news  

Respons Iran Pasca Serangan Israel ke Houthi: Kejahatan Zionis yang Menikmati Kekebalan Hukum

Respons Iran Pasca Serangan Israel ke Houthi: Kejahatan Zionis yang Menikmati Kekebalan Hukum

Reaksi Iran terhadap Serangan Israel ke Yaman

Setelah serangan udara yang dilakukan oleh Israel terhadap wilayah Houthi di Yaman, termasuk pembangkit listrik dan fasilitas sipil, Iran memberikan respons tegas. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baqaei, menyampaikan pernyataan pada hari Senin (7/7/2025) yang mengecam aksi Israel tersebut.

Support kami, ada hadiah spesial untuk anda.
Klik di sini: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

Baqaei menegaskan bahwa rezim Zionis terus melanjutkan tindakan agresifnya terhadap negara-negara Asia Barat. Ia menilai bahwa tindakan ini didukung oleh impunitas yang diberikan oleh Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara Barat. Menurutnya, dukungan komprehensif dari pihak-pihak tersebut memperkuat posisi Israel dalam melakukan serangan-serangan berulang terhadap wilayah-wilayah di kawasan.

Serangan Israel terjadi sehari sebelum pernyataan resmi Baqaei. Pada periode tersebut, wilayah-wilayah seperti Pelabuhan Al-Hodeidah, Ras Isa, dan As-Salif di Yaman menjadi sasaran. Selain itu, pembangkit listrik Ras Kathib juga diserang. Baqaei menggambarkan serangan-serangan ini sebagai tindakan yang merugikan ekonomi dan infrastruktur umum, serta merendahkan martabat rakyat Yaman.

Ia menyerukan Dewan Keamanan PBB untuk segera bertindak menghentikan kelambanan mereka dalam menghadapi kejahatan yang dilakukan oleh rezim Israel terhadap rakyat Yaman. Baqaei menekankan bahwa kekebalan hukum yang terus-menerus dinikmati oleh Israel merupakan faktor utama yang mendorong agresi dan kekejaman yang dilakukan oleh pihak tersebut.

Support us — there's a special gift for you.
Click here: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

Selain itu, ia menyoroti bahwa semua pemerintahan di kawasan dan sekitarnya memiliki tanggung jawab moral dan hukum untuk menentang genosida di Palestina. Mereka juga diminta untuk meminta pertanggungjawaban pejabat Israel atas kejahatan yang dilakukan selama serangan-serangan tersebut.

Serangan Israel terhadap Houthi terjadi antara Minggu (6/7/2025) malam hingga Senin (7/7/2025) dini hari. Ini merupakan serangan pertama yang dilakukan oleh Israel terhadap Houthi setelah menjalin gencatan senjata dengan Iran. Gencatan senjata ini terjadi setelah perang Israel-Iran yang berlangsung selama 12 hari.

Menurut informasi yang beredar, serangan Israel ini disebut sebagai balasan atas peluncuran tiga rudal balistik Houthi ke Israel setelah gencatan senjata. Hal ini menunjukkan bahwa konflik di kawasan masih sangat rentan terhadap eskalasi, terlepas dari upaya-upaya perdamaian yang dilakukan.

Tantangan dan Dampak bagi Rakyat Yaman

Serangan-serangan yang terus-menerus terhadap Yaman tidak hanya merusak infrastruktur, tetapi juga memengaruhi kehidupan sehari-hari rakyat setempat. Pembangkit listrik yang diserang dapat mengganggu pasokan energi, sedangkan pelabuhan dan fasilitas penyimpanan makanan yang menjadi target dapat menyebabkan ketidakstabilan pangan.

Dampak jangka panjang dari serangan-serangan ini bisa sangat besar, terutama jika tidak ada intervensi dari komunitas internasional. Rakyat Yaman yang telah lama mengalami krisis kemanusiaan akan semakin terpuruk akibat serangan yang terus-menerus.

Upaya untuk Menjaga Kedamaian

Meskipun terdapat upaya gencatan senjata, situasi di kawasan tetap rentan terhadap konflik. Oleh karena itu, penting bagi negara-negara di kawasan dan dunia internasional untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang lebih damai dan stabil. Peran organisasi seperti PBB dan lembaga-lembaga internasional lainnya sangat penting dalam menengahi konflik dan melindungi hak asasi manusia.

Pernyataan-pernyataan dari Iran dan negara-negara lain menunjukkan bahwa isu-isu kemanusiaan dan keamanan regional harus menjadi prioritas utama. Tanpa adanya komitmen yang kuat, potensi konflik akan terus meningkat, dan dampaknya akan dirasakan oleh banyak pihak.