Respon Gen Z ke Pemakzulan Wapres Gibran: Gerakan Purnawirawan TNI Sebagai Manuver Politik

Respon Gen Z ke Pemakzulan Wapres Gibran: Gerakan Purnawirawan TNI Sebagai Manuver Politik



, JAKARTA – Tokoh muda Gen-Z, Arwin Welhalmina mulai gerah dengan isu pemakzulan Wakil Presiden
Gibran Rakabuming Raka
yang tengah digulirkan oleh purnawirawan atau pensiunan jenderal TNI.

Dia menilai apa yang disampaikan
purnawiran TNI
bukanlah bagian dari proses demokrasi yang sehat, tetapi bentuk manuver politik.

Arwin mengatakan ada sejumlah pihak yang belum menerima kenyataan kekalahan pada Pilpres 2024 lalu.

“Semua orang tahu, isu pemakzulan ini tidak berdiri di ruang hampa. Ini jelas manuver politik kekuasaan dan perlu dicatat, sosok seperti Fahrul Razi yang getol mendorong wacana ini adalah bagian dari tim sukses capres yang kalah. Jadi, kami tahu motifnya ke mana,” kata Arwin, Sabtu (7/6).

Menurutnya, dalam pemilihan presiden sudah sangat jelas bahwa Prabowo-Gibran sebagai pemenang sah secara konstitusional.

Semua tahapan dan mekanisme pemilu sudah dilalui sesuai aturan yang berlaku di Indonesia. Bahkan, ketika hasil Pilpres digugat ke Mahkamah Konstitusi, keputusan akhir justru menguatkan kemenangan Prabowo-Gibran.

“Putusan MK adalah final dan mengikat. Prabowo dan Gibran sudah sah sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Jadi, narasi pemakzulan ini sama sekali tidak berdasar secara hukum,” lanjutnya.

Arwin sebagai generasi penerus bangsa merasa keprihatinan atas munculnya isu-isu seperti ini yang mencerminkan tradisi politik kebencian.

Dia membeberkan saat ini yang dibutuhkan bangsa adalah rekonsiliasi dan konsolidasi kekuatan nasional untuk kemajuan Indonesia.

Menurutnya, polarisasi lanjutan yang memecah belah sesama anak bangsa sudah tidak lagi mempan meski menggaungkan isu pemakzulan Gibran.

“Kalau hari ini setiap kekalahan dibalas dengan isu pemakzulan, lalu kapan bangsa ini bisa dewasa dalam berdemokrasi?” ujarnya.

Dia menjelaskan hal itu bukan hanya tidak sehat, tetapi juga memberi contoh buruk bagi generasi muda.

“Kita tidak sedang mewarisi tradisi politik yang berkelas, tapi malah memelihara kebencian yang bisa merusak persatuan,” ungkapnya.

Dia menegaskan sebagai Gen-Z yang peduli masa depan republik ini, dirinya ingin mewarisi politik yang sehat, bukan warisan konflik dan dendam yang tidak kunjung selesai.

“Mari kita jaga demokrasi dengan akal sehat, bukan amarah tidak berkesudahan,” pungkas Arwin.

(mcr8/jpnn)