Upaya Negosiasi Tarif Impor 32 Persen oleh Amerika Serikat dengan Indonesia Masih Berlangsung
Tim negosiasi yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto masih berada di Amerika Serikat untuk membahas tarif impor sebesar 32 persen yang diberlakukan pemerintah AS terhadap barang-barang dari Indonesia. Proses negosiasi ini sedang berjalan dan diharapkan mampu menghasilkan kesepakatan yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Pihak Istana Presiden tetap optimistis bahwa upaya negosiasi tersebut akan membuahkan hasil positif. Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menyampaikan bahwa tim Indonesia terus berupaya melakukan komunikasi dengan pihak AS agar kebijakan tersebut dapat ditinjau kembali. “Indonesia berharap kebijakan pemerintah AS dapat ditinjau kembali, sehingga memberikan keuntungan bagi perdagangan kita,” ujar Prasetyo.
Prasetyo juga menyangkal adanya hubungan antara kebijakan tarif impor 32 persen AS dengan keikutsertaan Indonesia dalam BRICS. Ia menegaskan bahwa tidak ada kaitan antara kebijakan tersebut dengan partisipasi Indonesia dalam forum BRICS. “Kalau menurut pendapat kami sesungguhnya tidak ada (kaitan dengan BRICS). Sebab, jika diperhatikan, kebijakan AS itu hanya berlaku untuk Indonesia,” tambahnya.
Untuk memperkuat posisi negosiasi, Prasetyo menyebut kemungkinan Presiden Joko Widodo akan bertemu langsung dengan Presiden AS Donald Trump. Meski demikian, ia belum bisa memastikan kapan pertemuan tersebut akan dilaksanakan. “Belum diatur jadwalnya,” ujarnya. Yang jelas, pihak Istana berharap adanya pertemuan antara Presiden Jokowi dan Trump dalam rangka memuluskan proses negosiasi.
Pada Rabu (9/7) waktu setempat, tim negosiasi Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Amerika Howard Lutnick dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer di Washington. Dalam pertemuan tersebut, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa timnya sedang berupaya mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan. “Indonesia dan AS memiliki pandangan yang sama mengenai sifat progresif dari perundingan kami,” kata Airlangga.
Airlangga menekankan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara pertama yang disetujui AS untuk melanjutkan perundingan tarif. Menurutnya, kelanjutan perundingan ini mencerminkan komitmen kuat kedua negara untuk menjaga hubungan perdagangan bilateral yang erat.
Manuver Filipina dalam Menghadapi Tarif Impor AS
Sementara itu, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr akan mengunjungi AS pada 20–22 Juli. Pertemuan ini terkait dengan kebijakan tarif impor 20 persen yang dikenakan AS terhadap barang-barang dari Filipina. Duta Besar Filipina untuk Amerika Serikat José Manuel Romualdez menyebut bahwa Marcos Jr akan bertemu dengan Trump dan sejumlah menterinya.
Sejak Marcos menjabat pada tahun 2022, Manila dan Washington telah memperdalam kerja sama mereka. Kedua negara juga menolak klaim Beijing di Laut Cina Selatan. Dengan kunjungan ini, Filipina berharap dapat menyelesaikan masalah tarif impor yang memengaruhi hubungan dagang antara kedua negara.