– Permasalahan yang terjadi di berbagai wilayah dunia menjadi perhatian Pusat Kerja Sama Internasional (Puskersin) TNI. Dalam situasi ketegangan geopolitik yang meningkat, Puskersin TNI mengadakan Rapat Koordinasi Teknis Kerja Sama Internasional (Rakornis Kersin) TNI Tahun Anggaran 2025. Acara yang berlangsung di Aula Bhinneka Eka Bhakti, Cilangkap, Jakarta Timur pada Rabu (6/8), menekankan relevansi diplomasi militer dalam kondisi global saat ini.
Oleh karena itu, Kepala Puskersin TNI Laksamana Pertama TNI Donny Suharto menetapkan temaMenyusun Langkah Strategis Diplomasi Jangka Menengah untuk TNI dalam Perubahan Geopolitik dan Geostrategi yang Terjadi Saat Inidi dalam rakornis tersebut. Ia berharap forum strategis itu menjadi wadah untuk memperkuat arah dan langkah diplomasi pertahanan Indonesia di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik global yang menjadi perhatian banyak pihak.
Dalam pernyataan resmi yang disampaikan kepada para jurnalis, Donny menegaskan bahwa diplomasi militer merupakan cerminan dari kehormatan sebuah bangsa. Ia menekankan bahwa dalam situasi persaingan antar kekuatan besar dan ancaman non-tradisional, TNI harus mampu menyampaikan kepentingan nasional melalui jalur kerja sama internasional yang kuat, bermartabat, dan strategis. Oleh karena itu, diplomasi militer memiliki peran yang sangat penting.
Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
“Kami hadir bukan untuk menakuti, melainkan memperkuat perdamaian. Kami berdiri bukan untuk mengancam, tetapi menjaga martabat bangsa,” ujar Donny.
Perwira tinggi (pati) bintang satu TNI AL yang menjabat sebagai kepala Puskersin TNI sejak September 2024 terus berupaya mengambil langkah strategis untuk memperkuat jaringan diplomasi pertahanan Indonesia. Salah satunya adalah dengan memimpin pelaksanaan Military Attaché Gathering 2024 yang menghadirkan atase pertahanan dari negara-negara mitra bersama para pelaku industri pertahanan di Indonesia.
Selain itu, Donny juga memperkuat komunikasi dengan beberapa mitra strategis dan aktif dalam mempromosikan partisipasi TNI di berbagai forum. Dalam kepemimpinan penerima penghargaan Tri Sakti Wiratama dari Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan 1996 ini, Puskersin TNI terus menjalankan peran yang lebih penting dalam menyelaraskan diplomasi militer Indonesia. Ia menekankan bahwa Indonesia membutuhkan individu dengan wawasan global yang memiliki jiwa merah putih.
“Indonesia memerlukan individu-individu tangguh, memiliki wawasan global tetapi memiliki jiwa Merah Putih. Kalian adalah pahlawan masa kini, penjaga peradaban yang menjadi jembatan antara diplomasi dan pertahanan,” kata Donny.
Support us — there's a special gift for you.
Click here: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
Pada rakornis tersebut hadir dua orang narasumber dari luar TNI, yaitu Kepala Pusat Strategi Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Vahd Nabyl A. Mulachela serta Pakar Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran Teuku Rezasyah. Nabyl menekankan betapa pentingnya keterpaduan antara kekuatan militer dan diplomasi.
Menurut Nably, tantangan di tingkat regional yang semakin rumit memerlukan koordinasi yang baik antara TNI dan Kementerian Luar Negeri. Terutama dalam membangun kepercayaan strategis serta menjaga posisi Indonesia sebagai negara yang dihormati oleh negara lain. Ia menyampaikan bahwa dalam era geoekonomi dan geopolitik yang saling terkait, kekuatan militer dan diplomasi tidak dapat berjalan secara terpisah.
“Kekuatan TNI dan keahlian diplomasi Kementerian Luar Negeri harus menjadi satu napas yang sama,” tambahnya.
Sementara itu, Teuku Rezasyah menekankan pentingnya peran TNI dalam menghubungkan kepentingan politik luar negeri Indonesia dengan kebutuhan stabilitas wilayah. Oleh karena itu, dia terus mendorong agar Indonesia menjalankan peran aktif sebagai negara tengah yang kompeten dengan mempercayakan TNI sebagai garda depan diplomasi pertahanan yang didasarkan pada prinsip bebas aktif dan Pancasila.
“Diplomasi militer merupakan komponen penting dalam menjaga keseimbangan dan mengurangi potensi konflik. TNI perlu menjadi teladan dalam menjaga perdamaian wilayah dengan penuh kehormatan dan martabat,” katanya.