Renungan Harian: “Kalahkan Kejahatan dengan Kebaikan” – Senin, 16 Juni 2025

Renungan Harian: “Kalahkan Kejahatan dengan Kebaikan” – Senin, 16 Juni 2025


Renungan Harian Katolik Suara Pagi


Bersama Pastor John Lewar, SVD


Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz


STM Nenuk Atambua Timor – NTT


Senin, 16 Juni 2025


Hari Biasa Pekan XI


2Kor. 6: 1-10; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; Mat. 5:38-42


Warna Liturgi Hijau


Kalahkanlah Kejahatan dengan Kebaikan

Ketika masih kecil, saya diajari oleh kedua orangtuaku, begini: ”kalau orang berbuat kasar terhadapmu, jangan melawan, bahkan ditempeleng pun tidak boleh menantang.

Bila diperlakukan seperti itu, katakanlah”terimakasih”. Sebagai anak kecil, saya mengamini saja ajaran kedua orangtuaku.

Begitu beranjak dewasa, saya tetap mengingat pesan mereka, sehingga sampai sekarang saya jalani itu dengan sungguh-sungguh.

Saya tidak pernah membalas dendam. Inilah nilai hidup kristiani yang baik dan benar, diwariskan oleh kedua orangtuaku sebagai pedoman atau pegangan dalam hidupku. Mereka menghendaki agar saya tidak menjadi serigala bagi sesama.

Hukum balas dendam masih sering terdengar bahkan terjadi di tengah dunia kita sekarang ini. di mana-mana terjadi perselisihan dan percecokan di antara sesama warga masyarakat bahkan dalam keluarga sendiri. Semua itu, tidak pernah tuntas.

Sebenarnya hal seperti itu sudah bukan tempatnya bagi manusia yang beradab. Bukankah itu hukum rimba, seperti yang dilakukan oleh makluk yang tidak berakal budi. Berhadapan dengan hal ini, Yesus sungguh bersikap tegas. Ia menentang hukum balas dendam.

Ia mengajarkan supaya kita tidak membalas setiap perbuatan buruk dan jahat. Ia sendiri tidak pernah membalas dendam meskipun dihina dan disiksa.

Ia memberikan contoh supaya membalas kejahatan dengan berbuat kebaikan dalam terang dan semangat kasih(Mat. 5:38-42). Itulah kasih sejati yakni memberikan yang terbaik kepada orang lain. Yesus telah melakukannya untuk kita semua.

Mencintai musuh tidak gampang dan juga tidak mudah dilaksanakan, rasanya berat. Ketika kita mendengar kata-kata Yesus: “Janganlah melawan orang yang berbuat jahat kepadamu”, telinga kita tampaknya ingin tuli. Ketika hendak membaca kata-kata tersebut, mata kita maunya tertutup. Hati kita rasanya menolak, tidak setuju, protes, jengkel bahkan marah besar.

Tidak dapat disangkal bahwa dalam dunia yang semakin indiviidualistik dan egosentris, hukum mata ganti mata, gigi ganti gigi lebih banyak peminatnya ketimbang hukum balaslah kejahatan dengan kebaikan.

Membalas kejahatan dengan kejahatan tidak akan menyelesaikan soal, malah memperkeruh masalah. “Api disulut dengan api akan membuat api menjadi semakin besar. Demikian pula api kejahatan dibalas dengan api kejahatan akan menjadikan masalah semakin parah”.

Berhadapan dengan kenyataan yang tidak mudah ini, apa yang harus kita lakukan? Sebagai pengikut Kristus, kita diajak untuk bersikap lebih dari batas-batas kebiasaan, lebih dari batas-batas kewajaran, lebih dari batas-batas kemanusiaan dalam hal berbuat baik dan menghindari diri terhadap hal-hal negatif atau jahat.

Santu Paulus berucap:” Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, lakukanlah yang baik terhadap semua orang.

Jangan kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan” ( Roma 12: 17.21). Banyak tindakan kasih yang mendatangkan berkat bahkan pertobatan dari pihak yang berbuat jahat. Dengan demikian, lewat perbuatan kasih kita, orang lainpun dapat mengalaminya.

Beranikah kita menghadapi dengan kasih, mereka yang suka menjengkelkan kita, mereka yang menyakitkan hati atau bahkan yang memfitnah kita?


Doa:

Ya Allah Bapa kami yang Mahabaik, rahmatilah kami dengan kuasa Roh Kudus agar kami selalu mengutamakan kelemahlembutan dalam menghadapi setiap persolaan dan ketidakadilan yang terjadi. Semoga kami tidak membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi mengalahkan kejahatan dengan kebaikan…Amin.

Sahabatku yang terkasih. Selamat Hari Senin. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus…Amin


Pastor John Lewar SVD