RI pada Senin (25/8/2025) sempat memicu keributan.
Personel penegak hukum, yaitu polisi dan TNI, terlibat dalam bentrokan saling serang dengan para peserta aksi.
Di mana, massa aksi melemparkan aparat menggunakan botol, batu, dan beberapa benda yang ada di lokasi.
Sementara itu, aparat menggunakan kendaraan water canon untuk menghadapi massa aksi, hingga melakukan penembakan gas air mata ke arah mereka.
Selain itu, aksi juga menyebar ke berbagai lokasi, termasuk jalur tol perkotaan yang menuju Slipi, sehingga memaksa pihak kepolisian untuk menutup jalan.
Selanjutnya, dalam aksi tersebut beberapa fasilitas dilaporkan mengalami kerusakan, termasuk posko pengamanan dalam (pamdal) dan komputer di pintu Gerbang Pancasila DPR RI.
Bahkan, diketahui satu unit sepeda motor ikut terbakar dalam aksi dengan tema ‘Bubarkan DPR’ ini.
Belasan Orang Ditangkap
Aksi unjuk rasa di depan gedung MPR/DPR RI, Jakarta, sempat memunculkan ketegangan pada Senin (25/8/2025) siang.
Ketegangan terjadi saat petugas berusaha menghalau kerumunan yang mendekati gedung parlemen.
Pantauan Tribunnews menunjukkan bahwa sekitar pukul 12.40 WIB, para peserta demonstrasi mulai berpindah menuju Slipi, Jakarta Barat, dan secara perlahan beralih arah ke Semanggi.
Beberapa peserta demonstrasi sempat mendekati kendaraan pengurai kerumunan dan melemparkan benda ke arah petugas.
Sebagai tindakan balasan, pihak kepolisian menggunakan water cannon untuk mengatasi situasi tersebut.
Para pengunjuk rasa kembali mundur dan berlari menuju Jalan Gerbang Pemuda.
Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo, tampak memberikan perintah dari atas kendaraan pengurai massa guna mengurai dan membubarkan aksi tersebut.
“Bangsa ini sudah tidak kondusif bagi banyak pelajar, anak-anak kami. Kami bubar karena tindakannya sudah tidak kondusif,” kata Susatyo.
Petugas yang berada di dalam gedung DPR RI juga keluar untuk membantu mengusir massa.
Sampai pukul 12.50 WIB, petugas masih berusaha mengatasi situasi dan memimpin massa untuk berpindah ke arah Jalan Gerbang Pemuda.
Tuntutan Demonstrasi
Ratusan orang mengeluarkan aspirasi yang mencerminkan ketidakpuasan masyarakat, yaitu: pembubaran DPR, penolakan terhadap pengkomersialan pendidikan, pengesahan RUU Perampasan Aset, serta penghentian praktik politik dinasti.
Aksi yang dilakukan oleh kelompok “Gerakan Mahasiswa bersama Rakyat” mendapat perhatian masyarakat setelah berakhir dengan keributan.
Lemparan batu, penggunaan gas air mata, serta semprotan water cannon menjadi ciri dari demonstrasi yang awalnya berjalan tenang.
“Kami hidup dalam kesulitan, sedangkan gaji anggota DPR sangat besar,” teriak seorang peserta demonstrasi, menggambarkan ketidaksetaraan yang dirasakan oleh masyarakat.
Di tengah keramaian, terlihat siswa berpakaian seragam, pekerja, pengemudi ojek online, serta mahasiswa dari berbagai daerah Jakarta.
Mereka datang bukan dengan mengatasnamakan lembaga, tetapi sebagai warga negara yang merasa diabaikan.
Kehadiran para mahasiswa sebagai wujud perhatian. “Kami di sini adalah rakyat Indonesia,” kata mereka.
Kekacauan terjadi sekitar pukul 12.45 WIB saat para pengunjuk rasa berusaha memecahkan barikade.
