Berita  

Reog Ponorogo Dinikmati Segala Usia Tanpa Stigma Negatif

Reog Ponorogo Dinikmati Segala Usia Tanpa Stigma Negatif

PONOROGO NEWS– Seorang seniman Reog Ponorogo yang juga anggota DPRD, Agung Prayitno mengakui bahwa perkembangan Reog sudah sangat baik. Stigma negatif di masa lalu kini telah hilang.

Salah satu isu terkait Jathil Lanang yang dahulu dikaitkan dengan Gemblak yang melakukan aktivitas homoseksual dengan para warok.

Di masa kini, penari Jathil Lanang yang pernah hilang (karena adanya prasangka negatif) kini muncul kembali dan mulai diterima oleh masyarakat.

Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

Dalam penjelasannya, Agung menyampaikan bahwa pada tahun 1980, pertunjukan Reog hanya memiliki satu pembarong, dua penari jathil, dan satu bujangganong. Namun kini, dalam satu kali pertunjukan Reog terdapat lebih dari tiga pembarong, puluhan jathil, dan bujangganong.

“Berbeda dengan masa saya menari jathil pada tahun 1980-an dalam pertunjukan reog. Hanya terdapat satu pembarong, dua penari jathil, dan satu bujangganong, sedangkan yang lainnya adalah pengrawit dan senggak,” kata Agung.

Mengenai bahan Reog, dulu memakai kulit harimau tetapi sekarang menggunakan kulit sapi.

Selanjutnya, Reog Ponorogo sebagai identitas masyarakat Ponorogo yang memiliki nilai karakter yang kuat, kini telah bebas dari hal-hal negatif.

Termasuk cerita bahwa Reog adalah kesenian yang berkaitan dengan minuman keras, hal tersebut mulai menghilang.

“Reog Ponorogo kini telah lepas dari narasi sebagai kesenian yang dikaitkan dengan minuman keras dan hal-hal negatif,” katanya.