Priangan Insider –
Paris Fashion Week 2025 sekali lagi jadi sorotan industri fashion global, tetapi tidak hanya berkat busana haute couture, gerakan spektakuler para model di catwalk, dan deretan lampu kilat kamera tanpa akhir.
Di belakang kemegahan tersebut, terdapat aspek tidak kelihatan tapi penting: wangi parfum yang membalut para model ternama.
Aroma di belakang panggung tak hanya sebagai penambah gaya, tetapi juga menjadi elemen dalam ritual pribadi yang berfungsi untuk membangun kepribadian, mengatur emosi, dan mencapai kinerja terbaik ketika tampil di catwalk.
Aroma Yang Tak Terlihat Di Kamera Namun Dirasakan Dalam EnergiAura
Suatu fakta yang kurang dikenal oleh masyarakat umum adalah bahwa hampir semua model memiliki wewangi pilihan mereka sendiri yang senantiasa mereka bawa ke area belakang panggung.
Wangi ini tidak diciptakan untuk ditampilkan, tetapi lebih kepada dinikmati dengan pribadi. Dalam keramaian bergantian baju dengan cepat, arahan ketat dari direktur mode, serta atmosfer yang sangat sibuk, sekali semprotan parfum dapat menjadi keseimbangan emosional.
Banyak model bahkan berpandangan bahwa parfum adalah seperti “perlindungan” yang melapisi tubuh mereka sebelum tampil di depan ribuan pasang mata.
Bahkan beberapa model profesional merasa tidak dapat menampilkan performa terbaiknya tanpa menyemprotkan wewangian favorit mereka.
Ini lebih dari sekedar kebiasaan; itu menjadi elemen penting dalam persiapan mental. Seperti halnya seorang aktris yang menembus peran, para model memilih wewangian sebagai cara untuk masuk ke “mode pertunjukan” mereka.
Parfum Khusus Menjadi Benda yang Paling Diincar di Belakang Panggung
Paris Fashion Week kali ini menunjukkan perubahan trend di industri parfum. Dahulunya, merk-merk populer-lah yang mengambil alih panggung, namun saat ini malah brand-brand eksklusif yang sedang berada di puncak popularitas.
Beberapa nama seperti Maison Francis Kurkdjian, Byredo, Diptyque, Le Labo, hingga Ex Nihilo mulai muncul di tengah koleksi makeup kit dan alat-alat gaya rambut.
Sepertinya model seperti Anok Yai dan Vittoria Ceretti menggemari wewangian yang kuat namun masih memiliki jejak kelembutan, misalnya campuran amber dan jasmine, atau oud dengan petunjuk citruss.
Wajah-wajah baru yang tampil di jalur peragaan memilih parfum dengan ciri khas yang jelas, tapi masih terasa segar dan bisa menyesuaikan diri dengan berbagai suasana hati, misalnya seperti kombinasi dari kayu sandal dan musk putih.
Menariknya, seringkali para model menggunakan metode layering pada parfum mereka. Ini berarti bahwa dengan menggabungkan dua hingga tiga jenis wewangian sekaligus, mereka dapat menciptakan sebuah sentuhan khas yang sungguh unik dan pribadi.
Ini menggambarkan arah baru dalam industri parfum: bergerak menjauh dari fokus pada satu wangi saja, menuju pembuatan identitas pribadi lewat formula aromatik yang diciptakan sendiri.
Perfum Sebagai Pelengkap Gaya dan Perk aura Desainer
Tak cuma para pemodel saja yang memperhatikan wangi-wangian. Banyak brand fashion saat ini mengintegrasikan parfum ke dalam narasi merek mereka.
Bahkan beberapa perancang busana menyemprotkan wewangi khusus di area belakang panggung atau mengintegrasikan aromanya ke dalam material pakaian agar menciptakan suasana yang sejalan dengan konsep koleksinya.
Sebagai contoh, pertunjukan bertema hutan fantasi akan disertai dengan wangi resin pohon cemara, tanah yang lembab, serta dedaunan baru.
Koleksi dengan tema futuristis mungkin akan memakai wangi logam, oksigen segar, atau sentuhan aromatik yang terkesan bersih tapi elegan.
Melalui metode ini, parfum tidak hanya berperan sebagai tambahan personal saja. Ini menjadi elemen integral dalam jati diri koleksi, mengambil peran sebagai tanda pengenal tersembunyi dari seluruh cerita yang diusung oleh sang desainer saat dipentaskan.
Dunia Fashion dan Parfum: Koneksi yang Tidak Dapat Diabaikan
Tren yang terlihat jelas di Paris Fashion Week 2025 adalah semakin meleburnya dunia mode dan dunia parfum. Keduanya tak lagi berjalan di jalur terpisah.
Saat ini, parfum dianggap sebagai elemen penting dari bahasa gaya busana. Parfum menyampaikan pesan melalui aroma halus tetapi memiliki pengaruh besar. Meskipun tidak dapat direkam dengan kamera, efeknya dapat dirasakan oleh semua orang di dekat jalur catwalk.
Bahkan beberapa model mulai bekerja sama dengan para pembuat parfum guna menghasilkan wangi unik milik mereka masing-masing.
Bukan ditujukan untuk penjualan, namun untuk menguatkan personal branding. Hal ini menunjukkan bahwa parfum lebih dari sekedar produk kecantikan; itu adalah ungkapan diri yang asli.
Aroma Di Balik Layar: Ikona Ketenangan dalam Keriuhan
Yang tampak di depan panggung mungkin nampak glamour dan teratur, tetapi dibalik layar itu justru sebaliknya: kilat, berantakan, dan dipenuhi stres.
Di sela-selsa hal tersebut, bau menjelma sebagai tempat perlindungan. Ini adalah area pribadi yang hanya dapat dialami oleh penggunanya.
Inilah sebabnya para model menilai parfum sebagai hal yang sangat penting. Ini merupakan bentuk proteksi, kepercayaan diri, serta jati diri yang disimpan secara pribadi saat tampil di depan umum.
Paris Fashion Week menunjukkan sesuatu: aroma berperan penting dan kerap diabaikan dalam industri fashion.
Dia tak tampak di depan kamera, tetapi merupakan elemen utama dalam keberadaan setiap model. Ketika gaun haute couture mengibas di sepanjang jalur peragaan, meski tidak kelihatan, wangi tersebut turut serta bergerak dengannya. (***)