Polisi merespons dengan menggunakan gas air mata dan semprotan air. Massa berlarian menuju Jalan Gerbang Pemuda, sementara petugas terus berupaya mencegah mereka hingga ke area Senayan Park.
Sebanyak 15 orang diamankan, yang terdiri dari para pelajar dan individu yang diperkirakan termasuk dalam kelompok anarko.
Petugas mengatakan penangkapan dilakukan guna mencegah tindakan kacau yang lebih lanjut.
Di tengah kekacauan, suara para peserta demonstrasi tetap nyaring.
“Mereka dibayar dengan uang kami!” teriak mereka kepada petugas.
Ketua DPR Puan Maharani menanggapi dengan ajakan agar aspirasi disampaikan dengan sopan.
“Kami mengajukan pertanyaan kepada masyarakat guna membantu meningkatkan kinerja DPR,” katanya.
Namun, bagi para demonstran yang turun ke jalan, suara mereka bukan hanya masukan, tetapi teriakan hati yang meminta perubahan nyata.
Kumpulan Aksi Protes di Depan Gedung DPR/MPR RI:
Senin, 25 Agustus 2025:
Pukul 10.00 WIB:
– Petugas kepolisian menangkap 15 individu di gerbang utama DPR. – Sebanyak 15 orang ditangkap oleh aparat keamanan di dekat pintu masuk DPR. – 15 orang diamankan oleh polisi di area pintu gerbang DPR. – Di pintu gerbang depan DPR, 15 orang berhasil ditangkap oleh pihak berwajib.
– Terdiri dari 4 siswa dan 11 orang yang diduga termasuk kelompok anarkis.
– Beberapa orang membawa barang yang mencurigakan terkait tindakan anarkis. – Ada yang membawa benda-benda yang diduga akan digunakan untuk perbuatan anarkis. – Beberapa individu membawa barang yang menunjukkan tanda-tanda kegiatan anarkis. – Terdapat beberapa orang yang membawa barang yang mencurigakan sebagai bagian dari aksi anarkis.
Pukul 12.40 WIB:
– Penduduk mulai berpindah ke arah Slipi, Jakarta Barat. – Para pengunjung mulai bergerak menuju Slipi, Jakarta Barat. – Masyarakat mulai berjalan mengarah ke Slipi, Jakarta Barat. – Kelompok orang mulai bergerak ke wilayah Slipi, Jakarta Barat.
– Petugas kepolisian mulai mengarahkan kerumunan orang menjauh dari depan gedung DPR/MPR RI. – Aparat keamanan berusaha mengusir massa yang berkerumun di depan gedung DPR/MPR RI. – Kepolisian mulai melakukan tindakan untuk menghalau massa dari area depan gedung DPR/MPR RI. – Massa yang berada di depan gedung DPR/MPR RI mulai dikeluarkan oleh pihak kepolisian. – Petugas kepolisian memulai upaya untuk mendorong para demonstran meninggalkan depan gedung DPR/MPR RI.
Pukul 12.45 WIB:
– Petugas kepolisian melepaskan gas air mata dan menyemprotkan air kepada para peserta demonstrasi. – Aparat menggunakan gas air mata dan alat semprot air untuk menghadapi para pengunjuk rasa. – Demonstran dihadapi dengan tembakan gas air mata dan semprotan air oleh pihak kepolisian. – Kekerasan terjadi saat polisi menembakkan gas air mata dan menyemprotkan air ke arah massa yang berdemo.
– Pengunjuk rasa melemparkan botol minum plastik ke arah aparat kepolisian.
Pukul 12.50 WIB:
– Petugas masih berupaya mengusir kerumunan menuju Jalan Gerbang Pemuda. – Aparat terus berusaha mengarahkan massa kembali ke Jalan Gerbang Pemuda. – Kepolisian masih mencoba menghalau kerumunan menuju Jalan Gerbang Pemuda. – Petugas masih berupaya mencegah massa mendekati Jalan Gerbang Pemuda. – Polisi terus berusaha mengalihkan massa ke arah Jalan Gerbang Pemuda.
