KABAR-PRIANGAN.COM – Belakangan ini publik ramai membandingkan proyek kereta cepat Indonesia bernama Whoosh dengan Saudi Landbridge di Arab Saudi. Kedua proyek tersebut sama-sama bernilai ratusan triliun rupiah, namun memiliki jarak tempuh yang jauh berbeda. Perbedaan skala dan konteks membuat banyak orang mempertanyakan efisiensi dan arah pembangunan kereta cepat di Indonesia.
Proyek Saudi Landbridge di Arab Saudi membentang sepanjang 1.300 hingga 1.500 kilometer. Pembangunan infrastruktur ini menelan biaya sekitar Rp112 triliun dan menjadi bagian penting dari visi besar Saudi Vision 2030. Sementara itu, kereta cepat Whoosh di Indonesia hanya memiliki panjang sekitar 142 kilometer dengan biaya mencapai Rp113 triliun.
Jika dilihat dari angka, proyek kereta cepat Indonesia tampak lebih mahal meski jaraknya jauh lebih pendek. Namun, para analis menilai bahwa perbandingan ini tidak sepenuhnya seimbang karena tujuan kedua proyek berbeda. Saudi Landbridge difokuskan pada sektor logistik dan konektivitas pelabuhan, sementara Whoosh berorientasi pada transportasi penumpang antarkota.
Proyek Landbridge didanai melalui rencana jangka panjang
Dalam konteks Arab Saudi, proyek Landbridge didanai melalui rencana jangka panjang dengan manajemen utang yang dianggap efisien. Efisiensi ini didukung oleh sistem perencanaan dan pelaksanaan yang matang, serta pengawasan ketat dari pemerintah. Berbeda dengan itu, kereta cepat Indonesia Whoosh sebagian besar dibiayai melalui pinjaman luar negeri yang masih menuai pro dan kontra.
Proyek Whoosh sendiri menjadi simbol kemajuan transportasi modern di Indonesia, namun juga menghadapi kritik terkait besarnya biaya dan manfaat ekonominya. Pihak pemerintah beralasan bahwa proyek ini akan meningkatkan konektivitas antarwilayah serta mendorong pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa. Meskipun demikian, beban utang dan biaya operasional menjadi perhatian utama publik.
Perbandingan biaya proyek kereta cepat antara Indonesia dan Arab Saudi
Para pengamat transportasi menilai bahwa perbandingan biaya proyek kereta cepat antara Indonesia dan Arab Saudi tidak bisa dilihat dari jarak semata. Faktor geografis, kontur wilayah, teknologi, serta model pembiayaan memiliki pengaruh besar terhadap total biaya pembangunan. Selain itu, proyek Whoosh juga masih berada pada tahap pengembangan menuju ekspansi ke Surabaya.
Meski demikian, publik berharap agar pemerintah dapat mengelola utang dan investasi proyek kereta cepat Indonesia dengan lebih transparan dan efisien. Perencanaan jangka panjang serta manajemen keuangan yang baik menjadi kunci agar proyek ini memberi manfaat nyata bagi masyarakat. Di sisi lain, Arab Saudi dianggap sukses menunjukkan efisiensi lewat strategi pembangunan yang berkelanjutan dan terukur.
Whoosh terus dievaluasi
Kini, Whoosh terus dievaluasi untuk meningkatkan pelayanan dan memperluas rute perjalanan ke kota-kota lain. Harapannya, proyek ini dapat menjadi kebanggaan nasional sekaligus mendukung pembangunan infrastruktur berkelanjutan di Indonesia. Waktu yang akan membuktikan apakah kereta cepat Whoosh mampu menyaingi efisiensi proyek Saudi Landbridge di masa depan. (Elsi Nur Aeni/Magang)***
Sumber : Instagram @Ahquote