Pukul 13.30 WIB:
– Kondisi mulai dapat dikendalikan setelah pasukan tambahan dari Brimob dan TNI ditempatkan. – Keadaan mulai membaik setelah pihak Brimob dan TNI mengirimkan pasukan penambah. – Situasi mulai stabil setelah pasukan pendukung Brimob dan TNI tiba di lokasi. – Perlahan kondisi terkendali setelah kehadiran pasukan tambahan dari Brimob dan TNI.
Pukul 14.00 WIB:
– Demonstran muncul di belakang gedung DPR. – Kelompok pengunjuk rasa terlihat di area belakang DPR. – Para peserta demonstrasi hadir di sisi belakang DPR. – Massa aksi berkerumun di bagian belakang DPR.
Pukul 15.00 WIB:
– Petugas kepolisian mengusir kerumunan hingga dekat Stasiun Palmerah. – Aparat memaksa massa bergerak menjauh dari Stasiun Palmerah. – Kepolisian mencegah kerumunan mendekati Stasiun Palmerah. – Massa diarahkan oleh polisi hingga berada di dekat Stasiun Palmerah.
Pukul 16.00 WIB:
– Brimob melepaskan gas air mata lebih dari lima kali dalam waktu setengah jam. – Dalam tempo setengah jam, Brimob mengeluarkan gas air mata lebih dari lima kali. – Selama setengah jam, Brimob menembakkan gas air mata sebanyak lebih dari lima kali. – Dalam periode setengah jam, Brimob melakukan penembakan gas air mata lebih dari lima kali.
– Massa terdesak kembali menuju Gelora Bung Karno (GBK). – Massa diperintahkan mundur arah Gelora Bung Karno (GBK). – Massa bergerak mundur mengarah ke Gelora Bung Karno (GBK). – Massa kembali ke arah Gelora Bung Karno (GBK) setelah dipukul.
Pukul 17.10 WIB:
– Jalan Tol di Dalam Kota ditutup, tidak ada kendaraan yang melewati jalur tersebut. – Lalu lintas di Jalan Tol Kota tertutup, tidak ada mobil yang melintas. – Jalur Tol dalam kota ditutup, sehingga tidak ada kendaraan yang melewati area tersebut. – Jalan Tol di tengah kota tidak dapat dilalui oleh kendaraan. – Area Jalan Tol dalam kota ditutup, membuat lalu lintas terhenti.
– Para demonstran berjalan di tengah jalur tol menuju Gedung DPR. – Warga yang berdemo melintasi jalan tol arah Gedung DPR. – Massa melakukan pawai di tengah jalan tol menuju gedung parlemen. – Demonstran berjalan kaki di tengah jalur tol menuju tempat kedudukan DPR.
Pukul 17.20 WIB:
– Para peserta mulai berpencar. – Massa mulai menyebar. – Orang-orang mulai meninggalkan tempat tersebut. – Kumpulan orang mulai bubar. – Pengunjung mulai pulang.
Pukul 17.59 WIB:
– Beberapa orang dari arah Spark berkumpul di depan TVRI dan berusaha melanggar barisan pengamanan.
– Petugas kepolisian tetap berada di lokasi dan memberikan pendekatan yang lebih manusiawi. – Anggota polisi terus melakukan pengawasan dengan pendekatan yang ramah. – Kepolisian tetap berjaga dan menggunakan pendekatan yang bersifat humanis. – Petugas keamanan tetap berada di tempat dan mengedepankan pendekatan yang humanis.
Pukul 18.00 WIB:
– Batas waktu pengiriman pendapat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(*/)
Artikel diolah dari Tribunnews.com/TribunSolo.com
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti pula informasi lainnya diFacebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan